New Friend's

177 14 0
                                    











Wonwoo side

Suasana kelas yang ramai kini berubah menjadi sepi dan sedikit gelap, sepertinya bel pelajaran terakhir telah berbunyi, Ku angkat lengan ku yang tersemat jam tangan untuk sekedar memastikan jam berapa sekarang.

Ya benar bel pulang telah berbunyi, jam di tangan ku menunjukan pukul 04:46 pm dan seperti dugaan ku bel pulang sudah berlalu kurang lebih satu jam yang lalu.


Hah satu jam yang lalu?


"Gawat bisa kena omel eomma kalo begini jadinya."

Akupun berjalan terburu - buru masuk kedalam kelas lebih dalam untuk mengambil tas ku yang sialnya berada di sudut ruangan.

Ku edarkan pandangan ku kepenjuru kelas dan aku mendapati dua tas lagi di sini yang mungkin milik dua dari ketiga orang yang mengikuti ku tadi.

Setelah berkemas akupun bergegas pulang, bisa - bisa kena marah eomma kalau aku kedapatan pulang terlambat.

Langkah ku mulai keluar dari area kelas lalu menapaki koridor yang sepi.

"Lebih baik suasananya sepi begini ketimbang banyak orang ,karena mereka semua memuakan." gumam ku sembari terus bejalan menyusuri koridor.



















Sesampainya di rumah aku segera manaiki tangga menuju kamar ku yang berada di lantai dua. Maksud ingin cepat sampai agar eomma tak menyadari bahwa aku pulang terlambat.

Namun dewi portuna tidak berpihak pada ku, belum juga sampai di anak tangga terakhir eomma sudak berteriak di depan anak tangga pertama.

"Yak anak nakal darimana saja kau hah~ jam segini baru pulang?" tanya eomma sembari menenteng spatula, sepertinya eomma sedang memasak.

Akupun berbalik dan terkekeh sembari menggaruk tengkuk ku yang sama sekali tidak gatal itu.

"Hehe.. Aku mendapat tugas tambahan eomma, jadi aku pulang terlambat." bohong ku, tentu saja karena aku membolos pelajaran terakhir tadi ke atap sekolah.

"Ya sudah cepat mandi, lain kali kabari eomma kalau memang akan pulang terlambat, eomma khawatir sejak tadi." peringat eomma lalu meninggalkan aku yang masih betah berdiri di anak tangga.







Setelah mandi aku cepat - cepat turun untuk makan malam, eomma sejak tadi sudah berterik memanggilku.

Aku menjadi heran kenapa perempuan senang sekali berteriak, apa mereka tidak lelah?

Sesampainya di ruang makan aku melihat dua pria dewasa yang duduk saling berhadapan di meja makan.

Tentu saja aku kenal dengan salah satu pria itu yang tak lain adalah appa ku, tapi tidak untuk pria satunya lagi yang duduk membelakangi ku.

Aku menghampiri meja makan, mereka terdengar mengobrol ringan dan sesekali tertawa.

"Maaf membuat kalian menunggu." ucap ku sesampainya di meja makan, kemudian mengambil tempat tepat di samping pria yang sedang mengobrol dengan appa itu.

Namun tidak ada jawaban akupun lantas mendongak menatap kedua pria tadi dan terkejut bukan main.

"Jisoo hyung!" kaget ku lalu berhambur memeluk pria asing tadi yang ternyata adalah hyung ku.

Jeon Jisoo itu adalah kaka ku, anak pertama dari keluarga Jeon. Ia balas memeluk ku dan mengusap kepala ku.

"Kenapa baru terlihat? Hyung dari tadi mencari mu." protes Jisoo hyung lalu melepas pelukan kami.

"Maaf hyung, tadi ada pelajaran tambahan jadi ku pulang terlambat." lagi - lagi aku berbohong.

Ia manggut - manggut tanda mengerti dan eomma kembali berucap.

"Sudah - sudah nanti saja mengobrolnya, makanannya keburu dingin."

Kami pun makan dengan tenang.











Ku berbenah di dalam kamar, membereskan buku - buku yang berserakan sehabis belajar tadi. Sedang asik membereskan buku tiba - tiba pintu kamar ku di ketuk.

"Masuk!" ucap ku sedikit berteriak. Pintu pun terbuka menampilkan pucuk kepala Jisoo hyung.

"Kau sedang sibuk?" tanyanya sembari masuk kedalam kamar.

"Tidak, hanya saja aku sedang membereskan buku sehabis belajar hyung."

Jisoo hyung duduk di sisi ranjang dan menatap ku intens.

"Ada apa hyung? sepertinya penting sekali." tanya ku sembari terus membereskan buku dan menyimpannya di rak buku.

"Aku hanya ingin mengobrol dengan adik ku, apa salah?"

"Bagaimana kabar mu?" lanjutnya.

Aku terdiam sejenak.

"Hmm aku baik hyung, bagaimana dengan hyung? Ku lihat hyung gemukan pasti senang yah tinggal di LA."

"Hahaha kau ini, Aku baik dan yah LA adalah tempat orang seperti ku pantas aku bahagia." ujarnya sembari tersenyum.

Tunggu pipinya merah? Apa ia tersipu?

Sejak kapan orang di panggil gemuk senang dan tersipu?

Akupun ikut tersenyum, rasanya sudah lama tidak mengobrol begini dengan Jisoo hyung. Setelah kepergiannya 8 tahun lalu karena di usir Appa gara - gara masalah orientasinya yang menyimpang membuat Jisoo hyung di asingkan ke luar negri.

"O ya, sekolah di Myunjae bagaiman kau senang?" tanya nya lagi setelah terdiam beberapa saat.

"Ya begitulah, kau tau hyung aku tidak ingin sekolah di sana tapi Appa dan Eomma memaksa." keluh ku.

"Aku menjadi tidak memiliki teman dan semua membenci ku, apa bedanya sekarang dengan homeschooling?" lanjutku yang di balas usakan sayang di kepala oleh Jisoo hyung.

"Hyung akan bicara dengan Appa, siapa tau kamu bisa pindah sekolah walau kemungkinannya kecil. Kau tau kan bagaimana ambisiusnya Appa?"

Aku beranjak dari tempat ku lalu memeluk Jisoo hyung "Hyung yang terbaik." puji ku, Jisoo hyung hanya terkekeh lalu melepaskan pelukannya.

"Hyung ingin tidur di sini apa boleh?"

"Tentu saja hyung, jangan sungkan."

Kami pun mulai menaiki ranjang dan berbaring bersebelahan.

"Hyung aku jadi penasaran bagaimna kehidupan di LA, kapan - kapan hyung ajak aku kesana lah."

"Tentu kapanpun kau mau, tapi jangan kaget disana itu negara bebas." jawabnya dengan mata terpejam.

"Ish hyung bangunlah dulu! aku kan sedang bertanya." gerutu ku sembari mempoutkan bibir ku sebal. Jisoo balas menarik hidungku dengan tawa yang keras.

"Apa salahnya terbangun dan tertidur jika tetap pertanyaan mu di jawab Jeon."

Jisoo hyung beralih tidur menjadi menyamping kehadapan ku dengan satu lengan menopang kepalanya.

Aku memukul kepala Jisoo hyung lalu menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh ku.

"Terakhir kali aku bertemu dengan hyung itu saat hyung JHS dan sifat menyebalkan mu itu masih saja ada dan betah ikut bertumbuh dengan usia mu hyung." gerutu ku dalam selimut.

"Walau menyebalkan hyung mu ini sangat tampan kan." ujarnya kelewat percaya diri sembari mengguncangkan tubuh ku.

Akupun berdecih "Diamlah Jeon Jisoo! Lihat! Jam berapa sekarang hah? Aku mengantuk." lalu menghentakan lengan Jisoo hyung.

"Yak!! Siapa yang kau panggil Jeon Jisoo itu hah? Dasar adik kurang belaian." teriak Jisoo hyung dan selanjutnya asik menggelitiki pinggang ku.

Gagal sudah harapan ku untuk tidur, pasti setelah ini insomnia ku akan kambuh.



My Master DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang