Doa ruang paling sunyi
Kita tak berjeda pada pengharapan
Namun kehendak milik sang pencipta;
Jangan berhenti
Andai saja sebuah kisah dapat kuajak berbincang empat mata, aku ingin mengajaknya ke suatu kedai kopi dan memesan susu hangat di suatu petang setelah sholat isya; ingin ku tanyakan perihal kita, mengapa aku yang harus ia pertemukan denganmu menatap indahya semesta yang mencipta satu lagi ruang kenangan dalam kepala pun jingga yang akan pulang dan kembali menyugukan luka-luka pada ingatan? Mengapa harus kita yang juga ikut ia libatkan pada sekian banyak perpisahan sebelum kematian? Benar-benar aku ingin mengetahui jawabnya, karena kehilangan tak pernah sebercanda itu untuk hati yang sudah terlanjur jatuh pada jurang kenyamanan tercuram dalam hubungan yang pernah; sebatas; dan hilang
Aku sangat mengerti tiada temu yang akan kekal, tapi denganmu aku akan menjadi keras kepala hanya untuk agar kita tetap hidup walaupun telah tiada dan akan mati setelah semesta pun runtuh atas kehendak Sang-Pencipta; dalam kata-kata pada buku yang menceritakan kita dan kita biarlah mengkekalkan kau dan aku pada satu kisah yang pernah; dalam angan mereka ketika membacanya
Hingga terus saja kutuliskan tentangmu yang aku; tak ada lagi yang lebih menyayat hati saat tiba aku dan kau dapat bersanding sebagai sebuah kata, saat aku dan kau dapat saling menjaga dan berbagi cinta di tengan riuhnya larik-larik aksara, namun nyatanya tak lebih dari sebuah tanda tanya dalam kepalaku sendiri.
Atau mungkin ini adalah cara Tuhan membahagiakan diri kita masing-masing. Dengan tanpaku pun tanpamu semua akan berjalan dengan semestinya, semua akan menjadi jalan-jalan usang yang kembali menyapa dalam masalalu, hanya saja kita yang sekarang dapat memilih untuk saling jatuh, lagi, atau mencari kesempurnaan pada diri seseorang yang sejatinya tidak akan pernah kita dapatkan bahkan dalam dirinya yang berlimpah kekayaan.
Aku akan selalu siap jika itu harus kembali bersua denganmu dengan keadaan apapun bahkan jika harus kembali merayakan kehilanganmu sekali lagi dalam sandiwara senyuman yang selalu berhasil kuciptakan.
Tetapi satu hal yang harus selalu kau ingat, aku tidak akan pergi dan akan selalu menjadi rumah untuk langkahmu yang kehilangan arah. Namun tak kujanjikan rasaku tak akan beranjak ke lain hati, kekasih.
"Aku akan selalu siap jika itu harus kembali bersua denganmu dengan keadaan apapun
bahkan jika harus kembali merayakan kehilanganmu sekali lagi"