Chapter 2

3.5K 253 13
                                    

Sakura sedang duduk termenung di depan meja makan. Di atas meja makan itu terdapat sepiring omelette yang sejak tadi dibuatnya untuk sarapan. Entah sudah berapa menit gadis bersurai merah muda itu termenung sehingga omelettenya sudah tak hangat lagi.

'Kemarilah... sebentar lagi kau akan menjadi milikku.'

Kalimat yang berasal dari mimpinya semalam masih terngiang-ngiang di kepalanya. Seakan ia benar-benar mendengarnya secara langsung, bukan dari mimpinya. Entah mengapa hal itu sangat mengganggunya. Lamunan Sakura buyar ketika ponsel yang diletakkan di sebelah menu sarapannya berdering menandakan pesan masuk.

From: Ino Pig

Ohayou, Forehead. Kuharap kau tak lupa akan janjimu untuk menemaniku belanja. Kutunggu jam 10 di depan rumahku ya. See ya!

Ah, benar juga. Hari ini hari Minggu dan ia berjanji untuk menemani sahabat pirangnya belanja bulanan yang rutin dilakukan oleh para wanita penggila fashion. Setelah membalas pesan dari Ino, ia melihat jam pada layar ponselnya yang menunjukkan kalau sekarang pukul sembilan lebih dua puluh lima menit. Kemudian dengan cepat ia melahap omelettenya, membereskan piring bekas sarapannya dan bergegas menuju kediaman sahabat pirangnya itu.

.

.

.

Ketika tiba di tempat janjian mereka -lebih tepatnya tempat bertemu yang diputuskan sepihak oleh si gadis Yamanaka, Sakura sudah mendapatkan sahabat pirangnya itu lengkap dengan full face make-upnya berdiri di depan rumah sambil berkutat dengan ponselnya yang beberapa detik kemudian menoleh karena menyadari kehadirannya. Gadis yang memiliki sepasang mata aquamarine itu pun memasukan ponselnya asal ke dalam tas jinjing birunya sebelum menyapa Sakura.

"Hai, pagi Forehead."

"Pagi, Pig," balas Sakura dengan raut wajah yang datar dan kosong.

"Hei, kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu," ucap Ino sambil memperhatikan raut wajah sahabat merah mudanya itu. Sakura sedikit tersentak sebelum raut wajahnya kembali seperti biasanya.

"Ah, tidak Pig. Bukan apa-apa."

"Hontou?" pandangan Ino masih menyelidik.

"Iya, sungguh."

Sambil mendesah pelan, si gadis pirang itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hei, kau pikir kita baru saja kenal, eh? Ayolah, Sakura. Aku tahu kau berbohong."

Berbohong di depan sahabat pirangnya itu memang suatu hal yang sia-sia. Ino bisa dengan mudah mengetahui kalau ia sedang berbohong, seperti saat ini. Sakura merutuki dirinya sendiri yang tidak pandai menutupi ekspresi wajahnya. Hmm mungkin memang dirinya yang mudah sekali terbaca, eh? Entahlah. Sebelum Ino menginterogasinya lebih jauh, ia membuka suara untuk mengajak sahabatnya itu ke tempat tujuan mereka hari ini. Sengaja untuk mengalihkan pembicaraan sebelumnya.

"Pig, lebih baik kita berangkat sekarang. Kau tidak melupakan tujuanmu hari ini 'kan?"

"Okay, Sakura. Tapi ingat nanti harus cerita padaku, lho." Setelah mengatakan itu, Ino memutar tubuhnya dan berjalan menuju garasi mobil yang terletak di samping rumahnya. Sakura yang mendengar respon sahabatnya itu hanya meringis dan mengikuti Ino dari belakang. Andai saja gadis bermarga Yamanaka itu tahu kalau apa yang sedang mengganggu pikirannya tidak begitu penting. Namun, mengapa hal itu sangat mengganggumu, Sakura?

Definitely MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang