Hai kembali lagi sama bang renan...,😘😋
Terus baca cerita bang renannya...🤗😉
Happy reading
***
Renan mendudukkan Nia di pinggir ranjang yang ada di UKS. Setelah itu ia mencari kotak p3k dan sesudah mendapatkannya ia langsung duduk di samping Nia dan mulai mengobati luka Nia yang ada di lengannya.
"Auuss..." Ringis Nia. Renan yang mendengar ringisan Nia menghentikan aktivitasnya mengobati Nia dan memandang Nia.
"Bisa lebih pelan-pelan ga ngobatinnya?" Ucap Nia, renan hanya mengangguk dan meneruskan lagi mengobati Nia.
Renan pokus mengobati Nia sedangkan Nia tanpa sadar terus memerkatikan wajah pokus renan. Ketika renan sudah mengobati luka Nia, Nia langsung mengalihkan pandangannya ke depan karena ia tidak mau ketauan oleh renan bahwa dia memandangi wajahnya dan mengagumi ketampanannya.
"Luka Lo udah gue obatin. Dan nanti kalau udah lama ganti perbannya!." Nia hanya mengangguk.
"Oh iya, luka Lo ga di obatin?" Tanya Nia sambil melihat baju depan renan yang penuh darah.
"Ga perlu.. nanti juga sembuh sendiri.." cuek renan. Nia turun dari ranjang dan mulai mengambil alih kotak p3k. Nia ingin mengobati luka renan karena renan juga mengobatinya.
"Renan bisa buka baju lo?" Renan mengangkat sebelah halisnya pertanda bingung dengan pertanyaan Nia.
"Eh... Bu.. kan gi.. tu maksud gue." Gugup Nia. Renan tersenyum jail melihat kegugupan Nia. Tanpa aba-aba renan membuka bajunya langsung di depan nia. Nia yang melihatnya pun hanya menelan ludahnya sendiri dan melebarkan matanya. Nia terus memperhatikan perut sixpack renan.
"Ekhem..." Renan berdeham saat melihat nia terus memerhatikan perutnya. Nia langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar deheman renan.
Nia mulai mengobati luka renan di area perut. Nia melihat luka itu sangat dalam dan panjang. Dan di area badan renan banyak bekas luka. Ia menyimpulkan bahwa renan sering terluka dan sering berkelahi atau tauran. Nia pokus mengobati renan dengan lembut tetapi sesekali renan terus meringis kesakitan.
"Gimana kalau Lo di obatinnya di rumah sakit aja?. Luka Lo kelihatanya parah." Ucap Nia sambil mendongkak melihat wajah renan.
"Gue ga mau. Udah Lo aja yang ngobati gue!" Nia mengangguk dan meneruskan mengobati renan. Sesekali Nia meniup-niup luka renan sehingga menimbulkan sensasi.
"Lo kalau terus di tiup-tiup itu bisa bahaya!.." tegur renan. Nia mengerutkan dahinya bingungung.
"Bahaya apanya?." Tanya polos Nia
"Lo ga akan tau.." renan mengambil baju di sampingnya dan langsung memakainya.
"Eh.. itu belum di perban.."
"Ga usah.." Nia akhirnya mengangguk pasrah.
"Kita ke kelas! .." kata renan sambil menggenggam tangan Nia dan mulai melangkah keluar UKS.
"Tapi renan di kelas pasti udah ada guru.." renan terus berjalan dan menyeret Nia tanpa memperdulikan omongan Nia.
Renan dan Nia sudah sampai di depan pintu kelasnya. Renan membuka pintu kelas sehingga yang tadi berisik di dalam kelas menjadi hening dan ia menjadi pusat perhatian teman-teman kelasnya.
Ia mulai berjalan menuju bangkunya dan di belakangnya ada Nia yang terus mengikutinya. Renan dan Nia duduk di bangkunya. Renan langsung menangkupkan wajahnya di meja dan tertidur Sedangkan Nia mengobrol dengan dinda karena sejak Nia masuk Dinda langsung menghampiri Nia. Mereka mengobrol di bangku Nia dan di samping Nia ada renan yang sedang tidur tapi mereka menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENANDA
Teen Fiction#3 - penghianat (02/10/19) Renanda Wijaya , cowok yang tinggi dan tampan. anak pemilik sekolah yang berpenampilan tidak mencerminkan siswa, karena memakai baju sesukanya. Bad boy itulah julukan nya. dan dia bagaikan hidup di dunia es, kaku dan jaran...