Aku merasa bahwa perasaan kita terhubung satu sama lain. Sehingga tanpa sadar aku telah mencari jalan untuk bisa datang ke hatimu.
•°•♡•°•
Lima tahun berlalu, Sakura rasa banyak yang telah berubah dalam hidupnya sekarang.Tangannya mengambil buku yang baru saja di berikan Hinata tadi pagi. Novel klasik dari tangan dingin Hyuga Neji, kakak Hinata yang sekarang telah sukses jadi penulis terkenal. Yang karyanya tidak perlu di ragukan lagi. Setelah menaruh buku novel itu ke dalam rak buku. Sakura lalu mengambil lukisan wajahnya yang sedang tersenyum di bawah pohon Sakura yang mekar, lukisan itu hampir terlihat sama persis seperti asli. Sakura tersenyum tipis setelah melihat lukisan buatan Sai untuknya.
"Kemampuan melukis kulit pucat ini terus meningkat," setelah berkata demi kian, Sakura lalu meletakakan lukisan itu di dinding kamar apartemennya.
Matanya lalu menatap kalung dalam kotak kaca transparan. Kalung dengan liontin bunga Sakura yang indah. Ia akan memakainya nanti, saat bertemu dengan si pemberi.
Setelah selesai menyusun semua hadiah pemberian teman-teman dan sahabatnya. Sakura lalu keluar kamar apartemennya dan segera duduk di kursi kayu meja makan. Menilai apa saja makanan yang tersaji di mejanya.
Di atas meja telah tersaji dengan rapi manakan berupa tempura, onigiri spesial berbentuk bunga Sakura, sushi, takoyaki dan yang terakhir ada kue mochi. Semua makanan ini adalah hasil buatan Hinata untuk merayakan ulang tahunnya yang ketujuh belas tahun ini. Meski Hinata tidak memberinya hadiah berupa barang tapi gadis itu memberikan hadiahnya berupa makanan yang ia buat sendiri."Tinggal Ino saja yang belum memberikan ku hadiah," ucapnya dengan senyum tipis. Setelah itu Sakura segera memakan semua makanan buatan Hinata yang tersaji di atas mejanya.
***
"Sudahlah Sakura, kau tidak perlu menunggu babi jelek itu." Sai berjalan beriringan dengan Sakura yang sejak tadi mencari-cari di mana sahabat pirang nya itu berada. Mengabaikan hasutan dari setan bernama Sai yang tidak berhenti menyuruhnya untuk tidak usah menunggu Ino dan biar mereka berdua saja yang pergi.
Sakura berhenti melangkah, ia lalu menatap tajam Sai yang juga ikut berhenti karena melihat Sakura yang berjalan di sebelahnya berhenti. Saat tubuh mereka berhadapan, bisa Sai lihat dengan jelas bagaimana mata emerald menatapnya tajam.
"Oke, calm down baby." Ucap Sai dengan nada sesantai mungkin.
Sakura lalu menghembuskan napas kasar setelahnya. Kemudian kembali melangkahkan kakinya mencari di mana Ino berada. Mata hijau daun Sakura melebar saat melihat Ino yang berlari ke arahnya. Saat telah sampai di depan Sakura, tanpa pikir panjang Ino mendudukan dirinya di tanah. Sakura ssndiri hanya menatap heran pada Ino terduduk di tanah dengan peluh di wajah dan tubuhnya. Sedangkan mata biru Ino menatap tajam Sai yang berdiri di belakang tubuh Sakura.
"Dasar mayat busuk! Kau tega sekali padaku," Ino berteriak kesal masih dengan matanya yang menatap tajam pada Sai.
Sakura yang bingung, tidak mengerti apa maksud Ino pun ikut menatap Sai dengan tatapan minta penjelasan.
"Jangan dengarkan babi buruk rupa ini, dia bicara omong kosong sekarang." Sai segera menyangkal tuduhan Ino, agar Sakura tidak salah paham.
"Jadi, ada apa sebenarnya?"
Sakura menaikan satu alisnya sambil menunggu jawaban dari kedua sahabatnya.
"Begini, tadi malam aku meminta Sai untuk menjemputku karena mobil ku rusak. Tapi mayat ini malah meninggalkanku dan aku terpaksa naik taksi, tapi sialnya taksi yang ku naiki malah mogok di tengah jalan. Saat aku hendak menelepon mu untuk menjemputku, baterai handphone ku malah habis. Karena itu aku terpaksa lari ke sini karena tidak ada pilihan lain lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Believe In Fate?
FanfictionSakura sadar, pertemuannya dengan seorang Uchiha Sasuke tidak lain karena keinginan takdir. Sebuah skenario alam semesta yang berniat mempersatukan dua orang yang berbeda satu sama lain. Malam itu, seharusnya sudah cukup menjadi bukti. Bahwa sesuatu...