AnN - 3

4.6K 655 67
                                    


Tujuh bulan usia kandungan Naruto.

Usia dimana bibit iblis keluar dari wadahnya.
Sasuke menghirup napas dalam dalam untuk merasakan sensasi menyenangkan dalam dadanya.

Kelahiran keturunan memiliki aroma menyegarkan bagi orang tua mereka.
Sasuke menengadah memandang bulan merah yang menghiasi langit malam.

Malam yang mengingatkan dirinya tentang penitipan janinnya bersama Sakura.

Lama Sasuke menunggu, namun aroma segar sang anak tak jua tercium oleh hidungnya.

Merasakan keganjilan pada situasi tersebut, Sasuke berjalan memasuki kastil kerajaannya.

Ia melangkah menghampiri sang istri yang sedang duduk diatas singgahsana miliknya.
Sungguh ia merasa mendapatkan pasangan yang tepat.

Cantik, kejam, egois, melakukan apapun untuk mencapai tujuannya.
Sakura memiliki gambaran sosok iblis yang sempurna dimatanya.

"Sakura, apakah kau tak mencium aroma anak kita?"

Sakura mengerutkan keningnya mendengar penuturan suaminya.

"Apa maksudmu, Anata?"

Sasuke memandang Sakura dengan tatapan tak percaya.

"Apakah kau lupa jika anak kita lahir hari ini?"

Sakura bangkit dari singgahsananya.
Ia baru ingat telah menitipkan janinnya pada manusia.

"Kau benar. Apakah anak kita Mati?"

"Sakura!"

Sakura berjengit kaget kala Sasuke berteriak dengan nada marah.
Ia lupa jika suaminya sangat menantikan hari ini.

"Aku masih merasakan detak jantungnya, apakah kau tidak merasakannya? Kau ibunya"

Sakura menggeleng lemah.
Seketika rasa takut menjalar diseluruh tubuhnya.

"Aku tak merasakannya sejak kau kembali dari desa"

Sasuke menatap tajam Sakura. Seharusnya sebagai seorang ibu, ia lebih peka terhadap tumbuh kembang sang janin.
Mereka terhubung, jadi tak mungkin ia bisa kehilangan kontak mereka.

Setiap orang tua iblis dapat mendeteksi jantung anak anak mereka agar dapat menjaga pertumbuhan janin itu sendiri.
Jika janin itu telah tiada, mereka tak dapat mendengar detak jantung sang janin.

Disini Sasuke masih mampu mendeteksi keberadaan sang janin, namun tidak dengan Sakura.

Tak mungkin janin itu bertahan tanpa peran seorang ibu.

Melihat wajah sedih sang istri, Sasuke merasa tak tega.

"Aku akan melihat anakku"

Sakura hanya mengangguk lemah.
Pandangannya kosong menatap punggung Sasuke.
Hatinya merasa gelisah akan keadaan anaknya.

Ia tak mau dicampakan jika anaknya benar benar tak bertahan hidup.
Selama ini ia terlalu memikirkan keuntungan dirinya sendiri setelah kepergian Itachi, hingga ia melupakan masalah calon anaknya bersama Sasuke.

♆ ♆ ♆

Sasuke menyusup kedalam kamar sempit  
Naruto.
Pandangan tajamnya mengarah pada pemuda yang sedang terlelap begitu damai diatas futon lusuhnya.

Kulit perut bagian atas perutnya mengintip dari celah celah anatara kaos yang terangkat sebatas bawah dada dan selimut sebatas perut atas.

Dadanya naik turun secara teratur.

Tiba tiba kewarasan Sasuke menghilang entah kemana, saat aroma menggiurkan menguar dari tubuh pemuda tersebut.

Aroma itu sangat berbahaya bagi kaum iblis.
Aroma memuja yang dapat membuat kaumnya jatuh kedalam lubang hitam tak berdasar.
Aroma iblis yang bercampur dengan aliran darah manusia.
Aroma dosa yang menyenangkan, berupa hubungan terlarang antara iblis dan manusia.

Akuma no Noroi (Kutukan Iblis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang