Vier

14 0 1
                                    

"Menurutku sih, kakak..."

"Terlalu baikkk" ucap Elena, Chiko, Leta, dan Adrian kompak.

"Baik salah, jahat salah, repot deh kalo udah berurusan sama cewek." Pasrah Aksa.

"Kamu tuh ya, harus cari yang tulus bukan yang cinta karena harta. Cari perempuan yang tidak membuatmu susah. Trus cari perempuan yang bisa membuatmu maju dan bisa memotivasi." Pesan Adrian.

"Ayah kan udah selalu bilang sama anak-anak ayah. Kalian tuh harus punya pedoman 'Wanita itu tidak boleh menyusahkan laki-laki dan sebaliknya laki-laki tidak boleh membuat wanitanya susah' pedoman itu harus dijalankan dengan baik bukan cuma omong kosong." Sambung Adrian.

"Kalau jadi laki-laki tuh kadang jangan terlalu baik, kadang ada perempuan yang memanfaatkan kebaikan seorang laki-laki yang tulus." Tambah Leta.

"Kayaknya kita tuh kena karmanya Elena deh Ka." Kata Adrian.

"Kok bisa gue?!" Elena pun bingung karena ia disalahkan oleh kakaknya.

"Iya, lo kan pernah nyelingkuhin Farid sama Ghifari. Terus kita kena karma lo deh. Gue diselingkuhin sama pacar gue, Aksa diselingkuhin sama gebetannya kayaknya itu gara-gara lo deh." Cercah Chiko.

"Bisa jadi iya sih." Tambah Aksa.

"Udah insaf gue, dulu sebelum sama Aldric emang sih prinsipku 'Pokoknya harus punya pacar. Kalo gapunya pacar, gabisa punya selingkuhan dong' tapi sekarang udah nggak kok santuy." Jawab Elena.

"Hobi kok melihara selingkuhan, suka heran sama perempuan jaman sekarang." Balas Chiko.

"Udah debatnya, kita udah sampai rumah." Lerai Leta.

"Mi kamar aku dimana ?" Tanya Aksa.

"Di atas nak sebelah kamar kakakmu". Jawab Leta sambil menunjuk ke arah atas.

"Oke mih." Aksa langsung menuju kamar yang ditunjuk oleh maminya tadi.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hari ini adalah hari pertama Elena, Chiko, dan Aksa di sekolah baru mereka. Elena dan Aksa bersekolah di SMA Harapan Bangsa, sedangkan Chiko bersekolah di SMA Bina Negeri.

Elena dan Aksa sudah berada di ruang kepala sekolah. Mereka akan diarahkan ke kelas barunya.

Elena'S POV

Hari ini gue berada di sekolah baru dan sekarang gue diarahkan oleh bapak kepala sekolah ke kelas gue. Jujur gue sangat takut berkenalan dengan teman-teman baru gue. Bukan takut yang gimana sih grogi aja.

"Hari ini kalian kedatangan teman baru, pindahan dari Jakarta. Ayo Elena perkenalkan nama kamu". Ucap bapak kepala sekolah dan pada saat ini juga detak jantung gue sangat kencang.

"Haii... perkenalkan namaku Elena, umur 16 tahun,aku baru pindah dari Jakarta." Ucap gue dengan gugupnya.

"Silahkan Elena duduk disamping Gibran." Perintah ibu guru yang sedang mengajar dikelas.

Gue duduk disamping anak cowok entah namanya siapa gue tidak terlalu memperhatikan yang disuruh ibu guru tadi.

"Hai nama gue Gibran" ucap Gibran sambil mengulurkan tangannya.

"Hai aku Elena biasa dipanggil Lena." Sambut gue dengan membalas ulurannya.

Author POV

Pelajaran pun dimulai, sedangkan di kelas Aksa.

"Perkenalkan namaku Aksa, umur 17 tahun, pindahan dari Spanyol tapi sebenarnya aku orang Indonesia kok." Papar Aksa.

Dikelas Aksa banyak yang ingin duduk disampingnya, siswi semua sih yang mengajaknya. Tetapi ia duduk disamping Doni itu pun siswi-siswi, kecewa karena Pak Handoko menyuruh duduk disamping Doni.

Aksa's POV

Hari ini adalah hari melelahkan banyak yang ingin berkenalan dengan gue. Bukan hanya teman sekelas saja, bahkan ketika jam istirahat tadi banyak kakak kelas yang ngajak gue berkenalan.

Kringgg....

Akhirnya bel pulang berbunyi senang rasanya akan bertemu dengan kasur lagi. Pelajaran kali ini cukup berat dan ditambah lagi harus berkenalan dengan teman-teman baru, mengucapkan kalimat yang sama.

"Haii kamu anak baru ya? nama kamu siapa?" Betapa syoknya gue ketika menunggu Elena di parkiran ada yang tiba-tiba mengajakku berkenalan.

"Mmmm namaku Aksa, namamu siapa ?" Tanyaku kembali.

"Namaku Firly aku kelas XI juga, kelasnya sebelahan dengan kelasmu." Ucapnya.

"Ooo namanya Firly, cantik juga sihh." Batinku.

Tiba-tiba Elena datang. Gue langsung berpamitan dengan Firly untuk segera pulang.

"Aku pulang dulu ya Fir." Pamitku yang disambutnya dengan anggukan.

Diperjalanan tiba-tiba Elena membuka pembicaraan.

"Kak masa gue belum punya temen perempuan." Ucap Elena.

"Masa?" Jawabku

"Iya kakak kan tau lena gimana kan?. Gue kan orangnya...".

•Bersambung•






Hayooo penasaran kan Elena orangnya gimana sampai gapunya teman perempuan. Tunggu Episode selanjutnya.

Selamat Membaca ❣️❣️




















Menunggu Yang PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang