AnN - 6

4.6K 634 105
                                    


Mulmed edited by me

Sakura berlari kecil menyongsong sang suami.
Dengan wajah keruh ia menanyakan keadaan janin yang dititipkan Sasuke.

"Maaf Sakura, bayi kita tak dapat bertahan"

Sakura meremat rambutnya dengan sekuat tenaga.
Ia sangat terluka mendengar berita yang disampaikan suaminya.

"Tidak mungkin! Sasuke kau harus membunuhnya!"

Sakura melepaskan rematan dirambutnya.
Pandangannya sayu menatap wajah Sasuke.

"Kau tenang saja, aku sudah membunuhnya"

Sakura menghela napas lega dan segera memeluk Sasuke dengan erat.

"Terimakasih, aku mencintaimu"

Sasuke tersenyum kecut mendapati istrinya lebih mementingkan kehidupannya.

"Bagaimana jika kita menciptakan satu lagi?"

Sakura merenggangkan pelukannya.
Ditatapnya wajah sang suami yang memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong.

"Kau gila! Kau ingin aku menyia nyiakan nyawa demi ambisimu? Apakah kau tak peduli lagi padaku, hah!?"

Rasa sesak menghampiri dada Sasuke. Ia hanya memancing Sakura akan keinginannya.
Dengan atau tanpa ia meminta hal tersebut, Sakura tetap akan kehilangan separuh masa hidupnya.

Pasalnya jiwa janin milik Sakura yang bersatu dengan jiwa janinnya telah padam.
Kematian anak iblis dalam kandungan yang dititipkan,  sama halnya dengan istrinya yang melahirkannya.

Kecuali jika sang pemilik janin memakan jiwa wadah bayinya, maka sang istri akan kembali mendapatkan perpanjangan umurnya seperti semula.

"Lalu, bagaimana denganku? Aku juga ingin kau memberikanku penerus sebagai rasa cintamu padaku"

Sakura menggenggam kedua tangan Sasuke dengan lembut.
Pandangannya tak lepas dari wajah terluka Sasuke.
Ia tahu Sasuke terluka karena kehilangan penerusnya.

"Aku akan terus disisimu sampai akhir hayat kita. Jadi tak usah khawatir. Kau tak akan kesepian meski tanpa penerus. Soal penerus kita hanya perlu mencari jalan keluar lainnya tanpa harus membayakan diriku"

Sasuke tertawa miris. Sungguh dalam hidupnya baru kali ini merasakan kecewa yang luar biasa.

"Kau tahu dengan jelas cara lain, bukan?"

Sakura menggelengkan kepalanya cepat.
Ia tak sudi berbagi suami meski dari bangsa iblis sekalipun.

"Tidak! Aku tak menyetujuinya. Aku tak ingin kau menikahi iblis lainnya"

Sasuke melepaskan genggaman Sakura ditangannya.

"Kenapa harus bangsa iblis, bangsa Manusia lebih nikmat rasanya"

Sakura melebarkan kedua bola matanya.

"Kau tak boleh melakukannya. Aku tak suka berbagi"

"Lalu aku harus bagaimana Sakura!?"

Napas Sasuke memburu. Tatapan tajam ia layangkan pada sang istri. Habis sudah kesabarannya menghadapi keegoisan sang istri.
Dan untuk pertama kalinya ia menyesali keputusannya menikahi wanita iblis itu.

"Aku akan pergi kesungai untuk menenangkan diri"

Sasuke segera berbalik meninggalkan Sakura yang sedang mencoba mengembalikan napasnya yang terasa berat.

Ia tak menyangka jika Sasuke akan berteriak lantang dihadapannya.

♆ ♆ ♆

Dua bulan berlalu sejak pertengkaran Sasuke dan Sakura terjadi.
Selama itu pula Sasuke lebih sering menghabiskan waktu sendiri.
Mengabaikan setiap kelakuan Sakura yang semakin menjadi.

Akuma no Noroi (Kutukan Iblis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang