satu - binar dan pijar

36 8 1
                                    

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱

Binar Asmara. Itulah nama gadis yang saat ini sedang berjalan kearah warung lontong sayur tempat dimana ibunya berjualan.

"Bu Binar pergi sekolah dulu ya," pamit Binar sembari mencium punggung tangan ibunya.

"Iya hati-hati dijalan ya sayang," balas Sari ibu Binar.

Setelah acara pamitan itu Binar melangkah cepat menuju halte tempatnya menunggu angkutan umum. Ya, seperti biasanya Binar selalu pergi sekolah menggunakan angkutan umum.

Mungkin dulu ia bisa saja diantar oleh ayahnya. Tapi kenyataan pahit menghampiri hidupnya. Ayah yang sangat diidolakannya itu pergi meninggalkan Binar dan ibunya. Binar sudah mencoba menghubungi keluarga, kerabat serta tempat bekerja ayahnya. Sayang, tidak satupun diantara mereka yang mengetahui keberadaan sang ayah.

Satu tahun bagi Binar untuk mencari keberadaan ayahnya. Lagi-lagi ia juga tidak menemukan hasil yang memuaskan. Binar menyerah. Ia sudah menyerah dengan keadaan seperti ini. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya Binar harus membagi waktunya untuk bekerja.

Binar bekerja disalah satu cafe yang ada dikotanya. Disana ia ditugaskan sebagai waitress. Gaji yang diberikan pun cukup untuk kebutuhan hidupnya.

Tanpa terasa angkot yang ditunggu Binar muncul. Binar segera naik dan duduk berdempetan dengan penumpang lainnya. Sejurus kemudian Binar sudah sampai di depan sekolahnya. SMA BRIGJEND KATAMSO.

Binar turun dari angkot dan tak lupa membayar ongkos. Binar melangkah masuk kedalam sekolahnya. Langkah demi langkah ia lalui sampai akhirnya Binar tiba dikelasnya. 11 IPA 2.

Binar duduk dikursinya dan menaruh tasnya kedalam laci. Tepat disamping Binar ada Lembayung Embun teman Binar.

Binar dan Embun bisa dibilang bukan teman dekat. Mereka hanya teman sebangku. Bukan Embun yang tidak ingin didekati melainkan Binar yang tidak mau. Binar enggan memiliki hubungan lebih dekat dengan siapapun. Sekalipun hubungan persahabatan.

Bel masuk berdering. Pertanda jam belajar akan dimulai. Murid-murid kelas 11IPA 2 mulai bersiap-siap ditempatnya masing-masing.

Suara ketukan sepatu mulai terdengar di telinga murid-murid 11IPA 2. Suara itu semakin dekat dan akhirnya Bu Fina berjalan masuk kedalam kelas. Tapi ada yang berbeda kali ini. Karena Bu Fina masuk tidak sendirian melainkan ada seseorang yang ikut bersamanya.

Bu Fina berdiri di tengah-tengah kelas. "Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Bu," seru seluruh murid.

"Baiklah. Hari ini kalian akan mendapatkan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu," pinta Bu Fina pada si murid baru.

Murid baru itu maju selangkah dari tempatnya berdiri. Sebelum memperkenalkan diri dia sedikit berdehem.

"Oke kenalin nama saya Pijar Tenggara. Kalian bisa panggil saya Pijar atau Gara terserah kalian. Asal jangan dipanggil sayang aja."

Sontak hal itu membuat seluruh murid tertawa tak terkecuali Bu Fina juga ikut tertawa.

"Sudah-sudah berhenti. Pijar silahkan duduk ditempat kamu." Bu Fina mempersilahkan Pijar untuk duduk ditempatnya.

Pijar mengangguk dan segera berjalan kearah kursinya. Karena Pijar murid baru terpaksa ia harus duduk di kursi paling belakang.

Pijar duduk dikursinya dan disambut senang oleh teman sebangkunya.

"Kenalin gue Gemilang Bagus. Lo bisa panggil gue elang." Elang menjulurkan tangannya mengajak Pijar berkenalan.

Pijar menjabat tangan Elang dan berkata, "gue Pijar."

"Iya gue tau," balas Elang seraya melepaskan jabatan tangan mereka.

Tak lama kemudian Bu Fina kembali bersuara dan pelajaran segera dimulai.

🌱🌱🌱

Murid-murid SMA BRIGJEND KATAMSO sudah berhamburan keluar kelas menuju kantin. Bel istirahat sudah berdering sejak tadi. Berbeda dengan Binar alih-alih ke kantin ia memilih untuk tetap dikelas. Embun sudah mengajak Binar untuk ke kantin bersama, tetapi Binar menolak. Binar harus bisa menghemat uang sakunya.

Agar tidak bosan, Binar mengeluarkan buku kimia untuk sekadar membaca. Karena pelajaran selanjutnya adalah kimia.

Tak jauh dari kursi Binar ada Pijar yang sedari tadi memperhatikannya. Merasa ada yang aneh dengan teman barunya, Elang mengikuti arah pandang Pijar.

Elang menepuk bahu Pijar membuat sang empunya bahu melepaskan pandangannya dan beralih ke Elang.

"Lo kenapa liatin si Binar gitu amat?" tanya Elang.

"Namanya Binar?" Pijar bertanya balik.

"Iya. Binar Asmara."

"Dia emang selalu sendirian ya?"

Elang hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Sejurus kemudian Elang berdiri dari kursinya. "Gue mau ke toilet dulu. Lo mau ikut?"

"Enggaklah lo aja sana," tolak Pijar bergidik ngeri.

Elang tertawa setelah itu ia pergi meninggalkan Pijar dikelas. Setelah kepergian Elang, Pijar berinisiatif untuk berkenalan dengan Binar. Tidak mau menyianyiakan kesempatan segera saja Pijar langsung duduk disebelah Binar.

Binar menoleh kesamping dengan raut wajah keheranan. Dari mana asal alien ini datang. Alih-alih bertanya Binar memilih untuk abai. Ia kembali memfokuskan pandangannya pada buku kimia.

Merasa diabaikan membuat Pijar sedikit kecewa. Tapi tenang saja Pijar belum menyerah.

"Hai. Kenalin gue Pijar," ajak Pijar berkenalan seraya mengajak Binar berjabat tangan.

Satu detik. Dua detik. Sepuluh detik.

Tidak ada tanda-tanda Binar akan menyambut uluran tangan Pijar. Lagi-lagi Pijar diabaikan. Pijar tersenyum lalu menarik kembali tangannya.

"Sebenarnya gue udah tau nama lo kok. Tapi biar kita lebih deket makanya gue ajak lo kenalan," ucap Pijar.

Binar mengerutkan alisnya. "Apaansih ni cowok."

Pijar menghela nafas. Kenapa berkenalan sama cewek susah banget. Pijar berdiri dari kursi lalu sedikit menundukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya kearah telinga Binar.

"Nama kita mirip. Gue doain jodoh," bisik Pijar.

Mendengar bisikkan itu sontak membuat Binar menatap tajam bola mata Pijar. Pijar yang mendapat tatapan itu hanya menyengir saja.

Pijar buru-buru kembali ke kursinya. Takut terjadi baku hantam antara dirinya dan Binar. Tepat saat itu juga bel masuk berdering. Pijar tersenyum sembari mengelus-elus dadanya. Aman.

🌱🌱🌱

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang