Club Malam

193 6 0
                                    

"Vely tunggu kaka, kaka janji ya bakal jemput Vely:)"

Plis Tuhan, gue ga tega sama Vely. Knp nasib nya harus kaya gini? Dulu pas dia masih umur 1 tahun dan umur gue 6 tahun, ibu kita pergi ninggalin gue dan Vely yg ga tau apa-apa saat itu. Gue cuma bisa nangis. Dan mulai hari itu, gue benci sama bokap gue. Knp? Kalo ga karna dia, ibu gue pasti ga akan pergi. Dan mulai hari itu juga gue beranggapan kalo ibu pergi gara-gara bokap gue yang berengsek itu.

"Mba, udh sampe."
Suara supir taxi ngagetin gue.

"Oh, iya bang. Nih, ambil aja kembaliannya."
Ucap gue seraya ngasih uang buat bayar taxi.

Skrg gue disini. Di sebuah club malam. Ini lah tempat kerja gue selama hampir setahun belakangan ini. Bahkan saat gue masih pacaran sama Reno, gue udh kerja disini. Tanpa sepengetahuan Reno. Yang dia tau, gue kerja jadi pegawai toko. Dan saat itu dia ngelarang gue. Dia bilang, dia bisa bantu gue buat menuhin kebutuhan hidup gue. Tapi gue tolak. Iyalah, pas itu gue baru jadi pacar, masa udh nyusahin si? Apa kata ortu nya Reno nanti?

"Woy Lyn, tumben lo udh dtg. Biasanya jam 12 malem lo baru sampe. Dan skrg masih jam 7 mlm lo udh sampe? Rajin bgt."
Dia Siska, temen kerja gue. Kita seumuran. Kita satu tempat kerja, tapi pekerjaan kita beda. Siska itu dia bisa dibilang pekerjaannya adalah menukar dirinya sama uang ke laki-laki hidung belang atau om-om girang. Bisa di bilang kalo Siska itu psk atau semacam BITCH.

"Iya nih, Sis mau nanya dong."

"Nanya apa?" Jawab siska.

"Lo masih tinggal di mes club ini?"

"Iya masih, gue tadinya pengen sewa apartemen. Tapi dipikir-pikir sayang duitnya. Mending gue kirim buat ibu sama ade gue di kampung."
Ya, Siska itu sebenernya baik. Karna faktor tekanan ekonomi, jadi dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Umurnya 18 tahun. Selisih 2 tahun sama gue. Yang ibunya Siska tau, anaknya disini kerja jadi pembantu. Kebayang ga sedihnya ibunya Siska di kampung kalo tau ternyata anaknya di Jakarta kerja jadi Bitch?

"Lyn, ko lo malah ngelamun si?"

"Hehe, gapapa ko Sis."

"Emg knp lo nanyain mes club? Lo mau tinggal disitu?" Tanya siska

"Iya, gue mau tinggal di mes. Boleh kan?"

"Boleh lah, lo kan kerja disini juga. Jadi gapapa lah. Satu kamar sama gue mau?"

"Hm gmn ya? Lo ga akan bawa om-om girang itu ke kamar mes kan?"
Tanya gue ragu-ragu.

"Gila lo, gue di bayar mahal. Dan mereka biasanya bawa gue ke hotel bintang 5." Jawab Siska

"Oh gitu? Ok deh. Mulai skrg kita sekamar. Hhe"

"Emg kenapa si? Ko lo mau tinggal di mes? Kan lo anak orkay, knp juga harus kerja di club kaya gini?" Tanya Siska penasaran.

"Gue g mau manja. Udh ah. Ayo anterin gue ke mes."

"Oh.ok yo." Jawab siska singkat.

______________

"Hai cantik, temenin om yu sebentar aja."
Anjir gue di godain om-om. Sebenernya bukan kali pertama sih gue kaya gini, tapi gue risih aja gitu. Apa lagi seragam kerja yang iyuwh bgt. Gue pake dress yg pendeknya sepaha dan ketat bgt.

"Maaf om, saya disini pelayan biasa. Om mau pesan minum?"
Tanya gue sopan tapi gemeteran.

"Ga, saya maunya kamu."
Kata om-om itu sambil narik paha gue.

"Maaf om, saya bukan BITCH!"
Ucap gue ke laki-laki brengsek ini sambil ngasih penekanan di kata-kata bitch.

"Apa kamu bilang? Kamu bukan BITCH? Mulai skrg kamu jadi bitch. Untuk saya. Berapa kamu mau di bayar?"
Ucap lelaki itu.

Gue emosi banget. Belom tau aja dia kalo gue ini anak karate.

"DASAR BRENGSEK."
Kata gue ke laki-laki itu sambil melayangkan tinju ke mukanya.

"Cantik tapi ko kaya lelaki sih? Kamu tomboy, bikin tambah suka."ucap dia sambil nyolek dagu gue.

Anjing, dagu gue gak perawan lagi!!

"Bacot lo!"
Bentak gue sambil nendang selangkangan dia pake kaki gue.

"Arghhhh. Kamu gausah sok jual mahal. Kamu itu cuma JALANG! Wanita murah! Saya tahu kamu butuh uang. Dasar JALANG!"
Ucap dia sambil megangin selangkangannya.

"BAJINGAN!"
Gue tarik kerah laki-laki tua itu sambil, gue siram air yang ada di atas meja ke mukanya. Ga ada perlawanan dari dia. Dia lagi mabok.

"Jalang!" Ucap dia lagi.

"DASAR BANGKOTAN GA TAU DIRI!"
Bentak gue sambil berusaha nginjek mukanya pake highilss yg gue pake.

"Yaampun Elyn, udahhhh. Lo mau di pecat?"
Sergah Siska yg menggagalkan injakan gue.

"Biarin aja gue di pecat. Yg penting gue puas ngehabisin nih orang ampe mampus."

"Cukup!"
Bentak Siska sambil narik gue.

I LOVE U, MY STEPHBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang