12

70 8 14
                                    

****

Mungkin berbohong memang menyenangkan, namun kalian tak sadar bahwa kebohongan itu menggerogoti rasa bersalah

******

Go Reading!!

.

.

.

#NATHAN POV

Hari itu tubuh gue lemah, membuka mata aja susah bagaimana untuk berdiri nanti. Gue cukup tiduran diatas kasur dengan selang yang tertancap dipunggung tangan kiri gue.

Gimana keadaan Saila kalo gue mati? Siapa yang akan melindungi Saila nanti?

Siapa yang mencoba bunuh gue tadi! Siapa yang menghalagi, akan gue bunuh!

Pranggg!!!

Gue kaget namun mencoba biasa, mungkin itu hanya kucing dan sebentar lagi suster akan datang membereskannya. Ya, sekarang gue lagi ada di rumah sakit. Banyak polisi yang menjaga tempat tinggal gue dan kamar gue.

Mungkin ini akhirnya hidup gue di dunia...

"Pak, waktuny berganti sip jaga"

"Baiklah"

Sekitar 5 jam, para polisi itu bergantian menjaga. Juga sekitar 7 orang yang menjaga kamar gue, heh, mungkin gara² takut gue kabur lagi kayakny.

Asik mengobrol sendiri, tiba-tiba seseorang membisiki gue. Bukannya disini banyak polisi? Bagaimana bisa dia terlalu santai berbicara dengan gue.

"Halo Nathan, kami akan membebaskanmu dari kekangan dunia ya.."

DEG!!

AAAAAAAaaaaaaa

#NATHAN POV end

Kembali dengan suasana cafe yang dikunjungi oleh Saila dan Satriya, matahari mulai tenggelam dan langit pun mulai gelap. Menandakan malam sudah tiba. Awan berkumpul menutupi bintang dan rintikan air dari langit mulai berjatuhan perlahan-lahan lalu menjadi deras.

"Satriya, gue tanya sama lo!" sentak Saila mendobrak meja.

Tak biasanya cewek itu marah hingga berani mendobrak meja didepan umum, apa Satriya telah membangunkan singa yang sedang tidur ditubuh Saila.

"Saila tenang dulu, slow down" bujuk Satriya tersenyum pedih melihat cewek yang ia suka membela pacarnya bersamaan ketakutan yang menyelimuti dirinya.

"Hmph! Cepet katakan!!" bentak Saila semakin mengamuk

"Yang menembak Nathan adalah..."

.

.

.

JDERRR

Bresss

"Ap-APA-APAAN ITU?!" kini cewek itu berteriak histeris sembari meneteskan air matanya dan spontan menampar cowok yang tengah menundukkan kepalany.

"Tega banget lo bunuh temen lo sendiri!!"

"Tapi Sai, gue lebih gak tega ngelihat lo disiksa Nathan"

"Gue lebih milih sama Nathan seorang psikopat yang gak akan ngelukai temanny sendiri daripada cowok brengsek kek lo! Tau gak!"

Hendak melangkahkan kaki pergi, lengan Saila ditarik oleh Satriya hingga cewek itu terhenti. Kini dilihatnya, Satriya seakan bukan dirinya lagi.

Aura kehangatan itu menjadi menyeramkan ditambah udara dingin menusuk tubuh Saila.

"Lo suka cowok psikopat, heh?"
.

.

.

.

SPAM NEXT BIAR GK SIDER!!!

(Gitu aj terosss, soalny gk ad bcotan lain. Gw bukan org yg suka ngebacot tpi disuruh bct)

Met pagi

Met siang

Met sore

Met malam

Met tengah malam

Met subuh

Met pagi

Met---

#Diulang2 aj trs

Dah!!! Gitu aj sampai jumpa, jn lupa votementny ^^

Nathan Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang