-2001-
"yakin, awakmu budal gok ibu kota, kok gak nggolek gok kene ae, idekkan, bekne onok sing butuh"
(kamu yakin mau pergi ke ibu kota, kenapa gak nyari sekitaran sini, yang deket aja dulu, kali aja tenaga kamu dibutuhkan).Sri terdiam, butuh waktu untuk mencerna kalimat bapak.
"kerjo opo pak nang kene, wong Sri ae mek lulusan SD"
(kerja apaan pak disini, lha saya itu cuma lulusan SD) Kata Sri sembari menghela nafas."trus nek awakmu budal, bapak yo'opo to, sopo sing ngerawat ndok" (kalau kamu berangkat, nasib bapak gimana. Siapa yang nanti merawat nak)
"nggih pak, Sri ngerti, tapi nek Sri gak budal, yo opo, ben Sri isok ngekek'i bapak duit" (iya pak, Sri paham. Tapi kalau Sri tidak cari kerja, bagaimana saya ngasih duit)
Sore itu matahari mulai terbenam, sebelum seseorang mengetuk pintu gubuk rumah Sri.
Rupannya, itu adalah bu Menik. Tetangga yang paling mampu di kampung itu. Ia menyampaikan kedatangannya mengabarkan bahwa, ada seorang penelpon dari Griya Zainah, salah satu agen penyalur pembantu yang tempo hari di titip'i oleh Sri bila ada yang membutuhkan tenagannya.
Sri pun bergegas. Di kampung itu, memang hanya bu Menik yang punya pesawat telpon, karena itu banyak warga yang selalu minta tolong kepada beliau.
Termasuk untuk urusan ini.
Sri menjawab telpon. Menyampaikan kesiapannya, ia di minta datang esok hari ke rumah si penyalur.
Untuk sementara, Sri menunda keberangkatannya. Ia berharap, bila memang rejekinnya tidak jauh dari tempatnya tinggal, ia akan menyanggupinnya. Mengingat, bapak sudah tua dan mungkin ia tidak mau jauh dari anak semata wayangnya, yang hanya lulusan SD, seperti kebanyakan anak perempuan di kampung itu.
Baginya yang sekarang Sri pikirkan adalah, ia harus mencari uang untuk menopang kebutuhan yang kian hari semakin melejit. Untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Untuk itu, Sri nekat melamar untuk menjadi pembantu di rumah orang yang mampu.
Langit masih gelap. Namun, Sri begitu antusias. Meski ia janjian akan datang pukul 8, Sri sudah bergegas keluar rumah saat fajar pertama sudah menyingsing tinggi.
Ia harus naik angkutan kota. Kampungnya ada di pinggiran. Butuh waktu 1 setengah jam untuk sampai ke kota.
Tibalah Sri, di depan rumah besar itu. Meski dalam bentuk rumah, namun si pemilk sudah sangat terkenal sebagai agen penyalur tenaga kerja untuk orang yang mencari jasa PRT. Sri baru tiba dan dilihatnya, sudah banyak sekali orang menunggu. Tampaknya, Sri bukan satu-satunya yang datang.
Butuh waktu lama untuk akhirnya nama Sri yang di panggil. Ia masuk ke sebuah ruangan kecil, melihat si pemilik agen penyalur. Lalu, ia menjelaskan bahwa kemungkinan ia butuh jasa PRT untuk satu keluarga. Namun, ia masih harus di seleksi dan siang ini, si keluarga akan datang.
Namun, sebelum keluarga itu datang. Si pemilik jasa bertanya pertanyaan yang membuat Sri sedikit curiga, lebih tepatnya pertanyaannya mengundang banyak sekali pertanyaan, salah satunya.
"Sri, bener. Awakmu lahir pas dino jum'at kliwon"
(Sri, ini benar. Kamu lahir jumat kliwon)Sri yang mendengar pertanyaan itu awalnya kaget. Namun, dengan tergagap Sri bisa menjawabnya. Bila memang benar, ia lahir di hari kliwon. Namun, ia tidak tahu bila itu hari jumat.
Si pemilk jasa mengangguk, seakan ia menemukan apa yang ia cari. Bagi Sri, itu pertanyaan aneh.
"hayangati ya Sri"
(hari lahir kamu istimewa ya Sri) Kata si pemilik jasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWU DINO [1000 HARI]
HorrorMalam ini, gw akan menyajikan sebuah peristiwa kelam atau bisa di bilang pengalaman mengerikan dari seseorang yang berhasil gw ulik. Sebegitu kelamnya cerita ini, sampai gw janji gak akan membocorkan lokasi dan semua yang berhubungan dengan cerita i...