Namanya Jeon Wonwoo anak tunggal dari keluarga Jeon yang terhormat, usianya 14 tahun yang terlalu muda untuk ukuran siswa SHS tingkat dua, Sipintar yang misterius adalah salah satu julukannya.
Awal memasuki sekolah menengah atas Wonwoo tidak memiliki satu temanpun dari banyaknya desas - desus di sekitar sekolah tentang Wonwoo yang misterius, jarang berbicara ,memiliki mata rubah yang akan senantiasa menatap tajam pada siapapun yang bertatap muka dengannya yang sayangnya berwajah tampan tapi tanpa ekspresi, membuat ia semakin di takuti banyak orang di sekolah maupun diluar sekolah.
Tak jarang orang - orang akan berbisik - bisik, mencemooh, bahkan membully saat Wonwoo tak sengaja berada di sekitar mereka, Tapi Wonwoo tidak pernah ambil pusing dan dengan tenang pergi tanpa menghiraukan mereka.
Sampai saatnya Wonwoo memiliki teman dalam hidupnya, namun itu tidak berjalan dengan mulus seperti apa perkiraannya, Satu persatu masalalah datang menghancurkan apa yang menjadi milik seorang Jeon Wonwoo.
Wonwoo terlihat tengah duduk di kursi memandang kearah luar jendela yang nampak lebih menyenangkan ketimbang bercengkrama dengan teman - temannya. Suasana kelas sangatlah bising, para siswi bergerombol dengan teman mereka untuk sekedar bertegur sapa atau mengobrol seperti sekumpulan siswi di seberang sana.
"Dia itu tampan tapi tatapan tajamnya itu membut ku takut."
"Iya benar, dia juga pintar sayang sekali yah."
"Dia tidak punya teman karena tampan dan pintar ,itu sebabnya banyak yang membencinya karena sombong."
"Kau benar Minzy-ah, sayang sekalinya dia seperti itu."
Wonwoo nampak tak perduli dengan bisik - bisik itu, menurutnya itu sama sekali tidak penting untuk di renungkan toh mau punya teman atau tidak takan merubah apapun, tapi jika dipikir lagi apa mengurusi hal yang tidak penting seperti ini membuat mereka kenyang atau uang jajan mereka bertambah kan tidak.
Ia beranjak dari duduknya, nampak bosan dengan segala ocehan teman - teman sekelasnya yang tidak bermutu itu, dengan langkah pelan Wonwoo memasang earphone kesayangannya lalu menyetel musik dengan volume yang tidak sama sekali pelan walau tidak terdengar sampai keluar dari jangkauan telinganya.
Langkah kakinya ia bawa keluar kelas dengan tanpa arah tujuan, sesekali matanya melirik sekitar koridor sekolah yang lengang karena jam pelajaran masihlah berlangsung. Wonwoo terus berjalan sampai tak terasa langkahnya ia bawa menaiki tangga menuju atap sekolah.
Namun tiba - tiba Wonwoo memelankan langkahnya saat memijak satu persatu anak tangga, perasaannya mengakatan bahwa ia tengah di ikuti seseorang, tapi bukan ini lebih dari satu orang. Walau musik yang ia dengar begitu kencang tetap saja ia masih peka akan sekitarya. Wonwoo mengabaikan orang - orang yang megikutinya itu tanpa curiga.
Sesampainya di atap Wonwwo sengaja tidak mengunci pintuya agar orang - orang yg mengikutinya itu ikut masuk, dan benar saja ketiga orang yang mengikuti Wonwoo itu masuk tanpa suara sedikitpun.
Wonwoo dengan cepat membalik badannya kearah belakang tepat setelah ketiga orang itu akan mendekatinya yang tengah berada di sisi tembok pembatas.
Dapat Wonwoo liat ketiga orang itu berjengit kaget karena tindakannya yang tiba - tiba berbalik, Wonwoo pun merasakan hal yang sama karena tidak berpikir bahwa tindakannya itu membuat kaget para siswa di hadapannya itu.
"Kalian menguntit ku?" tanya Wonwoo to the point dengan ekpresi datar andalannya. Namun tidak ada jawaban, Wonwoo menatap was - was saat salah satu dari mereka mulai melangkah maju mendekat kearahnya.
Wonwoo mundur perlahan agar tidak terlihat kalau ia merasa terancam, heol siapa yang tidak takut kalu di ikuti oleh dua siswa bertubuh besar dan tinggi walau tinggi pria itu tak melebihi tinggi tubuh Wonwoo dan satu pria berbadan mungil. Di kuntit sampai ke atap sekolah di tambah lagi di sini sepi kecil kemungkinan ada orang yang menolongnya jika terjadi sesuatu, walaupun ada mereka mana peduli pada Wonwoo.
Siswa itu semakin mendekat dengan pandangan yang terus menatap kearah Wonwoo yang di balas dengan tatapan tajam oleh Wonwoo. Siswa itu tersenyum lalu menjulurkan lengannya setelah berdiri di hadapan Wonwoo, Wonwoo yang merasa linglung pun memandang uluran lengan siswa di hadapannya itu.
"Nama ku Lee Seokmin." ucap siswa itu masih dengan senyuman bulan sabit miliknya, "Dan itu Kwon Soonyoung dan Lee Jihoon." lanjutnya.
Wonwoo melongo ,apa - apan dengan orang - orang ini baru saja menguntit sampai keatap sekolah lalu tersenyum aneh sambil menjulurkan lengannya memperkenalkan diri beserta teman - temannya. Wonwoo merasa aneh dengan itu namun tak lama membalas menjabat lengan sosok siswa bernama Lee Seokmin itu.
"Jeon Wonwoo." singkat ,padat, dan menyebalkan dan itulah seorang Jeon Wonwoo. Tak lupa juga menjabat tangan Soonyoung dan Jihoon yang baru saja mendekat.
Seokmin hanya terseyum memaklumi bagaimana sikap Wonwoo yang begitu dingin karena itu semua sudah menjadi rahasia publik.
"Maaf mebuat mu takut Wonwoo -ssi kami hanya penasaran kamu pergi kemana, ternyata kau suka kesini." ucap Soonyoung remaja bermata sipit itu mulai berbicara.
"Hanya atap sekolah yang tidak akan mencibir ku." Wonwoo menjawab singkat, membuar ketiga remaja berbeda tinggi itu saling pangdang karena bingung.
"Maksud mu?" itu Jihoon remaja dengan tubuh mungil di samping Seokmin. Wonwoo menghela nafas sulit ternyata dekat dengan orang seperti mereka yang cerewet.
"Mahluk - mahluk itu menjengkelkan, kalian pikir diam di dalam kelas dengan seluruh siswa membicarakan mu itu terdengar menyenangkan?" Wonwoo kembali berucap.
"Maksud mu teman - teman di kelas? Berarti kami juga." Soonyong heboh mendengar penuturan Wonwoo yang terdengar sarkas itu, Wonwoo mengedikkan bahunya acuh.
"Jika kalian merasa." lanjutnya lalu memandang kearah lain.
Jihoon yang mendengar itu mendengus karas lalu berucap "Tak seharusnya kau berkata begitu Wonwoo -ssi ,kalaupun kami sama mana mungkin kami sudi mengikuti mu." tak kalah sarkas.
Wonwoo tersenyum remeh, menoleh kearah Jihoon yang tengah menatapnya menantang "Senang bertemu dengan kalian ,tapi jangan ikuti aku lagi." lalu setelah itu Wonwoo pergi meninggalkan Jihoon, Seokmin dan Soonyoung yang tercengang tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Master Devil
De Todo[Update kalo inget 😁] Aku normal(?) tapi itu menurut ku beberapa waktu lalu sebelum dia datang menarik dan mengikat ku oleh segala perjuangannya untuk mendapatkan ku.-jww Tidak ada yang tidak bisa Aku lakukan, termasuk menjerat Mu kedalam segala p...