TATAP

36 2 0
                                    

"Emma Charlotte Duerre Watson is born in Paris ....."

Echa tampak tak mengamati pelajaran Bahasa Inggris itu, menangkap nya, namun sedetik kemudian mulai melamun kembali. Menerawang jauh, pikirannya pun kosong. Matanya fokus mengarah pada gedung seberang. Menyadarkan sang guru kalau salah satu murid nya sedang mengamati hal lain.

"Chaa?" Tegur Miss Eka.

Yang ditegur tak memberikan respon apapun, walau Miss Eka sudah memanggilnya lebih dari 5 kali.

Merasa dihiraukan, Miss Eka meninggikan nada suaranya beserta dengan guncangan di pundak Echa.

"ECHAAAA!" Teriak Miss Eka beserta guncangan.
Membuat Echa gelagapan. Tatapan Miss Eka seperti mengintimidasi, mencari cari apa yang sedang dilihat siswinya itu. Namun, Sang guru hanya menemukan seorang siswa sedang berjongkok didepan kelas melakukan gerakan seperti mengikat tali sepatu.

"Kamu ngeliatin siapa Echa?" Tanya Miss Eka, tanpa dijawab oleh Echa pun, Miss Eka sudah tahu, hanya sekedar basa basi saja, takut dirinya salah tebak.

"Ehm, anu Miss anu itu Miss" jawab Echa gugup
"Anu apa Cha? Jangan bikin Reno ambigu dong!" Teriak Ari meledek. Membuat Echa memutar bola matanya jengah.
"Dia lagi ngukur kecepatan angin kali Miss" ucap Ira yang menghasilkan tawa teman teman sekelas.
"Sst.. Saya nanya Echa, jadi semuanya harap tenang."
"Nah Echa, apa yang kamu lihat sampai sampai pelajaran saya terlihat tidak penting?" Tanya Miss Echa sarkas.
"Nothing, Miss" ucap Echa, ia bingung harus menjawab apa lagi.
"Kalau tidak ada yang kamu lihat, silahkan keluar dari kelas ini sekarang!" Seru Miss Eka, yaa guru perempuan yang dikenal paling killer itu. Tak akan bisa dibantah, lagipula tidak akan ada pula yang berani melawannya.

Echa mengumpat kasar dalam hatinya, ingin mengomel pun percuma, karena ini murni kesalahannya.
Dan karena kecerobohannya ia harus berdiri diluar kelas sekarang. Tapi hatinya mengarahkan nya menuju kantin. Kakinya merasa pegal jika harus berdiri terus, lebih baik ia manfaatkan untuk mengisi perut, bukan??

Echa memasuki kantin yang terlihat cukup sepi. Hanya ada beberapa siswa yang sudah pasti siswa siswa tak berpendidikkan, mana ada siswa cerdas yang akan cabut saat jam pelajaran berlangsung.

Berjalan menunduk karena takut kepergok oleh orang orang, menjaga image lah. Karena ia dikenal sebagai murid yang cerdas, jadinya ia tak mau sampai reputasi nya dikenal sebagai siswi yang gemar cabut. Padahal dia bukan cabut, tapi dihukum kan?.

'Bugh' dentuman keras terjadi saat jidat Echa terbentur oleh dagu seseorang, membuat Echa mengaduh kesakitan sambil mengusap usap jidatnya.

"Eh sorry, gue ga sengaja" Ucap Echa sambil terus menunduk.
"Kalau jalan matanya dipakai neng. Sayang sayang dikasih mata sama Tuhan, kalau cuma jadi pajangan" ucapnya yang membuat seisi kantin tertawa.
Echa menatap orang itu. Asing, benaknya. Ia baru melihat orang itu hari ini. Dengan tampilan luka dikening membuat Echa bergidik ngeri. Ia yakin, pasti cowok dihadapannya ini sering melakukan tindakan tindakan yang melanggar norma, seperti tawuran contohnya.

Mata Echa bersatu padu dengan tatapan cowok itu.
"Lu kalau mengagumi malaikat ciptaan Tuhan, engga usah melotot juga kali. Oh atau, mata lu berfungsi untuk menilai kadar ketampanan seseorang ya?" Ucap nya berbangga hati.
"Lu kalau ngomong bawa bawa Tuhan mulu, religius banget ya?" Balas Echa sarkas.

Echa memilih meninggalkan cowok itu daripada harus menatapnya yang membuat Echa semakin jengah.
Sementara si Cowok dibuat terdiam karena ucapan Echa.
"Wah, seorang bad boy abis dibecukkin cewek nih" ucap Andre yang tiba tiba sudah berada disamping cowok itu.

Cowok itu menatap punggung Echa yang kian menjauh.
Mengepalkan tangannya dan melambungkannya ke atas.
"Gue yakin, cewek itu engga bakal nolak pesona gue nantinya."

🍁🍁🍁
Kalau suka silahkan divote kalau tidak suka silahkan dikomen:)

Begitu banyak cara untuk menghargai sebuah karya😊

Terimakasih❤️

@fatmatss_🍁

I M A G I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang