Part 2

269 21 0
                                    

Jika kau bisa mengubah takdirmu.
Apa yang akan kau lakukan?
Mengubahnya atau tetap membiarkannya berjalan seperti seharusnya.

•°•♡•°•


"Hei forehead, memangnya siapa tadi orang yang kau lihat. Apa dia teman kakakmu?"

Ino bertanya pada Sakura yang saat ini sedang memejamkan matanya seperti orang tidur, namun Ino tahu bahwa sahabat pinknya itu tidak akan tidur jika ia ada disini. Karena apa? Hanya ada satu jawabannya, ya itu berisik.

Ino dan berisik adalah salah satu hal yang tidak akan pernah bisa jauh satu sama lain.

"Hei Forehead, jawab aku."

Ino menggoyang-goyangkan tubuh Sakura dengan cukup cepat, sehingga membuat gadis itu mendelik tajam pada Ino yang saat ini hanya malah memasang senyum menyebalkan.

"Dia bukan siapa-siapa. Jadi berhentilah mengganguku, Pig!!"

Sakura kembali memejamkan matanya, berusaha mengabaikan Ino yang sejak tadi terlalu banyak bertanya padanya.

"Kenapa memanggilku kesini jika kau malah tidur Forehead!!"

Ino berteriak kesal saat melihat Sakura malah mengabaikan keberadaannya. Padahal gadis itu yang memanggilnya untuk datang disaat ia sedang menikmati waktu santainya.

Jadi untuk apa aku berada disini?

Batin Ino berucap kesal. Ia lalu membaringkan tubuhnya disamping Sakura yang masih berusaha berpura-pura tidur. Melihat hal itu, Ino hanya bisa mendengus kesal sebelum ikut memejamkan matanya.

***

Beberapa jam berlalu dengan kesunyian, karena mereka berdua sama-sama tertidur. Sampai seseorang masuk kedalam kamar dengan nuansa merah yang terlihat sangat kontras dengan warna rambut sang pemilik kamar, merah muda.

Suara pintu kamar yang terbuka dengan cukup keras ternyata tidak membuat dua orang yang ada di dalamnya terbangun karena merasa tergangu.

"Rupanya kalian tertidur, ya." Sasori tersenyum kecil saat melihat adiknya dan adik dari sahabatnya tertidur dengan sangat nyenyak, sampai tidak mendengar suara pintu yang sengaja ia buka dengan cukup kasar. Mengingat ia ingin menjahili sang adik, namun niatnya harus di urungkan karena melihat sang target sedang tertidur.

Dengan gerakan perlahan Sasori mengelus punjak kepala Sakura, ia lalu tersenyum lebar saat melihat rekasi yang adiknya itu tunjukan. Sakura menggeliat karena merasa terganggu dengan elusan yang terjadi dikepalanya. Ia ingin bangun, namun karena rasa kantuknya yang lebih mendominasi. Akhirnya ia kembali tertidur, tanpa tahu siapa yang melakukan hal itu padanya.

"Selamat malam Saku, semoga kau bermimpi indah." Sasori lalu mencium dahi sang adik, kemudia berjalan keluar dari kamar itu setelah sebelumnya ia memakaikan selimut untuk mereka berdua.


***

Pagi ini para penghuni mansion Haruno di buat terkejut atas tindakan tidak wajar dari putri kebanggan keluarga itu. Karena ia mengikat seorang anak lelaki yang diperkirakan sebaya dengannya.

Kizashi sebagai kepala keluarga terlihat sangat frustasi akan perbuatan putrinya itu. Sedangkan sang kakak, Sasori tidak jauh berbeda dari sang ayah. Ibu mereka, Mebuki saat ini masih berada di luar negeri, sehingga ia tidak bisa melihat kejadian ajaib dari dari anak kesayangannya.

"Astaga Sakura! Apa yang kau lakukan padanya?" Sasori mendegus cukup keras saat mendengar pertanyaan sang ayah pada adiknya yang saat ini terlihat tetap santai, walaupun lampu tanda bahaya sudah diaktifkan oleh kepala keluarga Haruno. Namun Sakura sedikitpun tidak merasa takut. Malah ini tetap merasa tenang walaupun tahu bahwa ayahnya akan marah padanya karena kejadian ini.

Do You Believe In Fate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang