07

21.9K 2.2K 478
                                    

Sena tidak tahu bagaimana dia dapat berakhir di dalam mobil mewah milik lelaki tampan yang ternyata mate nya itu. Dia hanya ingat sensasi membahagiakan itu, dan juga dekapan hangat itu.

Ah ya, aroma dan suara itu... Semuanya membuat Sena meleleh.

"Jadi..." Pria itu membuka pembicaraan, Sena otomatis menoleh dan mendapati lelaki tampan itu tengah menatapnya dalam-dalam. Matanya juga menangkap mark pria itu yang sudah berubah warna menjadi emas, dia juga dapat melihat dari pantulan kaca mobil bahwa mark nya pun sudah berubah warna. Mereka benar-benar mate.

"Aku Gamino Hadid, kamu bisa memanggilku Mino" Pria yang bernama Mino itu tersenyum, membuat Sena memerah. Matenya sangat tampan!

"A..aku Sena Lim, kamu bisa memanggilku Sena" Remaja manis itu memperkenalkan dirinya dengan gugup. Mino tertawa kecil atas tingkah Sena.

Dia jatuh cinta pada mate nya ini.

"Aku beruntung.." Mesin mobil dinyalakan sedari tadi, tetapi mereka tidak bergerak sama sekali hingga sekarang. Mino masih ingin berduaan saja dengan omeganya yang sangat cantik itu, jadi dia tidak melajukan mobilnya.

"Karena?" Sena menatap heran dengan sepasang mata indahnya, dan itu membuat Mino menjadi gemas.

"Aku beruntung memiliki mate sepertimu. Aku berani bersumpah, kamu adalah makhluk tercantik yang pernah aku temui. Dan aku yakin, kepribadianmu juga cantik. Aku jatuh cinta padamu saat ini" Sena memerah hingga ke telinga. Dia benar-benar malu atas perkataan alphanya itu. Harusnya dia yang merasa beruntung, memiliki mate yang super tampan sepertinya.

"Ini sudah sangat sore. Biarkan aku mengantarmu pulang"

"Ah, aku ingin memberitahu atasanku terlebih dahulu" Sena mengeluarkan ponselnya dan segera mengirim pesan kepada Rei. Tak lama kemudian, dia mendapat balasan yang memperbolehkannya untuk pulang juga ucapan hati-hati.

"Bagaimana?"

"Diizinkan" Setelah itu, Mino menanyakan alamat Sena dan segera menginjak pedal gasnya. Mereka pun mulai bergerak pergi menjauh dari kafe.

"Mino..." Panggil Sena pelan. Lelaki yang dipanggil entah mengapa merasa senang saat namanya dipanggil oleh suara itu. Nadanya sangat lembut.

"Ya?"

"Um.. Apa kau benar-benar tidak keberatan memiliki aku sebagai mate mu? A..aku.. Yatim-piatu.. Aku juga.. bukan berasal dari kalangan atas sepertimu" Setelah mengatakan itu, Sena merasakan tangannya digenggam erat oleh tangan lain yang lebih besar. Itu cukup membuatnya terkejut dan jantungnya berdegup kencang.

"Jangan pernah berpikir seperti itu. Kau adalah mate ku, dan aku malah merasa sangat beruntung saat ini. Aku benar-benar bahagia" Mobil dilajukan dengan pelan sehingga Mino dapat menyetir sambil sesekali menatap Sena. Tangan mereka tetap saling menggenggam. Tangan Sena yang kecil pas sekali berada dalam genggamannya, ia merasa tidak ingin melepaskan tautan ini.

"Berhentilah memikirkan hal-hal yang tidak berguna seperti itu. Percayalah, mulai saat ini dan seterusnya aku akan selalu ada untukmu. Aku yang akan menjagamu, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, oke?" Sena mengangguk pelan dengan wajah yang sudah memerah sepenuhnya. Dia semakin menyukai Mino.

"Bagaimana jika besok kita pergi berjalan-jalan?"

"Maafkan aku, tapi besok aku masih harus bersekolah. Aku juga harus bekerja di sore harinya"

"Begitu ya?" Genggaman di tangannya bertambah kuat dan Sena dapat melihat kekecewaan di dalam mata itu, tapi dia tidak memiliki ide untuk menghiburnya.

Three MatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang