sembilan

2.6K 317 9
                                    

Jaehyun melangkahkan kakinya perlahan. Seharusnya ia sudah pulang karena hari ini para guru sedang mengadakan rapat dan seluruh siswa-siswi di perbolehkan pulang dengan cepat.

Tapi, entah mengapa ia melangkah menuju suatu ruangan. Dimana ruangan itu adalah tempat Rose berada saat ini.

"Kak, aku ga tahu bisa apa engga malem ini. Tahulah sendiri kalau Papa suka ngajak makan malam di luar."

Rose mendengus, ia mengambil tasnya dan bergegas keluar dari ruang tempatnya biasa latihan bernyanyi. Rose kembali duduk ketika ia berbincang dengan Joy melalui sambungan telepon.

"Kakak sudah bilang kok ke Papanya kamu. Kata Papamu, kamu bisa keluar kok. Tenang aja, nanti kamu ketemu langsung aja ke sana. Ga usah di jemput atau jemput dia."

Rose menghela napas. "Ya sudah, beneran ntar malem, 'kan?"

"Nanti Kakak tanya lagi sama dianya, ya? Kalau ga malem ini, besok?"

"Iyalah, Kak. Nanti kabarin aja akunya."

"Okey, Rosiee~ bye~"

"Ya, Kak. Bye."

Rose memutuskan sambungan telepon dan menghela napas. Entah mengapa, ia tidak terlalu suka untuk ikut dengan kencan buta. Mana pasangan kencan butanya ini anak kuliahan.

Entahlah, menurutnya terlalu berat.

Rose bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan mendekati pintu dan membuka pintu untuk keluar.

Ia terkejut ketika melihat Jaehyun yang tepat berada di hadapannya. Jaehyun yang baru tiba juga terkejut dengan situasi yang terjadi.

"Heh...?"

Jaehyun dan Rose sontak memundurkan langkahnya perlahan. Mereka tetap diam dan tak berniat mengeluarkan suara sama sekali.

"Tumben belum pulang?"

Kali ini Jaehyun memberanikan diri untuk membuka percakapan. Jaehyun juga menatap Rose, walaupun Rose tidak membalas tatapan.

"Eung..?" Rose mengerutkan dahinya bingung.

"Ini. Tadi ga sengaja ketemu." Jaehyun memberikan kupon kepada Rose.

Rose terlihat bingung tapi ia mengambil kupon yang di berikan oleh Jaehyun. Jaehyun membalikan badannya dan pergi menjauh dari Rose.

"JAEHYUN!" teriak Rose.

Jaehyun membalikan badannya dan memandang Rose dari kejauhan. Rose berteriak kencang, "MAKASIH, NANTI HADIAHNYA AKU KASIH KE KAMU, YA!"

Jaehyun terdiam ketika ia melihat Rose melambaikan tangannya dan tak lupa juga senyum lebar yang di berikan oleh Rose kepadanya.

*****

Joy datang ke rumah Rose dan ia juga sekarang sudah ada di kamar Rose saat ini. Rose menatap Joy terus-menerus, berbeda dengan Joy yang sibuk dengan ponselnya.

"Kenapa lagi, Rose?" tanya Joy sambil menaruh ponselnya di atas tempat tidur.

Rose menjawab, "Boleh ga sih kalau aku batal kencan? Maksudku, aku ga suka gituan, Kak. Apalagi ini anaknya kuliahan. Kakak tahu sendiri 'kan aku tu ga pernah pacaran."

Joy menghela napas. "Iya, Kakak tahu kamu ga pernah pacaran. Tapi, teman kampus Kakak nih beda dari yang lain, Rose."

"Beda apanya? Beda jenis kelaminnya, 'kan?" tanya Rose sambil menghela napas.

Joy terkekeh mendengar pertanyaan dari Rose. "Iya, beda jenis kelamin. Tenang deh, Rose. Pasangan kencan butamu ini tipikalmu banget."

"Aku tu takut ga ada topik pembicaraan, Kak. Takut canggung." Rose mengacak rambutnya pelan. "Aku tu ga pernah gituan."

"Kamu tu cuman kenalan, makan bareng, ngobrol, gitu aja." Joy tertawa melihat betapa lucunya Rose.

Rose terdiam sambil memeluk boneka berwarna merah dan memejamkan matanya.

"Rose, itu bukannya boneka dari ciki-ciki yang lagi naik daun itu, ya?" tanya Joy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rose, itu bukannya boneka dari ciki-ciki yang lagi naik daun itu, ya?" tanya Joy.

Rose membuka matanya dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak."

"Kok bisa dapat?!" teriak Joy heboh. "Kamu beneran dapet?!"

Rose menggelengkan kepalanya. "Engga."

"Terus, siapa yang dapetin?" tanya Joy terlihat bingung.

Rose terdiam sesaat dan menjawab. "Jaehhyun."

Joy ikut terdiam setelah melihat Rose yang tiba-tiba terdiam. Rose juga memejamkan matanya lagi dan tak ada niatan hendak membalas lebih rinci.

"Kangen sama Jaehyun ya, Rose?" tanya Joy pelan.

"Banget, Kak." Rose menjawab. "Banget kangen sama dia."

Joy menghela napas. "Kenapa ga saling tegur?"

"Aku ga tahu, Kak."

"Tapi, dia bahkan ngasih kupon untuk dapetin boneka ini. Dia tahu kalau kamu nyari-nyari kupon itu?" tanya Joy.

Rose menggelengkan kepalanya dan menatap Joy, "Engga, Kak. Teman-teman dekatku aja yang tahu kalau aku lagi nyariin kupon dari ciki-ciki itu."

Joy menganggukkan kepalanya. "Kamu kenapa ga negur duluan?"

"Aku mau negur dia, Kak. Tapi dianya ngejauh dan itulah kenapa aku kayak ga di kasih kesempatan untuk negur dia kayak dulu." Rose menundukan kepalanya.

Joy tersenyum. "Ehm.. kalau gitu, kamu beneran mau kencan buta sama temanku?"

"Iya, Kak. Aku mau nyoba." Rose tersenyum.

Ada baiknya Rose mencoba sebuah kencan seperti orang lain lakukan, bukan? Lagipula, tak salah ia mencoba bertemu dan berbincang dengan salah satu teman baik dari Joy, sepupu dekatnya.

"Rose, Kakak pulang dulu, ya?" pamit Joy.

Rose tersenyum, "Iya, Kak. Hati-hati."

"Iya, kamu ga usah nganterin Kakak ke bawah. Kamu istirahat sekarang." Joy mengelus rambut Rose pelan dan tersenyum lembut.

Rose menganggukan kepalanya dan Joy meninggalkannya seorang diri di dalam kamarnya. Rose diam menatap ke arah lurus. Tangannya masih setiap memeluk boneka mereka yang baru saja ia tukarkan ke toko tempat ciki-ciki itu.

"Sepertinya aku merindukanmu, Jae..."

Rose menghela napas dan memejamkan matanya. Ia butuh istirahat dari penatnya suasana yang terjadi hari ini.

Berbeda dengan Rose yang sudah tertidur, Jaehyun masih setia menatap langit malam di depan balkon kamarnya.

Ia melihat dengan jelas banyaknya bintang dan bulan yang menyinari bumi dengan sinar malamnya. Jaehyun menghela napas sesekali, entah mengapa ia terlihat kesepian.

"Biasanya, setiap malam kita selalu ngelihat indahnya bulan di malam hari, Rose."

Ya, mereka berdua sama-sama saling merindu, tapi tak kunjung saling bertegur sapa. Semuanya berubah tepat di hari itu terjadi, mereka yang awalnya sedekat nadi sekarang justru sejauh matahari.

Kiss ❝✔❞ - jaehyun roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang