Di jenguk

3.5K 138 0
                                    

Sorry for typo and enjoy....

----

" Seinaaa... My honey bunny sweatty! Oh! My.. Sakit apa hummm?" teriak Lina saat sampai ke dalam kamar Sei.

" astaga.. Congor lo berisik cuk!" tegur Lucy.

Sei cuma senyum liat kelakuan ke dua bocah itu. Lucy naro buah-buah yang sengaja ia beli pas pulang sekolah tadi di atas meja dekat tempat tidur sei.

" Di makan ya, biar cepet sembuh!" kata Lucy kemudian duduk di sebelah sei.

" thanks guys!" Sei tersenyum kemudian menutup Novel yang barusan ia baca.

" sakit apa ihh.. Sekolah sepi kalo gak ada lo.." kata Lina yang juga duduk di samping sei.

" agak demam nih, sama pusing. Tadi mau masuk juga udah ke siangan. Hehe.."

" pacar lo sei.." kata Lucy tiba-tiba.

" jangan.. Gue lagi gak mau denger masalah dia please!" tolak sei.

Lina menaikan sebelah alis nya heran. " kenapa? Lagi berantem?"

Lucy memberi kode agar Lina berhenti bertanya macam-macam.

" oke. Tenangin diri lo aja dulu." Lucy nepuk bahu Sei.

" hm.."

Mereka asik berbincang, Lina yang memang senang memberi candaan agar ke dua teman nya tertawa cukup membantu di sini. Bukti nya Sei mulai melupakan beberapa hal yang sejak kemarin memgeluti fikiran nya.

" sei.."

" iya, ma. Ada apa?" ujar Sei.

" ada Leon.."

Lucy dan Lina saling tatap. " kalian nyuruh dia ke sini?" tanya Sei penuh selidik.

" engga serius loh!" geleng Lucy.

Pintu terbuka, Leon menampakan perawakan tinggi nya. Laki-laki itu membawakan satu bucket bunga untuk Sei.

" sakit apa?" tanya Leon datar.

" gue keluar dulu." ujar Lucy kemudian pergi.

" eh.. Ikuttt.." Lina juga pergi.

Kini tersisa hanya Leon dan Sei, Leon meletakan bunga itu. Kemudian menatap gadis yang masih terduduk di tempat tidur nya dengan wajah pucat nya.

" sakit apa heee?" Leon sengaja mengacak rambut Sei.

Perempuan itu hanya melirik sinis ke arah Leon. " hih! Awas!"

Leon menghentikan aksi nya kemudiam duduk di ranjang Sei. Menatap Sei yang tampak jengkel.

" kenapa?" tanya Leon.

" sakit."

" iya sakit apa?"

" Demam."

" demam doang masa gak masuk sekolah.."

Perempuan itu melirik sinis ke arah Leon. " bacot!"

" heh! Mulut nya!" bentak Leon.

Sei diam tak bergeming, perempuan itu asik dengan ponsel di lengan nya.

" gue lagi ngomong Seina!"

" apa?" sahut Sei.

" ya, bisa gak sih jangan ngomong kasar ke gue?"

" halah bacot, lo ngatur gue bisa kenapa gue ngatur lo gabisa?" geram Sei.

" maksud nya?"

" shit! Tau ah.." gadis itu melengos.

" tell me, gue ada salah?" tanya nya.

" banyak!" sahut Sei cepat.

" yaudah sorry, kaya nya emang gue gak di pengenin ke hadiran nya di sini.." kata nya.

" sana syuh!! Pergi!." usir Sei.

Leon mengelus rambut gadis itu sebelum pergi. " cepet sembuh, besok gue jemput."

" hm.."

Leon sudah pamit, Lina dan Lucy pun kembali masuk ke kamar Sei. Lucy menatap Sei bingung.

" berantem kaaan?" tuduh Lina.

" menurut kalian?" ujar Sei.

Drrrttt~~~ ponsel Lina bergetar.

" wait.." ujar Lina kemudian menjauh dari teman-teman nya.

" kenapa dah.." Lucy melirik Lina.

" tau.." kata Sei.

" oh ya, leon.."

" kenapa sama leon?" kata Sei.

" dia kena hukuman, gara-gara ketahuan ngerokok sama anak Osis. Terusan ya Sei. Si Leon itu mukulin anak osis yang waktu itu mergokin dia ngerokok Sei..." cerita Lucy.

Sei menghembuskan nafas nya pelan.
" gue capek Luc, pengen nyerah aja."

" guys, gue cabut ya.. Urgent." kata Lina.

" lah.. Kok pergi.." Lucy menatap Lina heran.

" iya hehe.. Duluan." kata nya kemudian pergi.

Bad boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang