(1)
aku hadir dengan membawa
secawan kontradiktif (lagi)
tentangmu, tentangku dan
kita.aku bisa mengerti kamu
mulai penat akan perangaiku
yang gemar mengarik-arik
perbedaan yang lahir diantara
kita.tetapi untuk kali ini
mohon di dengar ya?begini tuan,
aku pikir, saban hari
kita kian menjelma
ombak dan karang.adalah aku sebagai karang
sedang kamu adalah ombak,sesuatu yang kontras
dan tidak selaras,aku menjelma karang
yang terlampau tabah
menaham terpaan ombak,kamu menjelma ombak,
yang mengaung marah dan
melampiaskan pada karang,aku menjelma karang,
yang mengeropos hingga
pecah menjadi kepingan kecil,kamu menjelma ombak
yang luar biasa pongah
selepas melihatku hancur,(2)
angin sudah memberitahu
sang karang yang malang
ombak datang untuk
melampiaskan dan
menghancurkan,pasir sudah menegur
sang ombak keras kepala,
untuk tidak memperparah
kerusakan pada karang
yang sudah hancur-lebur,tetapi mau di kata apa,
ombak berlagak kian agresif
sedang karang berlagak submisif,sedikit demi sedikit,
ombak kian bergemuruh
sedang karang kian merapuh,d a n
baik pasir
maupun angin
sudah mengira
bagaimana
kisah mereka
akan berakhir.(ombak dan karang)
halo!
saya kembali dengan membawa kumpulan puisi
yang baru. i hope u guys like it.jangan lupa memberikan
bintang pada cerita ini juga ya!— 🌼 —
di dedikasikan oleh
rumah yang baru
telah selesai di bangun.—🌼—
KAMU SEDANG MEMBACA
di kekang nestapa
Puisi[antologi puisi] pada puisi-puisi yang nona sembunyikan tatkala tengah di kekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan, sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. ©mi-cas...