Votedmu menambah semangatku! Uhuk!
Max duduk di hadapan pria berkumis yang berusia kira-kira 50an. Pria itu tak tampak seperti detektif seperti di film-film barat justru ia terlihat seperti bapak yang sudah pensiun dari pekerjaannya. Walau awalnya meragukan kemampuan Pak Suryo, Max puas dengan hasil yang diberikannya. Laporan tentang kehidupan Arini sewaktu tinggal di Singapura, dengan siapa ia berteman, di mana ia bekerja, bahkan nilai akademiknya semua jelas.
Bukan tidak mempercayai istrinya sendiri, sejak memutuskan untuk menikahi wanita itu dan bertanggung jawab atas janinnya, Max sudah mengambil keputusan untuk tidak bertanya tentang pria yang menghamili Arini. Biarlah itu menjadi masa lalu Arini. Namun, sejak Max tahu pria itu masih suka mengirimkan chat kepada Arini dan terakhir adalah kejadian pada waktu pesta ulang tahun rumah sakit, ia curiga dengan nama Malvis. Apalagi dirinya tahu kalau putra keluarga Malvis juga pernah tinggal di Singapura. Max memutuskan menyewa jasa detektif bayaran untuk menemukan pria yang pernah dekat dengan istrinya itu.
Jayson Malvis!
Putra kedua keluarga Malvis, salah seorang pemilik rumah sakit, meskipun tidak ada yang memiliki gelar dokter dalam keluarga itu. Dialah pria yang pernah dekat dengan Arini.
Max menarik nafas panjang sambil meletakkan laporan itu ke meja. Detektif bayaran itu kemudian pamit untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain.
"Terima kasih," ucap detektif itu ketika menerima bayaran tunai. Max membiarkan dia pergi. Dibacanya lagi laporan itu memastikan kalau Jayson Malvis benar adalah kekasihnya Arini. Detektif itu bahkan mencetak foto mereka berdua sewaktu jalan-jalan di Universal Studio Singapura. Jayson sedang meletakkan tangannya di atas kepala Arini dan wanita itu tertawa. Lalu ada foto ketika mereka naik flyer. Max terbakar oleh api cemburu. Dirobek-robeknya foto itu menjadi serpihan kecil dan ditebar begitu saja di atas meja. Ia pikir seandainya kenangan Arini bisa dijadikan serpihan seperti kertas dan wanita itu tak lagi bisa mengingatnya, pasti sudah dilakukannya.
Hatinya sakit. Bertambah sakit karena Arini sama sekali tak bilang apa-apa padanya sewaktu melihat pria itu di pesta. Seandainya istrinya mengaku, ia tidak perlu menyewa detektif swasta.
Kini, Max makin waspada. Jayson Malvis akan menempati bagian manajemen keuangan dalam rumah sakit. Menurut dokter temannya, pria itu akan mulai magang secepatnya jadi kemungkinan besar, Max akan sering bertemu dengannya. Demikian juga Arini. Wanita itu sering mendatangi rumah sakit karena ia bilang tidak suka makan siang sendiri dan lebih suka bersama suaminya. Max akan berusaha agar istrinya tak perlu mendatangi rumah sakit lagi mulai hari itu. Jayson tak bisa masuk kembali dalam kehidupan istrinya. Dia akan mengambil tindakan, sama seperti kejadian-kejadian sebelumnya.
Enam tahun yang lalu.
Mobil Lexus RX270 putih itu baru saja dihidupkan mesinnya oleh Max. Mobil itu baru menghuni garasinya siang itu setelah menunggu beberapa bulan untuk menggantikan Honda CRV lamanya. Sebenarnya mobil lamanya sudah cukup baginya, tapi terkadang hubungan sosial membuat dirinya membutuhkan mobil mewah. Seorang teman menyarankan agar ia membeli Lexus agar bisa masuk ke dalam club mobil sejenis. Temannya ini juga anggota grup mobil juga seorang dokter, Dr. Bima Sakti. Max telah berjanji akan datang pada pertemuan anggota yang diselenggarakan di sebuah cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌼Istri Pilihan Max🌼
Roman d'amourSudah dibukukan! Tersedia ebook. Bacaan ini tidak cocok untuk yang belum cukup umur. Bacalah cerita sesuai umur. Di sini umur yang disarankan adalah 21 tahun. Arini Putri Primarastri. Sejak kecil Arini benci paman itu. Pria yang beberapa tahun lalu...