9

144 6 0
                                    

Karena kita tidak akan pernah tahu, buat siapa hati ini menetapkan dan pergi...
Aleda

Flashback on
                        Tiga tahun yang lalu..
"Hi, gadis manis. Sendirian aja nih, ikut kita aja yuk. Beli permen. Kitakita nanti bakalan antar kamu pulang kok." Kata salah satu preman yang kini berada di depan gadis itu.

Dan tak lama kemudian teman teman dari preman tadi mengepung gadis itu. Jumlah mereka tidak banyak namun badan mereka besar hingga hampir menutupi gadis itu.

'oh, empat lawan satu? Yang benar aja? Mereka yang k.o atau aku?' kata gadis itu dalam hati

"Kenapa diam aja manis? Yuk ikut kita aja, dari pada kamu termenung disini." Kata preman yang berada disamping kanan gadis itu lalu ia ingin memegang bahu gadis itu, sebelum tangan preman itu mendarat di bahu gadis itu.

Gadis itu terlebih dahulu memutar tangan preman itu dan menendang kaki preman itu. Teman dari preman itu tidak terima, mereka langsung saja menghajar gadis itu.

Udara malam yang kini dingin, kian menusuknusuk ke kulit gadis itu, dan mereka sedang berada ditepi jalan raya yang jarang bahkan tidak pernah dilewati oleh kendaraan. Namun ntah keberuntungan atau takdir.

Ada sebuah mobil yang melintas melewati jalan itu dan melihat gadis itu tengah ngos-ngosan melawan preman itu. Dan pengendara mobil itu memarkirkan mobilnya lalu berlari menuju gadia itu dan membantu gadis itu yang kini ingin dipukul oleh preman.

Tak lama dari pengemudi turun, seorang pria yang lumayan tua keluar dari mobil dan berjalan menuju mereka itu. Saat ia melihat kedepan, ada seorang preman yang ingin memukul kepala pengemudi dengan balok. Dengan cepat pria tua itu berjalan lalu menerjang preman yang membawa kayu itu, dan preman itu terjatuh. Kemudian sang pengemudi itu melihat siapa yang menolongnya.

"Thanks, ayah." Kata pengemudi itu dan mendapatkan anggukan kepala dari pria itu.

Dan tidak lama kemudian keempat preman itu terkulai semua. Hingga akhirnya pengemudi itu berbicara.

"Kalian ingin hidup atau di penjara seumur hidup?" Kata pengemudi itu dengan nada dingin.

"Maaf tuan, ka.. kami tidak akan mengulangi kesalahan kami, ka.. kami mohon tuan jangan penjarakan kami. Kami butuh duit untuk menafkahi keluarga kami, tuan." Kata salah satu preman itu dengan nada yang ketakutan dan kesakitan, pasalnya muka preman itu sudah hampir babak belur karena gadis itu memukulnya dengan keras.

"Ck, ganggu orang aja ngga mikir keluarga. Sekarang baru mikir. Dari tadi kemana tuh otak?" Kata gadis itu dengan sinis dan membuat mereka memandang kearah gadis itu.

"Ini ada kartu, kalian kesana sekarang. Bilang saja kalau tuan an yang menyuruh kalian datang." Kata pengemudi itu sambil memberikan sebuah kartu dan keempat preman itu pergi menuju alamat yang ada di kartu itu.

"Kamu tidak papa nak?" Kata pria tua itu dan mendapatkan anggukan dari gadis itu

"Ohya, nama saya dinel ataya alvaro,   Kamu bisa panggil saya apa aja. Dan ini abak saya an." Sambung pria tua itu ~ dinel.

"Saya arion friskaaaran rasendriya.  Kamu bisa panggil saya dengan an." Kata pengemudi itu ~an.

"Aku Aleda Davinacela Antasena, kalian boleh panggil aku apa aja, tapi aku mau dipanggil sela." Kata gadis itu ~ aleda.

"Kamu mirip dengan almarhumah aybel." Kata dinel keceplosan, dengan suara yang lirih.

"Apa?" Kata aleda yang kurang jelas, karena suara dinel yang kecil.

"Kamu, mari ikut kami. Biar kami antar kalian pulang." Kata an yang mengalihkan obrolan.

"Tapi, apa sela ngga ngerepotin kalian?" Kata aleda

"Tidak, sangat sangat tidak. Anggap saja kami keluarga kamu." Kata dinel lalu menarik tangan aleda menuju mobilnya itu. Dan an mengikuti dari belakang.

"Rumah kamu dimana?" Kata dinel yang kini mereka sudah berada di dalam mobil. Dengan an yang mengemudikan mobil, dinel disamping an, dan aleda yang berada di belakang.

"Sela tinggal di apartemen...." Kata aleda saat mobil itu berjalan meninggalkan tempat tadi. Saat diperjalanan menuju apartemen aleda, gadis itu sudah tertidur pulas.

"Ayah, coba liat sela. Kita bawa pulang ke rumah ya, ayah. Dan bolehkah an anggap sela adik an?"kata dinel saat melihat aleda melalui kaca didalam mobil itu.

"Ya. Besok kita bicarakan sama selanya langsung." Kata dinel dan mobil itu menuju rumah kediaman dinel.

Flashback off


Yuhuuuu...

Im backkkk

Jangan lupa vote and comment yang banyak...

Loveyouall:p

AledaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang