enam

2.6K 330 2
                                    

"Rose~"

Rose baru saja tiba di rumah dan di sambut hangat dengan panggilan dari kakak sepupunya, Joy. Rose semakin melebarkan senyumannya. Kakak sepupu kesayangannya datang dan menghampirinya.

"Rose~! Apa kabar?" Joy menarik Rose dalam pelukan hangatnya.

"Aku baik, Kak. Kakak sendiri?" tanya Rose kepada Joy.

Joy tertawa dan tersenyum lebar, "Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja!"

Rose tersenyum, "Kakak kapan sampainya?"

"Baru saja, makanya langsung ke sini," kata Joy bahagia.

Rose menganggukan kepalanya, "Liburan, Kak?"

Joy menggelengkan kepalanya, "Engga."

"Jadi, apa dong?" tanya Rose.

"Meliburkan diri," jawab Joy sambil tertawa.

Rose ikut tertawa mendengar jawaban dari Joy. Kakak sepupunya satu ini memang lebih suka meliburkan diri daripada masuk perkuliahan. Dan itu bukan hal yang biasa menurutnya.

"Aku tuh ga suka sama jurusannya. Kamu tahulah sendiri aku tuh suka fashion, tapi di suruh Papa masuk politik. Mana nyambung otakku," kata Joy, "jadi, jangan heran kalau aku suka meliburkan diri ya, Rose."

Rose menganggukan kepalanya, "Iya, Kak. Tapi, kenapa kakak ga bilang saja sama Om kalau kakak lebih suka masuk fashion?"

Joy menghela napas, "Papa ga setuju, Rose. Papa mau anak-anaknya terjun ke dunia politik dan nerusin kepolitikan dia yang menurutku ga masuk di hidupku."

Rose tersenyum dan menganggukan kepalanya, ia mengerti maksud Joy. Joy harus masuk ke jurusan yang bukan keinginannya. Joy menatap Rose, tak lupa juga dengan senyuman anehnya.

"Rose," panggil Joy.

"Kenapa, Kak?" tanya Rose bingung.

Joy tersenyum lebar, "Ikutan kencan buta, yuk?"

"Kencan buta? Apa itu?" tanya Rose semakin bingung.

Joy menghela napas, ia juga bingung cara menjelaskan kencan buta itu kepada Rose bagaimana. Rose terlalu polos dan Joy mengakui hal itu.

"Kencan dengan salah satu temanku, mau ga?" tanya Joy.

Rose terdiam, ia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Ga deh, Kak."

"Ayolah, Rose." Joy memegang kedua tangan Rose. "Sekali ini saja."

Rose menghela napasnya. "Ya sudahlah, untuk pertama dan terakhir kalinya ha, Kak."

Joy menganggukkan kepalanya dengan senang. "Akhirnya!"

"Kak, aku ngelakuin ini demi Kakak." Rose tersenyum.

Joy tertawa, "Iya, Kakak tahu. Jadi, kamu aman aja. Temenku itu tipemu kayaknya."

"Tipeku? Emang Kakak tahu tipeku gimana?" tanya Rose bingung.

Joy menganggukan kepalanya yakin. "Tahu dong! Kayak Jaehyun, 'kan?"

Rose terdiam.

"Oh bercanda, sayang~" canda Joy. "Tipemu yang dewasa dan bisa menjagamu, 'kan?"

Rose menganggukan kepalanya. "Iya, Kak."

"Tenang, teman Kakak semuanya di jamin baik. Kapan lagi Kakak jadi mak comblang, 'kan?" goda Joy sambil tertawa.

Rose tertawa. "Iya, Kak. Senang hati Kakak aja. Aku ngikut aja deh, Kak."

"Oh iya, kamu maunya di jemput atau ketemu di satu tempat aja?" tanya Joy.

"Langsung ketemu di satu tempat aja, Kak. Ga ribet." Rose tersenyum. "Apalagi baru ketemu."

Joy tersenyum mengerti. "Ya sudah, nanti aku kabarin temanku itu, ya?"

"Iya, Kak."

Joy menatap Rose, "Ada yang marah ga, kalau kamu kencan sama temanku?"

Rose menggelengkan kepalanya. "Engga, kok. Jadi, kapan Kak ketemuannya?"

"Jadi.."

*****

"Jae, lo kenapa sih ga langsung ngomong sama Rose kalau lo suka sama dia?"

"Gue udah berkali-kali ngomong sama dia."

"Terus?"

"Dia ga percaya."

"Kenapa?"

"Ya karena gue suka bilang suka ke semua orang."

Chaeyeon menghela napas dan mendekati Jaehyun untuk memukul kepala pria jangkung itu. "Bodoh banget sih lo!"

Jaehyun meringis kesakitan. "Sakit, woi!"

"Lebih sakit lo di pukul gitu apa Rose yang harus tahan dengan gombalan ga faedah lo?" tanya Chaeyeon mulai kesal dengan Jaehyun. "Kenapa dah gue dulu bisa jadian sama orang tolol kayak lo?!"

Jaehyun menghela napas. "Gue ga tolol. Ya masalah percintaan, gue emang bodoh."

"Terus, lo ngapain ngumbar suka ke semua cewekkkkkk????!!!!" geram Chaeyeon. "Demi dah ya, Jae. Dongkol benar gue sama lo!"

Jaehyun terdiam sesaat, "Jadi gue harus gimana?"

"Ya~ lo pikir aja sendiri. Capek gue kasih saran terus ga lo kerjain." Chaeyeon menggelengkan kepalanya. "Udah, gue mau pulang. Junhoe udah nungguin gue dari tadi. Dah!"

Chaeyeon membalikkan badannya dan menjauhi Jaehyun. Tapi, sebelum ia menjauhi Jaehyun, ia kembali membalikan badannya san berteriak.

"LO TAHU 'KAN KALAU ROSE SALAH SATU MOST WANTED GIRL?" teriak Chaeyeon. "SIAP-SIAP AJA, JAE!"

Jaehyun mengacak rambutnya dan berteriak kesal. "ENAK AJA! ENGGA!"

"YA MAKANYA GERCEP, GERAK CEPAT! NTAR DI PEPET ORANG LAIN, NANGIS-NANGIS LO!" omel Chaeyeon.

Jaehyun menganggukan kepalanya dan mengacungkan jempolnya. "IYA, BERISIK!"

Chaeyeon tertawa dan akhirnya benar-benar meninggalkan Jaehyun seorang diri di lapangan basket sore ini.

Jaehyun terdiam dan terduduk. Ia menatap sekeliling sekolah yang hampir kebanyakan orang-orangnya pulang sehabis ekstrakulikuler.

"Biasanya lo nungguin gue di tepi lapangan, Rose." Jaehyun menghela napas. "Gue harus gimana sih?!"

Jaehyun mengingat kembali kejadian dimana ia dan Rose yang selalu bercanda tawa bersama. Bahkan ketika pulang sekolahpun, mereka akan pergi ke tempat makan langganan mereka dan bercerita tentang apapun.

Dan sekarang... semuanya hanyalah kenangan semata.

Jaehyun merindukan Rose, apakah Rose juga merindukan Jaehyun?

Melakukan kebiasaan yang di lakukan bersama-sama dan sekarang harus melakukannya sendiri, tentu saja berbeda.

Dan Jaehyun sadar bahwa sebagian dirinya kehilangan sosok Rose.

Bisakah semuanya kembali seperti semula?







A/N

HAI!

AKU KEMBALI LAGI SETELAH SATU TAHUN GA UPDATE WORK INI:(((

Terima kasih sudah menunggu workku yang ini ya~

Tenang saja, aku akan ngelanjutinnya sampai selesai kok!

Selamat membaca dan have a nice day!💚💗💚💗

Kiss ❝✔❞ - jaehyun roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang