Friend's

75 19 3
                                    

"Oppa, apa pro mau makan?" Naidi menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah Jaemin dan juga pro –kucing oranye milik Naidi.

"Neo michioseo? Ya, kucingmu ini baru mau makan ketika aku menelpon mu." Jaemin mengarahkan kamera ponselnya pada Pro yang tengah makan di sampingnya.

Naidi menggeleng pelan, ia menoleh ke arah ruang tengah. Zihao baru keluar dari kamarnya dan menyalakan televisi.

"Nai," panggil Jaemin.

Naidi kembali menatap layar ponselnya, "wae Oppa?"Naidi tertawa kecil ketika layar ponselnya mendadak berwarna oranye dan putih.

"Hey Pro, itu ponselku. Majikanmu ada di China, berhenti mendusel di ponselku. YA!" Naidi tertawa ketika melihat tangan Jaemin yang mendorong pro menjauh dari ponselnya. "Hah, kututup dulu ya. Bye Kim."

"Bye Na Oppa," sambungan telepon dimatikan. Naidi meneguk milkshake coklat miliknya hingga habis dan meletakkan gelasnya di wastafel, mencucinya baru ia letakkan di tempatnya semula.

"Belum tidur?"

Zihao menggeleng dan melipat salah satu kakinya ke atas sofa, "kau sendiri?" tanyanya sembari menoleh pada Naidi.

Naidi meregangkan otot-ototnya, "mungkin nanti." ia mendudukkan dirinya di samping Zihao.

Tak ada percakapan di antara keduanya setelah itu, hanya terdengar suara televisi malam itu. Zihao yang fokus menonton televisinya dan Naidi yang sedari tadi bermain dengan ponselnya.

Hingga selang waktu sekitar tiga puluh menit, tepat ketika acara yang ditonton oleh Zihao selesai. Zihao melirik ketika Naidi berdiri dari tempatnya, "kenapa?"

"Hmm?" Naidi mengangkat alisnya, "ah, aku akan pergi tidur dulu." ujarnya sembari menunjuk kamarnya dengan ibu jarinya.

"Okay," Zihao mengangguk dan ikut bangkit dari duduknya, "good night Kim." ia melangkah menuju kamarnya lebih dulu setelah mematikan televisi.

"You too Li."






"Morning guys,"

Zihao dan Naidi yang tengah memakan sarapannya di meja sontak menoleh ke arah pintu utama ketika mendengar suara itu.

"Morning too Mr. He," jawab Naidi sedangkan Zihao kembali fokus pada roti coklatnya.

Xinlong mendudukkan dirinya di kursi samping kiri Naidi, ia menumpu dagunya dan menatap Naidi dan Zihao bergantian. "Kalian berangkat bersama?"

"Iya–"

"No,"

Zihao menatap Naidi yang kini meneguk susu coklat miliknya dengan tenang, sedangkan Xinlong mengangkat alisnya mendengar jawaban Naidi.

Xinlong menegakkan duduknya dan menatap Zihao, "ekhem, iya atau tidak?" ulangnya dengan sedikit dehaman.

"The answer is no Mr. He," Naidi meletakkan gelasnya.

"Kim Naidi, sudah aku bilangkan. Kita serumah dan kau bisa berangkat bersamaku," Zihao menjelaskan kembali perkataannya kemarin pada Naidi.

Tanpa menyahuti perkataan Zihao, Naidi berdiri dan menyampirkan tas sekolahnya. "Bye," gadis itu berlari keluar rumah meninggalkan Xinlong dan Zihao.

SHUT UP! {hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang