Sechs

26 3 1
                                    

Haaiiii sorry gengs baru update. Jangan bosen bosen nunggu updatean nya yaaa

Selamat membaca❣️❣️

Elena's POV

"Ayo berangkat." Ucap Elvano sambil keluar rumah.

"Eh iya ayo keburu malem. Ma, Lena pulang dulu yaa... Kapan kapan main kesini lagi deh, makasih ya ma udah diobatin disini. "

"Iya sama-sama len nanti kesini lagi ya, jangan sungkan sungkan. Ayo keluar Vano kayaknya nunggu diluar deh".

"Iya ayo ma." Ternyata benar Elvano sudah diatas motorku.

"Ayo naik, mau pake helm apa nggak."

"Gausah deh deket kok rumah gue."

Aku pun langsung naik diatas motor.

"Dadah mama cantik."

"Iya hati-hati sayang."

Selama berada di perjalanan aku dan Elvano sama-sama diam tidak ada yang membuka pembicaraan. Elvano bicara hanya saat menanyakan arah jalan kerumahku.

"Emm Vano, kalo bole tau lo kelas berapa sih ?"

"Gue udah ga sekolah kali Len."

"Yaampun harusnya lo tuh sekolah banggain kedua orang tua lo, mama lo baik banget tau masa lo nya kayak gini dan gue yakin papa lo pasti kecewa kalo lo nggak sekolah."

Tiba-tiba Elvano tertawa sangat kencang dan itu membuatku sangat malu.

"Kok malah ketawa sih, malu tau dilihatin orang."

"Kalo dilihatin berarti gue ganteng kali."

"Ya nggak, berarti lo malu-maluin."

"Gue bukannya ga sekolah lagi.., siapa nama lo tadi lupa gue."

"Elena masa gitu aja lupa, belum satu jam lo padahal."

"Ya maap, lo sih ga muter balik."

"Hubungannya apa coba, ga nyambung lo."

"Soalnya cantiknya kelewatan, mangkanya lupa kepikiran cantiknya lo terus."

"Apaan sih, modush." Aku berusaha menutupi rona merah di pipiku.

"Gue tuh udah kuliah len, mangkanya ga sekolah. Masa gue udah kuliah tetep sekolah kan ga lucu."

"Ya bilang kek masa gue tau, berarti gue manggilnya kakak dong. Jangan deh mas aja biar cocwit"

"Terserah deh." Jawabnya sambil tersenyum kecil.

"Len?"

"Dalem mas."

"Kok geli ya, gaapa deh lucu kok."

"Kayak aku hehehe, mau ngomong apaan."

"Kata pepatah kan Harta, Tahta, Wanita. Kalo gue beda mau tau nggak."

"Apaan emang?"

"Harta, Tahta, Elena."

Entah kenapa aku tidak bisa menahan senyum di bibirku dan pipiku mulai memanas.

"Apaan sih, gombal lagi. Fokus jalanan aja gih." Alihku.

"Ini rumah lo?"

"Oh iya udah sampe, ayo masuk dulu."

"Gausah deh langsung pulang aja."

"Ayo pokok nya masuk dulu." Tanganku seraya menarik tangannya.

"Iya deh."

Aku pun memasuki rumah, ternyata ayah dan mami sedang menungguku.

"Kok lama banget dek?, Terus itu tangannya kenapa?. Mami pun langsung menghujaniku pertanyaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menunggu Yang PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang