Eins

34 2 1
                                    

Elena's POV

Seperti biasa, Elena setelah memasuki kelas langsung duduk dibangkunya. Pelajaran pertama pun dimulai.

Kringgg...!!!

Bel istirahat berbunyi. Elena yang mendengar bel itu pun langsung bergegas ke kantin. Di kantin ternyata teman - temannya sudah duduk di tempat duduk yang sudah biasa ditempati.

"Lama amat lo len" ucap silvya.

"Kaliannya aja yang pada kecepetan" jawab Elena.

Mereka adalah Rosa, Silvya, dan Charoline. Mereka sahabat Elena tapi beda angkatan, yap mereka kakak kelas Elena.

Dari arah depan kantin Rosa melihat segerombolan cowo - cowo jalan menuju kantin. " Eh itu bukannya kak chiko sama temen-temennya ya len?"

"Mana sih, ohh iyaa.. pasti bakalan barbar liat aja" kata lena sambil nyengir.

Benar saja belum lama Elena diam, salah satu teman Chiko teriak-teriak gak jelas.

"Gud mowningg para fans nya babang Cecep. Eh bukan deng itukan nama satpam gue, bodo ahh... pokoknya gue ganteng. Yayadong ganteng anaknya bunda Mayang" dengan pedenya Arvin sambil berteriak yang pasti seluruh penjuru kantin mendengarnya.

"Kayaknya Bunda lo aja malu deh vin, punya anak spesies kek lo , gue aja malu temenan sama lo" dengan senangnya Chiko menggoda Arvin hingga terkeke.

"Makanya kalo pergi-pergi tuh otaknya jangan lupa dibawa. Jangan cuma bawa bencana aja loo" cibir Danny sambil tertawa meledek.

"Al, yo, belain gue dong, masa babang ganteng sejagat raya dibilang ga bawa otak. Sebenarnya sih bukannya gabawa tapi emang gue gapunya" yang lain ikut tertawa termasuk Aldric dan Riyo.

Ternyata mereka sudah sampai dimana Elena dan yang lain duduk.

"Haii cewe-cewe cantik fans babang Arvin paling ganteng kata bunda, bolehkah babang duduk bareng sama kalian disini? Kalo gaboleh gapapa sih pasti anak-anak yang lain mau nerima gua" pede Arvin.

Sementara Chiko, Aldric, Riyo, dan Danny sudah duduk duluan tanpa disuruh.

"Lo gausah duduk sini deh jijiq gue sama loo..." sinis Charoline.

Mendengar ucapan Charoline, Arvin langsung bergegas duduk disebelah Aldric sebelum ia diusir secara paksa oleh Charoline dkk.

"Kalian mau pesan apa sekalian gue pesenin" tawar Arvin

"Samain aja kayak lo lima lima nya" ucap Riyo.

"Okee, tapi nanti bayar ya kalian suka pura -pura lupa soalnya kezel dah gua" rengek Arvin memelas.

"Iya iya gampang pake uang lo dulu pokoknya" kata Riyo meyakinkan Arvin.

"Gue pergi dulu ya mau ada urusan sama anak OSIS" pamit Aldric.

"Lho makanan lo gimana al ?" tanya Elena.

"Lo aja yang makan , gue masih kenyang" jawab Aldric dengan wajah datarnya dan suara dinginnya, kutub utara sama selatan mah kalah.

"Kalo ngomong senyum kek, orang apa patung sih sebenernya" dumel Elena.

"Biasa len namanya Aldric, kalo dia senyum udah masuk 7 keajaiban dunia" canda Chiko dan yang lain tertawa hanya Elena yang menatap kepergian Aldric dengan manyun.

°°°°°°°°°°°°°°°°

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Chiko langsung menjemput adiknya di kelas X Mia 4. Chiko yang melihat adiknya keluar dari kelas langsung mengajaknya pulang.

"Ayo len cepetan pulang" ajak Chiko dengan nada terburu buru.

"Tumben amat kak pengen pulang cepet cepet, biasanya Lena paksa aja tetep gamau" gerutu Elena.

"Iya len gue kebelet pup. Perut gabisa diajak kompromi banget, asma gue juga kayaknya mau kambuh deh daritadi agak sulit nafas" jawab Chiko

"Kalo gitu cepetan kita pulang daripada kakak mati disini, biar Lena yang nyetir mobilnya"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Sesampai dirumah Arvin cepat cepat lari ke kamarnya dan membuat Mami nya bingung.

"Lena kenapa anak itu ? Pulang pulang ga salam dulu langsung ngacir ke kamar" omel Leta.

"Biasa mi panggilan alam sama kata kak chiko asmanya kambuh. Tau tuh bilangnya sakit tapi malah lari - larian" jawab Lena lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Keluarga Elena termasuk keluarga yang tajir melintirrr. Keluarganya mempunyai perusahan warisan keluarga yang sangat terkenal di Indonesia.

°°°°°°°°°°°°°°°°°

Malam hari setelah makan malam. Adrian ayah Elena ingin membicarakan sesuatu yang katanya sangat penting.

"Ehemm, bapak - bapak dan ibu - ibu yang saya cinn..." Belum selesai berbica Elena memotong pembicaraan ayahnya.

"Ayah ihhh buruan keburu kepo tau, malah becanda" omel Elena.

"Adek ihh ganggu aja ayah mau pidato tau, kayak mami aja suka ngedumel" cercah Adrian.

"Jadi kita semua akan pindah ke Surabaya termasuk Aksa juga. Aksa akan pulang dari Spanyol dan tinggal bersama kita kembali" tutur Adrian.

"Apaaa kita pindah?!!" kompak Chiko dan Elena.

•Bersambung•

Selamat membaca ❣️❣️

Menunggu Yang PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang