Bidadari Kecil Cantik

58 4 0
                                    

"Tapi kalau lo mau gue suapin boleh ko"

Deg

Entah apa yang Ara rasakan kali ini namun seakan-akan jantungnya serasa berhenti berfungsi dan nafas nya seketika seperti di kejar anjing yang akan melahapnya. Apa maksud hati ini?

"Hahahaha"

"Kenapa ketawa? Nggk lucu"

"Tapi kalau gue bilang lo lucu gimana?"

Apa-apaan ini mengapa situasi seperti ini lantas terjadi kepada Ara?. Apa maksudnya cowo ini? Dia sadar nggk sih apa yang baru saja dia lakukan?

Ara bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Bintara "terserah lo deh!"

***

"Waduh mendung nih kayanya"

"Ara mau beli novel dulu lagi. Gimana ya?"

"Bodo amat lah, demi novel"

Ara sedari tadi hanya berjalan lurus menuju surga duniawinya. Toko buku maksudnya. Ara hanya fokus kepada iphone-nya itu tanpa sadar dunia dan isinya.

"AWASSS TRUKKK!!!"

Brakkk

Ara sontak terjatuh tergeletak

Tapi tenang saja sobat karna tokoh Ara masih diperlukan disini jadi Ara tak meninggal karna nyatanya Ara masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan.

"Ra bangun ra" orang itu menggendong Ara layaknya di sinetron-sinetron.

"Gue dimana?"

"Lo aman sama gue sekarang"

"Binta?"

"Gue Bintara bukan Binta"

"Gue sebenarnya kenapa?"

"Lo tadi galiat jalan dan hampir ditabrak truk tapi untungnya ada pangeran ganteng yang nolongin lo"

"OMG calon novel gue"

"Hmm"

"Temenin gue yu buat beli novel Bin"

***

"Apa sih yang lo cari?"

"Novel Bin. Lo suka baca?"

"Ga"

Mereka menelusuri lorong buku yang bersebrangan. Ara mengambil buku di rak atas tepat berhadapan dengan mukanya dan sontak Deg. Terlihat muka Bintara yang sedang memandangi Ara dengan bulan sabit dibibirnya. Ah manis sekali ciptaanmu Tuhan.

"Nggk usah senyum senyum"

"Kenapa gitu?"

"Gue tau gue cantik" ucap Ara sengaja

"Baguslah kalau tau"

Haduhh Ara gakuat denger perkataan itu dari mulut ciptaanmu itu Tuhan

***

Matahari sudah menyambut Ara yang masih tergeletak dikasur. Ahh rupa-rupanya Ara sedang jatuh sakit karna meningat kemarin Ara hujan-hujanan untuk pulang.

"Andai aja mamah ada disini"

"Hushh ngomong apa sih kamu Ara"

"Sudah lah Ara tidur aja"

Karna sakit Ara jadi suka mengigau sendiri. Anak malang.

Tok tok tok

Ara pelan-pelan menuruni tangga sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.

"Eh ada apa?"

"Masih sakit?" Sambil menjulurkan tangannya ke dahi Ara

"Ara baik Bin. Ayo masuk"

Ah ternyata dia Bintara yang mengunjungi rumah Ara. Lohh darimana ia tau kalau Ara sedang jatuh sakit?

Hening seketika

"Bintara mau minum apa?"

"Gausah Ra, lo masih sakit"

Tak ada henti-hentinya Bintara memandangi muka Ara yang pucat di sebrangnya. Ya duduk mereka hanya saja dibatasi oleh sebuah meja yang minimalis.

"Makasih ya Bin udah repot kesini"

"Gausah makasih"

"Kenapa gitu?"

"Karna gue ingin" senyum tipis yang terbentuk di wajah tampan Bintara sama sekali tak terlihat.

Tak udah-udah Bintara melihat Ara yang sangat pucat memakai baju biru dengan tulisan cute dan celana yang hangat serta rambut yang dikuncir satu dengan manis.

"Ra?" Ucap Bintara sangat lembut

"Iya Bin?"

"Ibu lo pas hamil suka ngapain?"

"Hmm gatau gue. Kenapa emangnya?"

"Soalnya gue mau bilang makasih ke ibu lo"

"Hah? Maksud?"

"Karna dia udah ngelahirin bidadari kecil yang cantik"

***

JFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang