Sakura sedang terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba mata yang tadinya terpejam damai itu berkerut. Ah, sepertinya mimpi itu datang lagi. Deru nafas milik gadis itu terdengar seakan ia sedang berlari marathon. Jantungnya berdetak kencang tak karuan dan kepalanya menoleh ke sana kemari. Kedua tangannya pun mencengkeram sprei tempat tidur sampai menjadi kusut.
"Tidak!"
Bersamaan dengan teriakannya, Sakura terbangun dengan posisi duduk di tempat tidur. Gadis itu mengatur deru nafasnya lalu menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Dengan tubuh yang sedikit lemas, ia melangkahkan kedua kakinya keluar kamar, pergi menuju dapur yang berada di lantai bawah rumahnya.
Tanpa menyalakan cahaya penerangan, dirinya membuka pintu kulkas, mengambil botol berisi air dan menuangkannya ke dalam gelas yang baru saja diambilnya. Ia meneguk segelas air itu perlahan sampai habis, lalu meletakkan gelas bekas minumnya di wastafel. Meneguk segelas air telah membuatnya menjadi lebih tenang. Dan gadis itu pun berjalan untuk kembali ke kamarnya.
Saat menaiki satu anak tangga, Sakura menghentikan langkahnya. Ia merasa seperti sedang diawasi. Dengan perasaan takut, ia memberanikan diri untuk menoleh ke seluruh penjuru ruangan lantai bawah rumahnya untuk memastikan. Namun tak ada siapa pun. Dirinya merasa lega dan kembali berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Bersamaan dengan tertutupnya pintu kamar Sakura, di sudut ruang dapur butiran pasir hitam yang entah datangnya darimana berkumpul menjadi satu yang perlahan membentuk sesosok mahluk bertanduk yang memang sedari tadi telah mengawasi Sakura.
.
.
.
"Huft.... Hari ini melelahkan sekali. Ano Anko-sensei kenapa sih harus semenyebalkan itu?" gerutu Ino yang sedang duduk berhadapan dengan Sakura di bangku kantin Konoha University.
"Yah sepertinya hari ini Anko-sensei sedang bad mood. Kau tahu 'kan kalau beliau memang sering bad mood?" ucap Sakura merespons gerutuan Ino.
"Tapi kali ini sangat keterlaluan. Bayangkan saja, aku hanya ketahuan bercermin tak lebih dari lima detik dihukum untuk berdiri di depan kelas sampai pelajaran selesai. Sungguh keterlaluan."
Sakura menghela napas, "Mau bagaimana lagi? Anko-sensei itu sangat disiplin. Dan disaat kedisiplinannya bergabung dengan moodnya yang buruk, habislah sudah."
"Tapi ini sungguh keterlaluan, Sakura!" Ino masih tidak terima perihal dirinya yang dihukum karena masalah sepele.
"Okay, okay. Aku mengerti perasaanmu. Tapi kau memang nekat sekali sih. Ya sudah, kalau begitu aku akan mentraktirmu sesuatu untuk memperbaiki moodmu itu. Jadi lupakan saja hal menyebalkan itu."
Raut wajah Ino yang tadinya terlihat bad mood pun berubah setelah mendengar perkataan sahabat merah mudanya.
"Kyaaaa sankyuu! Kau memang sahabat terbaikku, Forehead."
"Bersyukurlah kau punya sahabat sepertiku, Pig. Jadi kau ingin apa?"
"Aku ingin frappuccino dengan whipped cream, hehe."
"Okay. Chotto matte ne."
Sakura bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju drink corner yang agak jauh dari tempat duduknya dan Ino.
"Aku pesan-"
"Pesan-"
"Ah.... Sumimasen. Silakan anda lebih dulu," Sakura mempersilakan seseorang itu untuk memesan lebih dulu. Lalu ia terkejut ketika mendapati seseorang itu adalah Sasori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Definitely Mine
Romance•SasuSaku Fanfiction• "Mulai detik ini akulah pangeranmu, dan kau adalah milikku." Berawal dari pertemuannya dengan seorang pria bernama Uchiha Sasuke. Mimpi-mimpi aneh pun selalu menghantui Haruno Sakura. Siapakah Uchiha Sasuke sebenarnya? Mind to...