Gang Kelinci

168 40 5
                                    

Apa kau tahu cerita tentang Gang Kelinci?

Padahal di kota ini tak ada satupun kelinci yang hidup. Kota ini bahkan bukan habitat yang pas untuk beternak kelinci. Tapi kenapa gang ini dinamakan Gang Kelinci?

Konon kabarnya , jika kamu mencoba berjalan sendirian di gang tersebut di malam hari, suka terlihat sosok yang tampak seperti manusia berkepala kelinci.

"Cerita aneh macam apa itu" kataku menopang dagu malas.

Lagi-lagi temanku menceritakan tentang legenda perkotaan tempat ini yang sebagian besar hanyalah hoax. Gang Kelinci tak jauh dari tempatku tinggal, dan setiap hari ku selalu melewati tempat itu. Tak pernah sekalipun aku mengalami hal seaneh itu.

"Ya...ku kan hanya mendengar cerita saja. Hoax atau tidak toh ku juga tak peduli" kekehnya.

" Tapi kalau kau beneran mengalaminya, jangan lupa beritahu aku, oke?" tambahnya mengangkat bahu.

Bukan urusanku.

Aku membuang muka mengabaikannya. Akhir-akhir ini kepalaku sedikit sakit karena memikirkan banyak hal. Kakakku masuk rumah sakit, dan ku butuh banyak uang untuk pengobatannya. Sementara teman satu itu selalu nyerocos mengenai hal yang tak penting.

Pulang kuliah nanti, aku harus kerja sambilan. Hidupku cukup sibuk akhir-akhir ini.

*****

Katanya manusia berkepala kelinci itu tampak berjalan terburu-buru seolah mengejar sesuatu. Jika kamu melihatnya, kabarnya sesuatu akan terjadi padamu keesokan harinya.

Yaah... kurasa, mungkin inspirasi legenda ini dari ceritanya Lewis Carol.

Tahu kan? Alice in Wonderland?

Tentang kelinci yang selalu terburu-buru.

"Ah... aku segera ke tempat kakak. Kakak pasti sudah menantiku" buru-buru ku memasukkan pakaian bersih milik kakak ke dalam tas. Aku sudah terlambat dari waktu yang kujanjikan kepada kakak. Sekarang sudah masuk pukul delapan. Terlambat setengah jam lagi aku bisa ditahan oleh perawat.

Aku melewati Gang Kelinci yang merupakan jalur tercepat menuju halte bus, seperti biasa. Namun hari ini ada yang berbeda dari yang biasa kujalani.

Aneh sekali gang ini begitu sepi. Biasanya jam sepuluh malam juga masih ramai saja. Aku pernah melewatinya sekitar jam segitu waktu awal-awal masuk kuliah. Selain itu entah kenapa aku merasa gang ini terlalu gelap seolah sekarang sudah jam dua belas malam. Padahal barusan kulirik jam tanganku, masih jam delapan lewat lima.

Ah, mungkin karena ku terlalu banyak kerja, jadi pandanganku lebih buram karena terlalu lelah. Ku kucek mataku berusaha menahan kantuk. Ku menyipit ketika aku melihat sesuatu di ujung gang atau lebih tepatnya seseorang tengah menuju ke arahku. Lebih tepatnya tengah berlari kearahku.

Astaga... jangan bilang itu begal.

Reflek saja aku melangkah mundur. Berlari berusaha menjauhinya. Kucoba kembali menatap seseorang yang masih mengejarku, dan membuatku reflek berteriak karena sosok itu tampak seperti manusia kelinci lengkap dengan telinga panjangnya.

Satu hal lagi yang membuatku teriak adalah sesuatu yang dipegangnya tampak seperti sabit besar ala-ala grim reaper.

Dia semakin cepat menyusulku dan aku bisa melihat tangannya yang memegang sabit tersebut mulai diayunkan kepadaku. Reflek ku menutup mataku.

Aku akan mati, batinku.

Sudah pasti mati. Karena aku bisa merasakan sesuatu menembus tengah menembus leherku.

"....."

Sebentar.

Aku masih merasakan detak jantungku. Aku masih merasakan tubuhku.

Perlahan aku membuka mataku. Melihat sekitarku. Tak ada siapa-siapa di Gang ini. Bahkan Gang Kelinci ini masih terang seperti biasa.

Dan sosok manusia kelinci itu tak terlihat dimanapun.

*****

Mungkin ini jarang terdengar, namun aku mendapat cerita yang cukup unik mengenai gang itu.

Katanya hanya orang yang tertimpa masalah yang dapat melihatnya. Lalu katanya kalau kamu bertemu kelinci itu maka keberuntungan akan datang kepadamu keesokan harinya. Dia datang untuk membunuh kesialanmu.

"Kakakmu sudah bisa pulang nanti sore" begitulah kata dokter saat visite pagi ini.

Membuatku seketika melongo. Tak hanya aku, bahkan kakak. Karena tadi malam saja dokter bilang kakak bersiap-siap untuk dioperasi, karena sakit lambung yang ia alami. Bahkan tadi malam saja kakak masih sering mengeluh sakit perut. Ya memang kakak pagi ini tiba-tiba saja terlihat sangat segar seolah tak ada satupun penyakit yang menghampirinya.

Ini bukan mimpi kan?

Ku coba mencubit pipiku sendiri. Terasa sakit, petanda ini adalah realita. Rasanya aneh sekali.

Apa cerita temanku benar adanya? Tentang kelinci itu?

GenreFest 2019: Urban FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang