fünf

17 0 0
                                    

"Gue tuh sulit temenan sama anak cewek soalnya kita tuh beda prinsip." Papar Elena.

"Sa ae loee..." Ledek Aksa.

"Iya, kadang tuh gue heran kenapa cewek - cewek sekarang bahasannya kalo ga ngerumpiin temennya sendiri ya cowok." Jelas Elena.

"Kalo gue suka ya bilang dong, apa salahnya bilang duluan toh pada akhirnya ya sama aja pacaran. Nyatain duluan kan belum tentu pacaran. Siapa tau lakinya takut ditolak mangkanya takut nyatain." Tambahnya.

"Itu kan elo, emangnya lo cewek? Gue kira cewek jadi jadian." Ledek Aksa lagi.

"Plis deh gue cewek tulen, bukan jadi jadian." Bela Elena.

Sesampainya di rumah, mereka melihat Chiko yang sedang duduk di ruang tengah.

"Eh kak gimana sekolah lo?" Tanya Aksa.

"Ya gitu, buanyak poll yang deketin gue. Lo tau kan gantengnya gue gimana." Ucap Chiko dengan pedenya.

"Sekali-kali gausah kepedean napa kak." Balas Elena dengan nada sinisnya.

"Terserah gue lahh." Bela Chiko.

"Ayo kalian ganti baju sana udah sore, siap-siap makan malam dan jangan lupa disiapin besok pelajarannya apa aja." Perintah Leta.

Setelah selesai makan malam pada pukul 19.30 WIB Chiko,Aksa, dan Elena harus belajar dan mengerjakan pekerjaan sekolahnya masing-masing.

"Mi sehabis belajar Lena beli nasi goreng ya, Lena laper." Rengek Elena.

"Tadi kan udah makan kok laper lagi." Tanya Leta.

"Kan energinya habis dipake belajar." Jawab Elena.

"Ya terserah kamu, beli sendiri ya. Emang kamu tau tempatnya dimana." Tanya Leta dengan wajah tidak yakinnya.

"Tau kok, tadi waktu pulang sekolah Lena lihat ada warung nasi goreng yang tutup dekat sekolah Lena. Kayaknya bukanya waktu malem doang." Jelas Elena.

Pada pukul 21.00 WIB Elena berangkat membeli nasi goreng dengan mengendarai sepeda motornya.

"Serius dek kamu sendirian ?" Tanya Leta meyakinkan.

"Iya mi gaapa, daripada nunggu ayah nanti kelamaan." Jawab Elena meyakinkan.

Sesampainya di penjual nasi goreng.

"Pak saya beli 5 ya nasi goreng semua." Pesan Elena.

"Ashiapppp ditunggu ya." Balas penjual nasi goreng, Elena hanya tertawa mendengarnya.

Beberapa menit kemudian.

"Ini dek lima puluh ribu ya." Ucap bapak penjual nasi goreng seraya memberikan plastik berisi lima nasi goreng.

"Oh ini pak uangnya pas ya, makasih pak." Balas Elena.

"Iya dek sama-sama." Jawab penjual nasi goreng.

Selama diperjalanan Elena sibuk memikirkan jalan mana yang harus ia lewati.

Elena's POV

"Ini lewat mana ya enaknya,hmm.. belok sini aja deh kayaknya lebih cepet." Gumam Elena.

Tiba-tiba ada mobil keluar mundur dari rumah.

"Eh ehhhh!!!" Teriak Elena

Brakkk..

"Gue dimana ini, kepala gue kok pusing banget." Ucapku yang baru saja membuka matanya.

"Lo gaapa kan, tadi lo pingsan soalnya."

"Iya gaapa kok." Kataku

"Gue dimana sekarang?" Tanyaku penasaran.

"Di rumah gue, maaf ya tadi gue gendong lo masuk ke dalem rumah gue, tapi yang ngobatin lo tadi mama gue kok bukan gue."

"Ya Allah sungguh besar nikmatmu baru bangun udah ada pangeran ganteng banget baik lagi. Gue mau deh jadi pacarnya, eh bentar tapi dia mau nggak ya? Pikir nanti deh." Batinku.

" Makasih ya lo baik banget, Gue mau pulang aja." Kataku.

"Gue anter yaa."

"Ehh iyaa, BTW nama lo siapa ?."

"Nama gue Elvano, kalo lo?" Ucapnya dan aku terus tersenyum menikmati keindahan ciptaan-Nya.

"Heiii kok ngelamun sih."

"Ehh, nama gue Elena, salam kenal." Kataku.

"Ayo gue anter pulang keburu malem." Ucap Elvano.

" Terus motor gue gimana." Tanyaku kembali.

"Udah gaapa biar Elvano nganter kamu naik motormu, nanti pulangnya biar Vano naik ojek online".

"Eh tante, iya te makasih." Ucapku sambil tersenyum kikuk.

"Vano ganti baju dulu kalo gitu." Ucap Elvano dengan nada lembut dan sangat manis.

"Panggil aja mama Neni atau terserah kamu deh." Ucap mamanya yang sangat lembut bagiku.

"Oh iya Lena panggil camer boleh nggak." Ucapku yang disambut oleh mama Neni dengan tertawa kecil.

"Terserah kamu deh." Ucap mama Neni.

"Ayo berangkat." Tiba-tiba Elvano datang dan aku sangat terkejut berharap dia tidak mendengar ucapanku tadi.

•Bersambung•







Selamat Membaca ❣️❣️

Menunggu Yang PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang