Pukul 07.00 WIB keluarga Saragih baru tiba di Bandara Juanda Surabaya.
"Kita naik apa nih, yah." tanya Elena dengan suara paraunya.
"Sudah ada sopir yang akan menjemput kita kok. kalian santuy kayak dipantuy aja." jawab Adrian.
"Mii, makan dulu kuyy. anakmu yang sangat lah tamvan ini sudah lapar." Rengek Chiko
"Iya iya tapi ada syaratnya nanti bantuin beres beres rumah baru." Jawab Leta
"Okeh mihh." Ucap Chiko dengan girang.
"Kita makan semanggi aja gimana ?" Tawar Ardian.
"Boleh juga Lena juga blm pernah nyoba." Seketika Elena girang mendengar kata makan.
Sesampainya di tempat makan semanggi, mereka memesannya lima porsi. Ya karena Elena meminta makan dua porsi.
"Makan kok kayak kuda nil sih, makin kayak tangki air lo ntar." Ledek Chiko.
"Biarin dong yang penting gue masih cantik. Lo tau Selena Gomez?." Tanya Elena ke Aldric.
"Mirip lo gitu ?"
"Ya nggak sih." Jawab Elena dengan wajah datarnya Aldric pun menatapnya dengan wajah sinis. Leta dan Adrian hanya tertawa melihat kelakuan anak-anaknya.
"Ayo cepetan pulang, kita belum beres-beres, nanti malem mau tidur dimana kalau belum diberesin." Ajak Leta.
Sesampainya di rumah baru mereka. Mereka langsung membersihkan rumah dan menata barang.
"Capek kali lah, ini rumah apa lapangan, gede amat dah." Dumel Chiko.
"Nanti kalo rumahnya kecil lo ngomel, rumah apa kandang kambing." Balas Adrian.
"Iya juga sih, tumben ayah pinter kayak Chiko."
"Pinternya lo ya nurun dari gue, jadi yang pinter duluan itu gue." Adrian membela diri.
"Pokoknya Chiko lebih pinter titik." Chiko membela diri tidak terima kalau ayahnya lebih pintar.
"Bapak sama anak hobinya kok ribut mulu, yang pinter itu mami tau." Ucap Leta sambil tertawa.
"Ada orang ngaku-ngaku yah." Kata Adrian.
"Tau tuh." Tambah Adrian.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Pagi ini Elena dan Chiko belum masuk sekolah barunya.
"Mi, kak Aksa kapan dateng? Lena udah kangen banget."
"Katanya sih nanti siang udah landing."
"Yeayyy udah lama banget gak ketemu sama kak Aksa. Bosen ketemu kak Chiko melulu."
"Mami juga bosen len. Tapi nanti kalo kakakmu denger dia marah, jangan keras-keras ngomongnya." Lena dan Leta pun ketawa kecil agar tidak terdengar oleh Chiko.
Pukul 14.00 WIB keluarga Saragih menuju ke bandara untuk menjemput Aksa.
"Aksa mana sih lama amat, jangan-jangan dia nggodain pramugari." Ucap Chiko.
"Biarin napa, kalo dia godain bidadari biar ga kelamaan jomblo." Ledek Elena sambil tertawa dan yang lain pun ikut tertawa.
"Bener juga sih kalo gue di tanyain kapan terakhir kali putus, kan tinggal bilang tahun lalu. Lo juga kalo ditanyain masih bisa jawab. Lha dia kalo ditanya kapan terakhir kali putus masa dijawab putus sama tali pusar." Chiko dan yang lainnya pun tertawa terbahak - bahak.
"Hayy, long time no see. Ngetawain apa kalian? gak ngajak ngajak." Tanya Aksa."
"Tau tuh, kakak sama adikmu." Jawab Leta sambil memeluk anaknya. Yang lain pun ikut memeluk Aksa satu persatu.
Saat perjalanan menuju ke rumah, Aksa diledek oleh kakak, adik, dan orangtua nya.
"Kapan nih kakak punya pacar. Masa ngejomblo terus dari lahir." Tanya Elena.
"Emang gak bosen dari dulu jalan sama Oma Opa mulu. Sekali-kali sama cewe kek." Tambah Chiko.
"Lho Oma kan juga cewek, apa salahnya. Lagi pula masih belum ada yang cocok." Jawab Aksa dengan santainya.
"Dulu kan Aksa pernah cerita gebetan Aksa selingkuh sama cowok lain, padahal udah mau Aksa tembak. Padahal udah Aksa kasih apapun yang dia minta, bahkan dia megang kartu atm Aksa. Sampe -sampe sama dia dibeliin mobil Volkswagen. Kurang apa coba gue?!!." Cercah Aksa panjang lebar.
"Menurutku sihhhh..."
•Bersambung•
Selamat Membaca ❣️❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Yang Pasti
Ficção HistóricaDi sini kamu akan bertemu dengan seorang gadis yang cantik, baik, pintar, dan dia adalah seorang atlet. Dia sangat digemari oleh para lelaki, tapi sayangnya dia seseorang yang tomboy. Kamu akan berkenalan dengan ELENA ZALFA SARAGIH. Ya itu adalah na...