Bagian 3 (ON REVISI) ✔️

443 52 5
                                    

Gelisah

Itu lah yang di rasakan laki laki mungil ini. Ia membuka 2 kancing kemeja nya , lalu membiarkan membuka begitu saja. AC di ruangan nya tiba tiba tidak berfungsi. Coffee yang ia pesan tadi sudah mendingin, keringat nya terus bercucuran dari kening nya. Perasannya tidak enak. Ia melihat jam yang melingkar di tangan nya. Masih jam 14.00 ini belum waktu nya jam ia pulang. Bahkan ia masih ada jadwal meeting. Tapi ia sudah tak sanggup untuk melanjutkan nya.

Plan nama laki laki ini membuka pintu ruangan kerja nya dan ia keluar begitu saja. Ia bisa lihat karyawan nya begitu terpana oleh baju nya yang ia buka. Plan tak malu, toh ia gerah . Ia turun ke lantai satu dan berjalan ke arah parkir. Ia ingin mengambil kemeja pengganti nya. Ia tak nyaman dengan kemeja yang ia pakai, karena sudah tidak Wangi dan sudah tidak rapi lagi.

Setelah mengambil kemeja plan kembali ke ruangan nya dan menggantikan kemeja nya dengan yang baru. Setelah itu buang ke tempat keranjang isi nya kemeja nya. Ada petugas laundry yang mengambil baju nya. Plan termasuk orang yang boros dalam mengganti baju. Sehari ia bisa mengganti baju sampai 3 kali, karena ia tidak mudah nyaman dengan satu kemeja.

"Ku lihat kau gelisah kak, ada apa? " perth datang membawa 2 folder ini meeting hari ini. Plan berjalan ke arah perth. Lalu ia tepuk pundak nya dengan pelan dan tersenyum kecil. Senyuman plan mempunyai arti ia tidak ingin bercerita dengan siapapun. Plan yakin ia bisa mengatasi semua nya.

"Aku baik baik saja. Kembali ke pekerjaan mu. Kakak masih ada meeting dengan 2 investor. Bagian pembelian ada masalah, jadi kakak bingung mengatasi nya. Karena divisi izin libur " plan menghela nafas panjang. Beban nya sangat berat. Masalah kehidupannya dengan masalah di perusahaan nya datang secara bersama.

"Baguslah kalau begitu. Aku keluar dulu. Ada beberapa data yang akan aku sama kan ketika meeting nanti " plan mengangguk. Perth keluar dari ruangan plan. Setelah itu plan melemparkan badannya ke sofa. Rasanya berat sekali ingin keluar. Kening nya panas dan tangan nya sedikit bergetar. Ia benar benar lemas. Meeting 3 jam nya cukup menguras seluruh badannya. Terlebih meeting kali cukup panjang dan benar benar tidak bisa di wakilkan.

Plan melirik ponsel nya yang dari tadi ia yakini bergetar. Namun sayang nya hp plan ia silent dan ia biarkan begitu saja. Ia sudah capek dengan pekerjaan nya, jangan tambahi masalah kehidupan yang sangat rumit ini.

" Plan aku sangat serius ingin mengenalmu dan aku juga ingin serius berkenalan dengan mu. Tidak papa jika kau tidak menyukai ku. Paling tidak izin kan aku mendekatimu. Aku tak peduli jika kau tak suka, karena perasaan ku cukup aku saja yang miliki"

Ucapan mean terus mengulang kembali di fikiran plan. Kenapa jadi begini? . Padahal dulu mereka saling bertengkar. Bahkan jika salah satu menang dari kompetisi mereka berdua pasti akan bertengkar hebat dan tidak saling sapa. Mengapa sekarang berbeda. Sejujurnya ini tidak masalah, toh mereka juga manusia dan juga memiliki perasaan. Perasaan tidak pernah memandang gender, semua sama. Jika tidak memiliki perasaan berarti bukan manusia.

Plan mengambil bantal di samping nya lalu memeluk nya.

"Mean , sehun . Kalian berdua benar benar orang yang ter spesial di hidup ku . Aku benar benar tidak bisa memilih dari kalian . Aku sangat menyayangi kalian berdua . Tapi aku tak boleh egois .aku harus memilih salah satu . Tuhan, sehun adalah orang hadir di hidupku selama 2 tahun dan mean orang yang telah mewarnai hidupku selama 3 tahun ini . Jika aku berjodoh dengan seseorang tuntun lah kejalan mu" plan mendingkluk kan kepalanya . Sembari menahan pening di kepala nya . Ini sungguh berat .

...

Plan telah usai dari meeting panjang nya dan awan mulai gelap . Awan sudah bertata ingin hujan . Mendung dimana mana . Angin juga sudah menunjukkan batang hidung nya . Pohon di sekitaran perusahaan nya mulai bergerak kanan dan ke kiri . Bahkan tubuh plan yang kecil hampir ikut ke bawa angin .

"Plan . Kau ngapain disini? Ayo pulang . Sebentar lagi akan turun hujan " ucap seseorang laki laki ini sukses membuat plan membalikkan kepalanya . Suaranya tak asing di telinga nya .

"Mean" ucap plan tak menyangka. Mean datang dengan membawa payung bercorak warna warni . Ia sepertinya habis dari meeting . Terlihat mean yang sangat rapi dan wangi .

"Tak biasa nya kau pulang selarut ini plan. Kemana perth , adikmu? " ucap mean sembari memayungi plan. Mereka sedang berjalan bersama dan menuju ke arah parkiran.

"Perth ada acara dengan teman temannya. Aku tidak bisa melarang. Biarkan ia tumbuh dengan baik. Lagi pula ia sudah menjalankan tugas nya dengan baik " mean mengangguk paham. Plan menetralisir perasaan nya. Ia tak boleh gugup dan grogi.

Selama berjalan mereka berdua hening hanya terdengar air hujan yang mulai turun dengan pelan pelan. Plan yang mengetahui itu langsung berlari ke dalam parkiran. Plan memiliki alergi hujan dari kecil ia memiliki ini. Plan tidak bisa hujan hujan atau sekedar menyentuh air hujan. Ini sangat menyiksanya. Namun bagaimana lagi, jika di paksa tidak akan hentinya. Plan pasti akan menghabiskan obat banyak.

"Masuk lah plan " mean menyuruh masuk kedalam mobil mean. Hari ini mean menjemput mean dengan mobil pribadi mean. Hari Ini cukup melelahkan menurut mean, tiba tiba ia juga mendapatkan masalah bagian akuntan. Ada pegawai nya memalsukan data data di perusahaan nya.

"Aku akan menjemput kakak ku di bandara plan " mean membuka laptop nya Dan mulai mengecek email nya satu persatu. Plan hanya mengangguk saja tanpa niat membalas dengan lisan. Rasanya plan ingin tidur, karena badannya benar benar hancur, apalagi fikirannya benar benar sulit untuk berfikir.

Hampir memakan waktu 1 jam, mean telah sampai di bandara. Mean memutuskan untuk keluar dari mobil Dan tidak membangunkan plan Yang sedang tidur pulas, tak tega membangunkan, karena tadi plan sudah bercerita banyak tentang kerjaan nya hari ini. Mean tersenyum sebelum akhirnya ia keluar dari mobil dan menjemput kakak nya.

..

Mean dan kakak nya kembali ke dalam mobil. Mean membenarkan posisi plan agar tidak terbangun dan menyuruh kakak nya untuk tidak banyak bicara. Agar plan bisa istirahat. Sang kakak yang tau adik nya menginstruksikan begitu, ia hanya bisa mengangguk dan menuruti apa yang adik nya minta.

"Dia sangat manis" ucap kakak mean dan mean hanya tersenyum. Plan membuka mata nya perlahan dan betapa terkejut nya ada dua laki laki, satunya di samping nya dan satu nya di belakang nya. Plan mengucek mata nya dan mengambil air putih yang ada di hadapannya.

"Plan ini kakak ku , bright " plan tersenyum dan mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan .

"Plan rathavit "

"Salam kenal dari ku . Ternyata kau lebih manis dari asli nya " plan hanya tersenyum dan menundukkan kepala nya . Mean menyenggol lengan bright sebagai tanda mean tidak ingin plan dilihat terus oleh bright .

"Oke. Maaf, tapi aku sudah memiliki pasangan dan kami telah menikah. Santai saja"

"Ya mana tau ada yang bening belok kak" bright hanya menggelengkan kepala nya dan tersenyum.

"Cintaku cukup untuk nya saja. Aku sagat sulit mendapatkan nya dan aku tak akan melepaskan nya " mean mengangguk paham. Kakak nya ini sudah menikah sekitaran 1 tahun yang lalu di luar negeri. Tak ada yang tau tentang pernikahan nya, hanya mean yang mengetahui nya. Kisah Cinta kakak nya menjadi motivasi nya untuk mendapatkan plan. Cinta tak memandang genther itulah yang mean petik dari kisah kakak nya.

"Jika kau serius lamar dia " ucapan bright sukses membuat mean ternganga .

Bersambung.....

Setelah sekian lama aku tenggelem akhirnya kembali.. Gimana next? Ada yang masih baca kagak sih hihi.. Aku pakai bright dari awal revisi cerita ini dan baru aku posting aja sih...

MeanPlan Story : CEO My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang