Khawatir

1.1K 99 1
                                    

"Eungh~" Hoseok terbangun dari tidurnya karena tiba - tiba saja tenggorokan nya kering, ia ingin mengambil air minum di meja kecil dekat kasurnya tapi air nya sudah habis.

"Ck! Haus sekali. Terpaksa harus kedapur." Gumam nya dengan suara khas orang bangun tidur, serak.

   Hoseok beranjak dari ranjang nya, tapi sebelum itu mata nya menatap ke arah Jimin yang tertidur polos di samping nya, memang kamar nya dan Jimin satu kamar. Sesudah itu ia keluar dari kamar nya menuju dapur, mengambil segelas air dan meminumnya, menatap jam dinding yang berada di dapur.

"Jam 3 pagi? Padahal aku sudah tidur lama sekali." Ucapnya bicara seorang diri.

   Setelah merasa haus nya hilang, ia kembali berjalan menuju kamar nya kembali. Baru saja ia melewati anak tangga yang terakhir sebuah teriakan mengagetkan nya.

"YOONGI HYUNG!!!"

   Hoseok langsung berlari dan membuka kamar nya yang tadi suara teriakan itu yang ia yakin berasal dari Jimin. Saat masuk, terlihat Jimin sudah meringsut ke ujung ranjang dengan kedua tangan memeluk kaki nya yang terlipat dan juga badan yang gemetar.

"Jimin!" Hoseok langsung menghampiri Jimin dan berusaha menenangkan namjan itu.

"Hay Jimin sadarlah..." Ucap Hoseok dengan lembut berusaha menenangkan nya, mata Jimin menatap takut ke sekitarnya, nafas nya juga terlihat memburu.

'Ya tuhan, apa Jimin kambuh lagi?'

"Jimin... jangan takut, hyung disini, Jimin tenanglah." Tak ada respo dari Jimin, namjan itu masih seperti orang yang sedang ketakutan.

"Astaga! JIN HYUNG, NAMJOON!!! SEMUA NYA!!! CEPAT KEMARI!! JIN HYUNG!" Teriak Hoseok memanggil semua member, tidak peduli ia teriak tengah subuh begini yang penting satu objeknya adalah Jimin, dengan memeluk tubuh gemetar Jimin, Hoseok terus berteriak sampai semua member datang.

"OMO JIMIN!"

"Jimin Hyung!!"

   Mereka langsung mendekati Jimin, Seokjin menggantikan posisi Hoseok memeluk tubuh Jimin yang masih belum juga berhenti bergetar.

"Jimin hey... tenanglah ini hyung hm... Jimin... hey sudahlah jangan takut kita disini." Ucap Seokjin lembut berusaha menenangkan Jimin. Sedangkan Jimin bergumam tak jelas dengan suara gemetar dan ketakutan.

"Jin hyung, aku rasa ia kambuh lagi, sepertinya ia bermimpi tentang Yoongi hyung yang membuat ia kambuh seperti ini." Ucap Hoseok.

"Namjoon beritahu Sejin hyung dan Taehyung tolong kau hubungi Uisa yang waktu itu pernah merawat Jimin, ppali!" Perintah Seokjin.

"Nee hyung!" Ucap Namjoon dan Taehyung serempak, Jungkook duduk di depan Jimin berusaha untuk menenangkan juga hyung mochi nya ini, Jungkook menggenggam tangan Jimin yang bergetar terasa dingin saat ia genggam.

'Baru seperti ini kau sudah sangat rapuh hyung, bagaimana jadi nya kau saat Suga hyung dinyatakan---'

"Hyung! Mereka akan datang 15 menit lagi." Setelah Namjoon mengatakan seperti itu, tubuh Jimin tiba - tiba saja berhenti bergetar membuat yang lain menatapnya khawatir.

"Jimin~" Panggil Seokjin, perlahan mata Jimin tertutup dengan tubuh yang mulai lemas untung Seokjin setia memeluknya. Seokjin membaringkan tubuh itu dengan perlahan.

"Hyung, apa Jimin hyung pingsan?" Tanya maknae.

"Mungkin saja, baiklah biarkan saja dulu kita menunggu Sejin hyung dan Uisa-nim kesini." Ucap Seokjin.

  Beberapa menit kemudian Sejin datang bersama dokter yang mungkin sudah tak muda lagi, setelah menjelaskan apa yang terjadi dokter langsung memeriksa Jimin sedangkan yang lain menunggu dengan sabar. Setelah beberapa menit dokter pun selesai meriksa Jimin.

"Depresi nya kambuh lagi, mungki mimpi itu mengingatkan nya kembali pada kejadian itu membuat batin nya terguncang kembali di alam bawah sadar nya. Sepertinya kejadian ini akan terjadi lagi, sedikit sulit untuk menyembuhkan nya." Ucap dokter yang sudah mereka kenal, dokter Cho.

"Cho-uisa, apakah ada cara lainnya agar membuat Jimin tidak lagi seperti ini?" Tanya Namjoon.

"Hanya satu orang." Ucap dokter Cho membuat yang lain mengerutkan kening nya.

"Yaitu... Yoongi sendiri."

"Jimin akan terjadi seperti ini karena terus memikirkan hal tentang kejadian itu dan orang yang sering Jimin sebut selalu Yoongi saat penyakitnya kambuh. Aku tahu ini berat tapi... berusahalah mencari sahabat kalian itu, bukan hanya untuk Jimin tapi juga untuk kalian semua." Jelas dokter Cho membuat semua member menundukan kepalanya dan Sejin hanya memperhatikan para membert BTS tersebut.

"Baiklah, aku permisi, jangan lupa terus meminumkan Jimin obat yang ku kasih dengan rutin." Ucap dokter Cho.

"Biarku antar. Aku juga akan pulang dan membertihu kepada Pd-nim, kalian kembalilah tidur pagi nanti kalian harus latihan untuk konser kalian besok." Ucap Sejin dan mereka pun mengangguk.

   Selepas kepergian Sejin dan dokter Cho semua mendekati Jimin yang terbaring damai. Seokjin mengusap kepala Jimin dengan lembut, kenapa ini harus terjadi, pertama Yoongi menghilang dan sekarang Jimin yang harus menderita seperti ini, kenapa harus adik - adik nya yang paling berharga ini yang terkena cobaan tuhan.

"Aku sudah berencana." Semua menoleh ke arah Seokjin.

"Setelah kepulangan kita dari Jepang kita akan mencari Yoongi, bagaimana pun cara Yoongi harus ditemukan walau... mayatnya sekali pun." Ucapan Seokjin membuat member terkejut.

"Seokjin hyung." Ucap Jungkook lirih.

"Nee hyung, aku setujuh." Ucap Taehyung dan dilanjut anggukan semuanya.

   Yah mereka tak bisa berdiam diri saja, mereka juga akan turun tangan mencari keberadaan Yoongi dan membuat Jimin kembali seperti dulu. Mereka akan berusaha mengubah kembali atau menyatukan kembali serpihan kaca yang rusak dan membuat mereka tak membohongi seluruh dunia lagi, mereka berusaha agar Bangtan atau BTS akan kembali dengan anggota tujuh di sebuah panggung besar.

Karena BTS itu bertujuh dan akan selamanya BERTUJUH!







*TBc*

@KTHdinda
16.09.19 Sen♡

Where are You, Yoongi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang