Diri Sendiri

1 1 0
                                    


Kita saling menyalahkan,

Kita saling membenarkan,

Hingga akhirnya kita saling kehilangan.



Aku sadar bahwa hubungan ini melibatkan dua hati dan dua rasa yang di mana aku pun menjadi bagian atas semua yang sudah. Aku pun salah atas kepergianmu yang begitu memilukan dan telah menepikan bagaian kecil kebahagiaan; sejenak. Memang saat semua terjadi tanpa kita duga-dugu ada rasa yang tak bisa menerima, ada ego yang salalu menolak salah bahwa kita telah berjalan dengan apa yang benar menurut diri kita masing-masing; saling menyalahkan atas keadaan dan menganggap diri sendiri terkhianati tanpa sadar bahwa kita juga perlu sejenak mengintropeksi diri sebelum sepenuhnya menyalahkan orang lain.

Aku sadar, semua orang punya caranya sendiri untuk menikmati dan menghargai hubungan mereka, namun bagaimana dengan kita? yah, kita sepertinya memang tak pernah di takdirkan meski definisi cinta adalah untuk saling melengkapi; aku telah berusaha sebaik-baiknya dan kutahu begitu pun denganmu. Mungkin. Tapi inilah yang terjadi; tawa, senyuman dan tatap mata kita kehilangan jalan pulang menuju pemiliknya yang kita. Tak ada lagi pilihan selain menerima, tak ada lagi pilihan selain kembali mencoba meski jauh didalam ruang pengharapn masih menginginkanmu seseorang yang telah memilih utuk tidak baik-baik saja dalam kisahku.

Perlahan kutelaah sebelum akhirnya kusadari bahwa bukan hanya kau yang berengsek, bukan hanya kau yang meninggalkan, bukan hanya kau yang egois, bukan hanya kau yang tak peduli, namun aku juga sama sepertimu. Tapi diluar dari semua itu setidaknya dalam dadaku masih ada rasa yang mencoba terus memperbaiki hubungan denganmu yang sudah pada akhirnya benar-benar ingin pergi; mau bagaimana lagi? seindah-indahnya senja dan sekuat-kuatnya kita menolak untuk ia tetap sama, malam akan tetap hadir membuatnya tiada, maka merelakan adalah jalan satu-satunya.

Benar kupahami setelah ini semua tak akan segampang yang orang lain katakan; aku akan berjalan dengan genap yang ganjil tanpamu, mencoba kembali berdamai pada hati yang menolak sendiri dan kembali mewarnai sepi. Hari-hari akan berbeda, embun akan terasa lebih dingin tanpa pesanmu, terik matahari akan terasa lebih panas tanpamu dan senja akan terasa lebih kejam memulangkanmu. Namun bagaimana dengan Do'a? ia masih sama; namamu masih akan mengisi bagian dari setiap rapalnya tanpa terkecuali dan tanpa karena, mengapa? Sebab sepahit-pahitnya kehilangan, mendoakan adalah sebaik-baiknya cara untuk tetap memeluk.




"Sebab sepahit-pahitnya kehilangan,

mendoakan adalah sebaik-baiknya cara untuk tetap memeluk."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bait SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang