di kekang nestapa

(ix) nona dan egoisme

begini nona,
niat saya luar biasa baik,
membuatmu melupa akan sakit
yang tuanmu titipkan sebelum raib,
mengusir kelabu yang mencoret-coret
eloknya parasmu, karena sesungguhnya
kamu tidak layak untuk semua itu.

begini nona,
bukan maksud saya bersikap pamrih
tetapi agaknya kamu salah kaprah akan
maksud saya, memang benar saya
ingin sekali menjadi pelipur lara bagimu,
tetapi tidakkah cukup kejam tatkala kamu
hanyalah setengah-setengah membalas
afeksi saya sedang saya sepenuh hati?

begini nona,
jangan marah dulu,
tetapi agaknya sangat tidak etis
bila saya berjuang keras hanya untuk
membuatmu kembali bahagia sedang
kamu hanya membuat saya sengsara
dengan peringaimu yang tidak adil.

begini nona,
jikalau memang belum lapang
akan kepergian tuanmu,
janganlah berlagak laiknya kamu
sudah lapang dan siap menerima lagi
sebab bagaimana pun, sakitnya
bila mengetahui sosok yang kau puja
tidak benar-benar berlaku sama,
sungguh, tidak bohong.

begini nona,
bukan maksud saya berprasangka buruk
dan terlihat seperti menjatuhkanmu tetapi
agaknya saya mengerti bahwa saya hanyalah
tempatmu singgah sementara lalu pergi
selepas muaramu kembali menunjukkan diri,
bagaimana pun kau gunakan eksistensiku
untuk terlihat benar-benar bahagia dan membuat cemburu tuanmu jikalau kau tidaklah bersedih hati
akan kepergiannya, walaupun itu tidaklah benar.

begini nona,
jikalau di matamu saya terlihat dramatik
tidak apa-apa, tidak ada yang salah
hal seperti ini terlampau lumrah,
entah laki-laki maupun perempuan
sama saja, tidak ada bedanya.
sama-sama sakit.

begini nona,
agaknya saya paham
akan peringatan-peringatan
kerabat tatkala saya masih gigih
memperjuangkanmu,
jadi seperti ini ya yang di sebut
e g o i s m e.

(nona dan egoisme)

bahkan laki-laki pun dapat
merasakan patah hati.
tidak ada yang salah,
lumrah sekali malah. jadi
tidak perlu di besar-besarkan.