(+) Our Happy Ending

36 4 1
                                    

tap to vote🌺✨

Minhee lagi gabut di kelas, dosennya engga masuk hari ini dan pada akhirnya satu kelas cuma bisa nidurin kepalanya di meja, berlaku untuk semua termasuk Jungmoo sama Wonjin.

ting

na.jaem started to live, let's to watching before his ended!

Jadi ya karna Minhee gabut akhirnya dia nonton live Jaemin dan terlihatlah Jaemin yang sedang berada di bar nya

"Heh Minhee, nih ya gua bilangin. Jangan sering-sering ke bar gua. Gua di amuk dong bangsat"

Minhee ketawa, tapi dia juga bingung. Siapa yang ngamukin Jaemin? Masa iya Yujin, ga mungkin

Minhee akhirnya meninggalkan komentar 'siapa dah yg ngamukin elo?'

"Nih nih orangnya. Murka dong dia pas tau setahun belakangan ini elo selalu minum"

Jaemin langsung mengganti fitur kamera depannya menjadi kamera belakang

Minhee kaget banget serius, gimana bisa ada Hera disitu?

"Ra ngomong Ra, ini Minhee lagi nonton. Jangan ngedumel sama gue doang"

Wajah Hera yang keliatan memerah karna pengaruh alkohol pun terpampang jelas di mata Minhee sekarang, Minhee rindu.

"Jangan mabok-mabok lagi. Bunda engga suka ngeliat elo yang selalu pulang dengan keadaan mabok, apalagi lo kayak begitu karna gue"

"Ra, aku kangen"

Rasanya Minhee mau ngomong gitu ke Hera sambil meluk Hera dengan erat.

Tapi bukannya itu sia-sia?
Bukannya itu engga guna?
Heranya taakan pernah kembali kepelukan, seseorang yang sudah dia anggap rumah telah pergi mencari jati diri yang sesungguhnya.

1 tahun perpisahan cukup berat buat Minhee, Minhee tidak apa kalau memang Hera sudah tak ingin bersama. Ini juga salahnya yang terlalu jatuh kedalam jurang curam, dan bodohnya dia tak ingin keluar.

"Gimana nih Ra? Udah ada yang mengisi hati?"

Lalu yang Minhee lihat setelah pertanyaan dari Jaemin adalah, Hera yang tertawa kecil

"Belum, dan engga akan pernah ada yang mengganti. Gue terlalu takut untuk memulai kisah yang akan berakhir berantakan lagi"

🌺

Hera yang seharusnya sudah melupakan kenangan terburuknya malah stuck di satu lubang kenangan.

Hera udah engga bisa kemana-mana. Sekarang dia menjadi pengecut yang hanya takut jika masalalu terulang.

"Ra, udah jangan mabok mulu" Kata Jaemin mengingatkan

"Gapapa lah. Terakhir kali, abis ini gue janji gaakan ke bar lagi Na. Gue lagi butuh banget buat nenangin diri"

Hera lelah menangisi apa yang seharusnya tak menjadi penyesalan. Dia yang meminta untuk mengakhiri, seharusnya dia bisa menerima segala keputusan yang dia ambil walaupun secara sepihak.

Mungkin kebanyakan orang jika di ceritakan kisah cintanya bersama Kang Minhee akan mengatakan bahwa Hera lah yang sangat jahat karna sudah memutuskan suatu keputusan yang besar dan menyakitkan untuk seorang laki-laki yang mencintainya dengan tulus.

Tapi sadarkah mereka jika yang membuat keputusan besar itu juga tersakiti?

Hera mengambil keputusan karna dia takut, dia takut semuanya tak lagi sama jika di teruskan. Trauma yang mendalam dari kematian sang kakaknya sangat membekas.

Sahabat ternyaman untuk dirinya sekarang adalah kegelapan dan kesunyian. Hera terlalu takut untuk berada di keramaian, terlebih kejadian hari itu sangat tergambar jelas di pikirannya

"Ra, apa belum cukup selama ini buat kamu nyalahin diri sendiri? Ini takdir Ra" Kata Seungcheol sambil mengelus rambut Hera lembut

"Seharusnya aku menyalahkan takdir. Seharusnya takdir mau mendengarkan ku sekali lagi, lebih baik aku yang ada di posisi Zera daripada dia yang ada disana menggantikan nyawa ku"

"Ra"

"Engga ada yang ngerti aku kak! Kakak cuma bisa bilang gitu tanpa tau aku kenapa, yang dipikiran kakak cuma kerjaan doang"

Hera jalan dengan pelan sambil menahan tangisnya yang selama 1 tahun selalu ia tahan. Beribu tangis yang dia pendam sendirian. Rasanya sakit menanggung beban yang sangat menumpuk sendiri

Hera butuh pelukan hangat yang selalu ia jadikan rumah untuk istirahat dan untuk kembali pulang

bruk

Hera menabrak seseorang di depannya, hampir saja dia terjatuh jika seseorang yang dia tabrak tidak memeluk pinggangnya

Tapi sampai beberapa saat pelukan itu tak kunjung lepas

"Aku rindu"

Pecah sudah tangis Hera, suara yang sangat amat dia kenal. Suara sesungguhnya, bukan hanya sekedar ilusi atau kenangan memori yang terlitasi

Hera membalas pelukan Minhee tak kalah eratnya

Tangisan rindu dan beban sudah menjadi satu, rumahnya untuk pulang sudah kembali memeluk bersama sang hati yang bagaikan berbicara bahwa tak ada rasa yang hilang.

"Sakit, maafin aku"

"Aku yang seharusnya minta maaf Ra. Seharusnya aku mengerti keadaan kamu, bukan malah menghakimi kamu secara sepihak tanpa tau kebenaran. Maaf jika aku mengecewakan, maaf jika kamu memaksa aku untuk pergi kembali aku tidak akan bisa menepatinya. Rasanya aku gila jika tak ada kamu sedetik pun"

Hera memeluk Minhee makin erat

"Terimakasih"

"Buat apa?"

"Telah menjaga hati untuk aku yang bahkan tak tau akan kembali atau tidak"

Minhee senyum sambil mengelus kepala Hera

"Aku engga pernah menjaga hati, jangankan aku jaga, aku bawa saja tidak. Hati aku sama kamu, kamu yang membawanya pergi—"

"-dan sekarang, terimakasih karna telah membawa hati ku kembali. Maaf jika aku menyakitimu di masa lampau, dan sekarang mari kita rangkai masa depan tanpa ada air mata dan kekecewaan"


















End

YEAAAAAY UDAH ENDING! andddd happy ending!

Terimakasih karna udah mau baca work akuuuu, makasih yang udah mau vote. dan buat siders bisakah kalian memunculkan diri dengan tap bintang di bawah?

Teruntuk para readersku, semoga kalian merasa senang membaca work ku yang engga seberapa ini karna masih sangat pemula, tapi semoga aku bisa meningkatkan skill aku di work lain. terimakasih🖤

Sin in Your Skin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang