Pada pertengahan bulan April, gadis kecil berumur sekitar 9 tahun dengan setelan jaket dilapisi mantel tebal serta menenteng secarik foto dan kertas yang beralamat berjalan menggendong sebuah ransel yang cukup besar dan padat.
Rumahnya cukup jauh dari pusat kota Seoul. Tapi, karena keinginan yang sudah bulat, bahkan tak ada lagi alasan yang dapat menghambatnya, ia sudah bertekad. Bertekad mencari salah satu orang yang seharusnya menjadi kebanggaannya, bukan malah membuatnya kecewa sedalam ini. Bermodalkan nekat memang. Walaupun begitu, kita tidak bisa dengan mudahnya menjustifikasi pemikiran anak kecil.
Sore itu, gadis kecil itu berdiri di salah satu daerah elit di pusat kota Seoul. Awalnya, ia tidak berani untuk masuk lebih dalam. Tetapi, karena melihat seekor anak anjing tersangkut pada ranting pohon, gadis itu mengabaikan rasa takutnya. Entah bagaimana anak anjing itu bisa berada diatas sana, gadis kecil itu melangkahkan kakinya ke arah pohon. Melihat ranting yang tidak terlalu tinggi, ia memberanikan diri memanjat pohon tersebut. Sayang, karena tubuhnya yang lumayan berisi membuat ia terjatuh tepat ketika ia hendak meraih anak anjing tersebut.
Ada yang aneh.
Gadis itu tidak merasakan sakit sedikitpun. Rupanya, ia tak sengaja menindih tubuh seorang anak laki-laki yang kebetulan lewat di bawah pohon. Gadis itu reflek berdiri dan membungkukkan badannya beberapa kali.
"Maaf."
Anak laki-laki itu menyipitkan matanya lalu bertanya,
"Kamu siapa?""Ah, hmm namaku Oh Sarang," jawab Sarang seraya menunduk hormat.
"Bukan itu maksudku.."
Belum selesai berbicara, netranya terfokus pada salah satu kaki gadis itu yang berdarah pada bagian lutut.
"Kakimu!"
Sarang mengedarkan pandangannya mengikuti arah jari telunjuk anak laki-laki itu.
"Aku tidak apa-apa, yang sedang sakit disini adalah dia, tolong bantu aku!" Sarang menunjuk ke arah anak anjing tadi.
Anak laki-laki itu terdiam sebentar, lalu kalimat mengejutkan keluar dari bibir kecilnya.
"Ayo naik!" dia menunjuk ke arah punggungnya.
Sarang malah tertawa, "Tidak tidak tidak. Kamu tidak akan kuat, biar aku saja yang menggedongmu."
"Aku kuat."
Dan akhirnya anak laki-laki itu yang digendong oleh Sarang, karena saat anak itu mencoba menggendong Sarang ia tidak pernah berhasil dan malah terjatuh.
Keduanya bernafas lega saat anak anjing tersebut berhasil dibawa turun. Mereka duduk dibawah pohon. Sarang kecil mengeluarkan beberapa plester dan kemudian mengobati anak anjing itu.
Anak laki-laki yang menyaksikan itu dibuat heran. Jelas yang terluka lebih parah itu Sarang, kenapa gadis kecil ini malah lebih memikirkan seekor anak anjing?
"Boleh aku minta plester dan obat merahnya?" tanya anak itu tiba-tiba.
"Kau terluka?"
Tanpa menjawab pertanyaannya, anak laki-laki itu duduk bersimpuh didepan Sarang, lalu kemudian mengobati luka gadis itu dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary People (보통 사람들)
Fanfiction[UPDATE AKHIR PEKAN] Suatu saat nanti, ketika kisah itu pelan pelan menghampiri kembali. Jangan kau tolak. Jangan kau hindari. Jangan salahkan dirimu. Kau pantas berbahagia. Percayalah