Jika takdir itu memang benar ada, aku sangatlah yakin jika itu tidak akan mungkin tertukar.
•°•♡•°•
Sakura POVAku terbangun dari mimpi indahku dengan perasaan kesal. Semua itu karena satu orang, ya orang itu saat ini malah tersenyum senang setelah berhasil membuat pagiku menjadi buruk.
"Jangan marah Saku, kau terlihat sangat jelek dengan wajah seperti itu."
Ia terkikik geli saat aku tetap mengacuhkan perkataannya. Sungguh, saat ini aku sangat ingin memukulnya. Namun apa daya, tanganku masih terikat. Dan semua itu karena dia, kakakku.
Ia dengan sengaja mengikat tanganku dengan sebuah tali yang lumayan besar, dan itu ia lakukan saat aku masih tertidur. Terbuai dalam mimpi indah pembawa petakan.
Kak Sasori lalu berjalan mendekat kearahku, lalu duduk dikursi meja belajar yang terletak disamping ranjang. Ia lalu terlihat mencari sesuatu sampai membuat bukuku yang tersusun dengan rapi harus berantakan karena kelakuan kak Sasori yang mulai kelewatan batas. Apa ia tidak tahu seberapa lelahnya aku saat harus merapikan semua buku itu disaat rasa kantuk menyerangku.
"Apa yang kau cari kak?"
Aku menyeritkan alisku saat melihatnya seperti anak kecil yang sedang tersesat, terlihat ketakutan?.
Apa benar?
Tapi kenapa dan untuk apa?
Berbagai pertanyaan bersarang dikepalaku, sehingga membuatku secara tidak sadar melepaskan tali yang ada ditanganku.
"Hah, talinya sudah lepas?"
Kak Sasori terlihat menatap heran sekalipun takjup padaku.
"Ya"
Aku menjawab dengan singkat, sambil memperhatikan raut kelegaan diwajah kak Sasori.
"Sykurlah, ku pikir tanganmu akan terus terikat sampai aku menemukan guntingnya."
Raut lega yang kak Sasori perlihatkan, membuatku secara perlahan mendekatinya.
Bugkkkk
Aku memukul kak Sasori tepat dikepalanya, agar ia sadar bahwa perbuatan yang baru saja ia lakukan tidaklah lucu sama sekali bagiku.
Aaaawwww!!!
Kak Sasori mengaduh sakit saat merasakan pukulanku yang tidak main-main. Karena aku memukulnya sekuat tenaga.
Aku tidak peduli jika nanti kepalanya menjadi benjol karena pukulanku. Memangnya siapa yang menyuruhnya untuk mengerjaiku, apa lagi itu dipagi hari.
"Kau kasar sekali Saku. Aaaww!!"
Kak Sasori berucap sambil meringis menahan sakit dikepalanya. Tempat dimana aku mendaratkan satu pukulan yang sangatlah kuat dikepala merah itu.
Sakura POV end
"Bagaimana bisa kakak mengharapkan kelembutan dari singa yang sedang marah."
Sakura lalu berjalan kearah kamar mandi, kemudian masuk kedalamnya. Meninggalkan Sasori yang menyeringai setelah melihat Sakura masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan ia sendirian dikamar sang adik.
'Bersiaplah adikku sayang"
Gumam Sasori sambil memainkan kunci yang ada ditangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Believe In Fate?
FanfictionSakura sadar, pertemuannya dengan seorang Uchiha Sasuke tidak lain karena keinginan takdir. Sebuah skenario alam semesta yang berniat mempersatukan dua orang yang berbeda satu sama lain. Malam itu, seharusnya sudah cukup menjadi bukti. Bahwa sesuatu...