Kepergian

32 4 1
                                    

tap to vote bby✨🌺

Setelah Minhee, Wonjin dan Jungmoo sampe depan ruang UGD adalah hawa penyesalan.

Seungcheol yang mendudukan dirinya di lantai sambil menundukan kepala dan bahunya bergetar hebat. Sudah Minhee pastikan, Seungcheol menangis.

Minju yang masih menangis di bangku ruangan bersama Eunbin yang ikut menangis sambil berpelukan

Hoshi yang masih setia berdiri di depan ruangan

Yang Minhee rasakan saat pertama kali adalah kaki berasa seperti tak bertulang. Sangat amat lemas, rasanya tulangnya runtuh semua.

Menurut Minhee air mata saja tidak bisa mengungkapkan betapa hilang jiwanya saat ini

"Mau masuk?" Tanya Hoshi sambil menepuk bahu Minhee

"Engga kuat buat ketemu"

"Sampe kapan? Kalo lo terus engga siap sampe Hera udah dipanggil Tuhan?"

Minhee terlonjak kaget

"Hera kritis. Sana temuin"

Minhee mengangguk lalu berjalan kearah pintu UGD

Ketika pintu terbuka, yang Minhee lihat adalah Hera yang lagi berjuang disana. Semua tubuh terpasang kabel dan oksigen dan jangan lupakan kepala Hera yang di perban

Minhee mendekat kearah brankar. Selangkah lagi Minhee sampai kakinya mendadak lemas dan akhirnya Minhee terjatuh.

Kenapa rasanya sakit?

"Ra, rasanya sakit ngeliat kamu gini. Aku mohon bangun Ra"

Runtuh. Airmata yang Minhee tahan turun di samping brankar Hera

"Ra, jangan gini. Aku bisa mati duluan"

"Choi Hera, please wake up"

"Aku udah kangen kamu"

Semakin kata yang keluar dari bibir Minhee, semakin banyak airmata yang turun juga

"Siapa yang meluk aku kalo aku rapuh? Siapa yang meluk aku pas tidur? Siapa yang nenangin aku?"

"Please, don't leave me alone"

"Jiwa ku hilang Ra. Tolong"

Minhee langsung menggenggam erat tangan Hera yang ada di depannya

"Kamu engga boleh pergi sayang. Engga boleh"

Airmata Minhee engga kunjung berhenti

"Rasanya susah nerima kenyataan nanti kalo kamu ninggalin aku"

"Rasanya susah menerima kenyataan bahwa nanti jiwa ku hampa kalo engga ada kamu"

"Ra, seharusnya aku engga nyeritain apa-apa kemarin. Aku lupa kalo aku cerita kamu bisa pergi kapan aja"

Emang engga ada yang bisa mengekspresikan kesedihan Minhee saat ini. Jujur, rasanya sudah setengah kosong

Minhee beneran engga siap buat kehilangan Hera. Belum kehilangan aja Minhee udah ngerasain kekosongan yang segini hebatnya

Minhee engga kuat buat nerima kenyataan nantinya.

"CHOI HERA BANGUN"

Minhee makin menangis dengan tangan Hera di genggamannya

"Aku bakal nyerahin apapun ke kamu, asal kamu bangun. Aku rela kamu nyuruh aku pergi dari kamu asal kamu masih di bumi"

"Ra, aku mohon banget"

Hoshi masuk dengan tergesa kedalam dan melihat sosok Minhee yang begitu rapuh di hadapan Hera

Hoshi menepuk bahu Minhee "Gue tau ini berat. Banyak yang ngerasa kehilangan walaupun Hera masih dengan keadaan kritis. Doain Hera, percuma elo nangis meraung-raung. Engga akan bisa ngebalikin waktu ke semula"

Minhee keluar ruang UGD. Minhee engga bisa lama-lama disana, rasanya kosong dan sepi menjadi satu di dirinya

 Minhee engga bisa lama-lama disana, rasanya kosong dan sepi menjadi satu di dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf gue belum bisa jaga Hera. Ini salah gue yang engga mau nurutin kontrak sama Vernon"

Minhee langsung noleh kearah Seungcheol yang masih menundukan kepalanya

"Kontrak kerjaan?" Tanya Minhee

Seungcheol mengangguk

"Gue yakin yang nembak Hera itu Jun. Anak buahnya Vernon"

"Kenapa harus Hera?"

Seungcheol mengusap wajahnya kasar

"Cuma Hera yang gue punya. Hera kelemahan gue, Hera pergi gue hancur"

Airmata Minhee lagi-lagi menetes. Gapapa Minhee jadi cowok cengeng sekarang asal Hera engga pergi

Hera boleh ketawa sepuasnya ngeliat Minhee nangis kayak gini, asal Hera tetep nemenin Minhee

"Gue tau lo sayang banget sama adek gue. Kalo emang Hera bakal ninggalin kita, ikhlasin."

"Hera engga boleh ninggalin gue!" Bentak Minhee

Seungcheol menatap Minhee dalam

"Kita engga boleh egois. Hera bakal ngerasain yang lebih sakit kalo dia maksain terus bertahan. Dia ketembak di kepala, bisa aja fungsi semua sarafnya berhenti atau rusak. Gue cuman engga mau Hera kayak boneka yang cuma bisa ngegerakin matanya"

Kita engga boleh egois

Kata-kata yang saat ini terus terngiang di kepalanya. Iya, Minhee engga boleh egois. Hera pasti bakal ngerasain sakit banget kalo dia masih terus bertahan

Tapi Minhee engga bisa ngelepas Hera, Minhee mau ngerawat Hera apapun keadaannya

Asal Hera-nya engga pergi.

Asal Hera-nya engga pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Sin in Your Skin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang