Masih hari pertandingan Raihan, hehe.
"Aku mau pulang ya Han, ga mau pulang sore-sore" kataku
"Yaudah ayo bareng aku" ajaknya
"Emang udah selesai? Katanya mau ambil piala? "
"Gampang itumah, minta wakilin aja nanti"
"Yaudah ayo"Aku mengikuti nya di belakang menuju parkiran
"Nih pake" Raihan memberikan helm
"Emang tadi berangkat sama siapa? " kepo ku
"Sendiri Zaa" katanya
"Kok bawa helm nya dua?"
"Soalnya Raihan tau, kalo Niza bakal nebeng. Hahaha"
"Ini aku diajak ya, nggak minta ikut" kataku sebal
"Iya maaf Zaa hehe. Udah ayo naik"Kamu emang spesial Han, lebih dari martabak. Tapi kamu juga bukan punya aku. Aku cuman sahabat kamu, yang harusnya ngga mengharapkan lebih. Semoga jodohmu kelak wanita yang baik lebih dari aku ya Han.
---
Di motor"Kok diem aja Zaa? Terpesona ya di bonceng sama orang ganteng" puji dirinya sendiri
"Apaan sih"
"Zaa kamu tau ngga kenapa kamu lahir di dunia ini? "
"Kenapa emang nya? "
"Karena biar bisa Raihan halalin hahaha"
"Ish. Apaan sih Han" kataku sebal sambil memukul punggungnya
"Jangan dipukul ih sakit"
"Salah sendiri"Jangan senyum Zaa, jangan.
Jarak tempatnya lumayan jauh. Rintik-rintik hujan turun, benar-benar akan hujan.
"Zaa hujan nih gimana? Buru-buru banget ngga? "
"Yaudah Han, neduh dulu aja"Sepertinya langit ingin melambatkan waktu saat dengan Raihan. Percayalah langit, dia hanya sahabatku.
Tak hanya aku dan Raihan yang meneduh, beberapa pengemudi juga berteduh. Ada yang memakai jas hujannya, ada yang menatap langit yang menurunkan hujan, dan ada yang mengusap pundak karena kedinginan. Hujan itu anugerah, percayalah.
Raihan bilang aku harus menunggu nya membeli minum.
"Nih, tapi dingin " sambil menyodorkan es teh
"Iya gapapa. Makasih Han"
"Hujannya sengaja nih"
"Sengaja apa Han? Emang udah takdir lah"
"Sengaja biar Raihan sama Niza bareng lama hehe "
"Daritadi nyebelin banget sih Han ih"
"Hehehe"Hujan sudah mereda
"Ayo jalan aja. Udah reda. Gapapa kan? "
Raihan menuju motornya lalu membuka bagasi motor, dan mengeluarkan jas hujan
"Nih pake" katanya memberikan jas hujan padaku
"Kamu aja, udah ada helm ini. Baju aku panjang, kamu pendek"
"Gapapa Zaa, pake. Nanti kamu sakit, kalo sakit gimana coba?"
"Serius Han kamu aja, nanti masuk angin lagi"
"Cepet pake. Aku tunggu"
"Nanti kamu masuk angin Han" kataku memohon
"Gapapa Niza, gampang tinggal di kerok"
"Hm yaudah. Aku pake "
"Ayo. Udah? "
"Iya udah"-----
"Sudah sampai rumah Mbak Niza, jadi seratus ribu ya"
"Oke Mas, aduh mau nya gratis. Hehe"
"Lima puluh ribu deh"
"Gratis deh"
"Yaudah khusus Mbak Niza gratis"
"Hehe, makasih ya. Maaf, hati-hati awas masuk angin"
"Siap hahaha"
"Kamu cocok Han jadi tukang ojek " kataku sambil tertawa
"Asal yang naik nya kamu tiap hari ya"
"Ish"Bundaaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kecil
Novela JuvenilTeka-teki hati yang tak tahu kapan berhenti. Aku hanya ingin kamu menemaniku dan menerima segala kekuranganku. Akun ini bukan penulis handal, hanya seseorang yang ingin menggambarkan perasaan lewat tulisan. Semoga terkesan, dan mohon maaf atas segal...