Di suatu malam

30 1 0
                                    

Suatu saat aku berjalan, melihatmu dalam keramaian suasana malam di kota. Sendiri terpaku pada binarnya cahaya lampu, kendatipun wajahmu masih mengalahkan terang bulan itu sendiri.
Aku hanya memandangmu dari sisi tembok sebuah bangunan tua. Terpasung tak bergerak, kian tak sanggup untuk menapak langkah menghampirimu.
Sungguh pengecut, lancang hanya berani memandang.
Kau masih terpaku, entah sedang apa memegang bukumu.

Lalu semesta akhirnya menyanggupkanku untuk melangkah, menghampirimu dengan mantapnya.
Kusapa, dan kau balas.
Tatap matanya masihlah sama, senyumnya seperti biasa masih sanggup menghentakan dada, atau memang aku saja yang masih cinta?
Entahlah, melihatmu sedekat itu kadang penyesalan tiba tanpa aba-aba. Sekadar bertanya kabar, basa-basi sekarang bagaimana ketika aku tanpamu dan kamu tanpaku.

"Masih baik-baik saja ya kamu"

Katamu.
Meski dalam hati ini tersimpan harap besar untuk kembali. Aku hanya baik-baik saja karena itu yang aku selalu coba tampilkan.

"Baik-baik selalu ya"

Ujarku kepadanya,
meski kutahu matamu telah dihiasi tangis yang belum lama reda. Entah apa yang membuat remuk hatimu.

Singkat waktu, malam pun sudah beranjak larut.
Aku mengantarmu ke depan pintu rumahmu yang biasa sering kusambangi dulu.
Kamu menatapku dalam sebelum melangkah menuju pintu.
Mendekapku erat dengan dekapan yang masih sama hangatnya seperti dulu.

"Terima kasih, kamu masih baik"
Ucapmu, sebelum aku beranjak pulang

Setibanya di rumah, Aku sejenak merebah setelah hati ini dibuat lulu lantah untuk ke sekian kalinya.
Hening dalam malam, geming dalam kepala.
Beranjak tidur, tapi enggan memejam.

Nyatanya, hati ini masih menjadikanmu sebagai tambatannya.
Rasa ini masih milikmu sepenuhnya.
Meski memang begini seharusnya, perpisahan yang tanpa menyalahkan kedua menusia.
Tapi yang disalahkan hanya waktu tibanya cinta itu sendiri.

Narasi ( Feel U Phile )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang