DELAPAN

100 13 0
                                    

Hai.. maaf ya aku baru bisa update. Soalnya kemarin-kemarin aku banyak tugas di sekolah..😢😌😔😧

Makasih yang udah setia baca cerita Abang renan..😊

Gimana sama foto-foto pemerannya pada cocok ga?🤔

Gimana sama foto-foto pemerannya pada cocok ga?🤔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ada Poto Nia. Cantik kan😊😚😍.

Langsung aja ke cerita ya, maaf aku banyak bac*t.😁😅😂

Happy Reading

***

Renan bangun dari tidurnya dengan panik. Ia baru saja bermimpi tentang kejadian masa lalunya lagi. Renan mengusap wajahnya dengan kasar. Ia duduk di samping ranjang sambil mencari obat di laci yang biasa iya minum disaat seperti ini.

Setelah menemukannya ia mengeluarkan obat dari wadahnya dengan tergesa-gesa, Dan langsung meminumnya. Renan mulai tenang setelah meminum obatnya. Ia melihat kebelakang dimana Nia sedang tidur dengan lelap. Renan mengelus puncak kepala Nia dan mencium kening Nia dengan lama.

Renan bangkit dari ranjang dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ia duduk di kursi dengan menyenderkan kepalanya disenderan kursi sambil menatap langit yang bertaburan bintang.renan mengeluarkan sebungkus rokok dengan pematiknya dari saku celananya. Ia mulai menyalakan rokok itu lalu menghisapnya.

"Diandra apa kamu disana udah bahagia?. Aku kangen sama kamu. Maaf saat kamu di sisiku dulu aku ga bisa bahagiakan kamu.." lirih renan terus memandang langit. Renan duduk berjam-jam di balkon sampai menghabiskan sebungkus rokok itu.

"Renan.." panggil Nia dengan suara seraknya karena baru bangun tidur, sambil berdiri di depan pintu kaca balkon. Saat mendengar namanya di panggil renan mengalihkan pandangannya kesamping melihat Nia yang sedang mengikat rambutnya.

"Lo udah bangun? Kenapa kesini? Disini dingin" renan mulai berjalan mendekati Nia. Tiba-tiba renan langsung memeluk Nia.

"Renan.." kaget Nia dengan melebarkan kedua matanya.

" Please.. sebentar saja," lirihnya sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nia. Nia hanya diam membiarkan renan memeluknya dengan erat. Setelah beberapa saat renan mulai melepaskan pelukannya.
Renan memegang kedua tangan nia dan menatap mata Nia dengan dalam.

"Nia gue mohon Lo harus selalu di sisi gue, kerena gue butuh Lo, cuma Lo yang bisa nenangin diri gue." Pinta renan dengan wajah memohon. Baru kali ini Nia melihat wajah renan yang seperti ini, karena ia biasanya melihat sikap kaku dan dinginnya.

"Nia Lo mau ya selalu di samping gue?" Renan memandang lekat Nia sambil memegang kedua tangan Nia dengan erat.

Nia bingung harus menjawab apa. Ia takut berhubungan lagi dengan semua laki-laki, tetapi ia tidak tega melihat wajah renan yang redup. Nia akhirnya menganggukan kepalanya.

RENANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang