AnN - 7 (End)

5.2K 608 20
                                    

Mata biru Naruto tak lepas dari dua makhluk mungil yang menduduki kursi kayu disebrang meja makan.
Matanya memicing melihat tindak tanduk kedua bocah yang memiliki postur layaknya anak berusia 5 tahun.

Mereka lahap memasukan menu sarapan pagi yang dibuatnya.
Setelah teriakan syock dibangun tidur, kedua bocah itu mengaku sebagai Iryuu dan Sousuke.

Saat ia melahirkan keduanya, cahaya sangat minim menerangi kamarnya hingga ia tak begitu mengenali wajah keduanya.

Namun melihat tanda lahir dipipi dan mata biru miliknya menurun pada keduanya, terpaksa Naruto harus setengah percaya.

Bagaimana Naruto tak berpikir demikian.
Orang tua mana yang tak syok melihat anaknya tiba tiba tumbuh pesat dalam waktu semalam.

Tumbuhan saja membutuhkan proses untuk tumbuh, masa manusia tidak.

Naruto menepuk dahinya kencang saat teringat akan sesuatu.
Tentu saja ada perbedaan antara dunia Manusia dan iblis.

"Ibu, kau baik baik saja?"

Iryuu memandang sang ibu dengan wajah khawatirnya.

"Tidak ada. Ibu hanya masih belum terbiasa melihat kalian"

Iryuu tersenyum kecil. Ia tahu sang ibu pasti terkejut melihat dirinya beserta sang adik yang tiba tiba muncul dengan perubahan drastis.

"Ibu harus membiasakannya. Kami anak iblis terlahir tidak untuk menyusahkan induk kami. Tidak seperti manusia yang selalu merepotkan"

Naruto tertunduk sedih. Kenapa anaknya memiliki sifat yang jauh berbeda.

"Tapi, ibu ingin merasakan bagaimana mengurus kalian"

Naruto meremat jari jemarinya diatas pangkuannya.
Ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya menggendong anak anaknya.

Sousuke yang melihat sang ibu bersedih karena perkataannya segera turun dari kursi dan menghampiri si pirang.

Tangan mungilnya merengkuh pinggang sang ibu.
Kepalanya bersandar nyaman ditubuh bagian samping ibunya.

"Ibu jangan bersedih. Ibu tetap akan mengurus kami sampai kami besar"

Naruto melepaskan tautan jemarinya.
Tangannya mengelus lembut surai hitam Sousuke dengan lembut.

"Meski kau berbicara seperti itu dengan intonasi datar, tapi itu terdengar manis ditelinga ibu"

Sousuke mendongak menatap wajah ibunya.
Ia berusaha tersenyum tipis meski sulit untuk dilakukannya.

"Aku akan tetap disamping ibu sampai ..."

Sousuke membenamkan kepalanya dipangkuan Naruto.
Ia tak sanggup jika kehilangan sang ibu begitu cepat.

Ia tahu umur manusia dan iblis jauh berbeda. Manusia memiliki umur yang cenderung singkat dibandingkan kaumnya.

Naruto berjengit kecil saat tangan mungil lainnya melingkar dari arah berlawanan dari Sousuke.

"Aku juga ingin menemani ibu selamanya"

Naruto terkekeh kecil mendengar perkataan kedua anaknya.

"Apakah kalian sedang berlomba lomba mencari perhatian ibu?"

Kedua bocah disamping Naruto mendongak menatap wajah cerah pemuda itu dengan senyum lebarnya.

Tanpa Naruto sadari, lelaki berambut hitam kelam sedang bersembunyi dibalik   dinding rumah kayu belakang rumahnya sambil mendengar percakapan keluarga kecil tersebut.

Senyum tipisnya mengembang mendapati anaknya tak memiliki sifat iblis seperti dirinya.
Mungkin sedikit sifat buruknya tertinggal disana, namun ia berharap itu tak akan membayakan Naruto.

Akuma no Noroi (Kutukan Iblis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang