LIRIK

26 2 0
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi namun Echa masih saja berdiri ditengah lapangan. Karena Echa sama sekali tidak menyadari bunyi bel itu. Telinga, mata bahkan otaknya hanya terfikirkan oleh lelaki didepannya itu.

"Muka lu merah, kepanasan atau karena malu?" Ucap seorang perempuan yang berdiri disamping lelaki itu.
"Enggg.. Enggaaa kok kak, ehm, anu kak itu aduh" Balasnya gugup.
"Anu apa? Ngomong yang bener dong, atau lu mau kenalan tapi ngga berani ya?" Tanya lelaki itu.
"Kenalin, nama gue Juna, Je u en a, bukan Arjun" Sambungnya sambil menjulurkan tangan.
Ucapannya tadi membuat teman temannya yang ikut menyaksikan kejadian tadi tertawa keras bahkan ada yang tertawa meledek.
"E, Echa kak, maaf ya kak salah panggil" Balasnya sambil tersenyum kaku dan membalas juluran tangan Juna.
"Engga masalah, tapi gue mau bilang."
Juna memajukan badannya berada dekat sekali dengan Echa, mengikis jarak diantara mereka.
Echa menutup matanya, jantungnya sudah berporak poranda didalam sana. Wajahnya sudah memerah akibat ulah Juna yang ia tidak mengerti akan melakukan apa.
Juna mendekatkan wajahnya kearah telinga Echa dan membisikkan,
"Tangan lu dingin, muka lu merah, degup jantung lu kedengeran, kalau suka bilang, sesuatu yang dipendem sendirian itu bakalan sakit. Oke?" Bisiknya sambil mengacak rambut Echa.

Echa membuka matanya dan bergegas lari dari lapangan. Menuju arah kelasnya dan berkoar koar sambil meloncat dan berputar putar. Tidak menyadari kalau pelajaran kimia dikelas itu sedang berlangsung.

Semua tatapan mata tertuju kearah Echa, Ira dan Rani sedikit cemas, takut kalau Echa akan kena omelan bahkan hukuman. Echa masih terus saja asik meloncat, tak menyadari jika Bu Titi telah memanggilnya.
Karena kesal, Bu Titi menjewer telinga Echa, membuat Echa tersadar dan merasa lebih malu lagi dari insiden yang telah terjadi beberapa menit lalu.

"Echa! Kamu telat pelajaran selama 24 menit, lalu berteriak masuk kedalam kelas saya membuat kegaduhan, tanpa salam. Sekarang kamu tidak boleh mengikuti jam pelajaran saya, dan temui guru piket hari ini dan tanyakan apa tugas yang sudah ibu kasih buat kamu!" Jelas bu Titi sambil melotot seperti ingin memisahkan antara bola mata dengan kelopaknya.

"Baik bu" balasnya.

Echa berjalan menuju kearah meja guru piket yang berada didepan kelas 11 IPS 1.
Tak menemukan guru piket disana, akhirnya ia memutuskan untuk pergi keruang guru dan bertanya siapa guru piket hari ini.

Tok tok
Suara pintu diketuk membuat guru guru yang berada didalamnya mempersilahkan masuk.

Tanpa menunggu lama, Echa bergegas masuk keruangan itu, mencari guru yang sekiranya ramah ketika diajak berbicara. Tujuannya adalah ibu Ghina, guru Sejarah. Namun, belum sampai di meja bu Ghina, matanya menangkap seseorang yang sedang duduk dihadapan pak Rudy sambil memegang sebuah kertas dan ballpoint.

'Pasti dihukum deh' Benak Echa.

Tak mau memikirkan itu, Echa bergegas menuju meja Bu Ghina.

"Permisi ibu, hari ini guru piket siapa ya?" Tanya Echa sopan.

"Guru piketnya saya"

Yang menjawab bukanlah bu Ghina melainkan pak Rudy.

"Kamu nyari saya pasti karena disuruh bu Titi ya? Saya disuruh ngasih tugas matematika ke kamu, tapi soalnya masih dibikin jadi perkiraan besok saja kamu temui saya lagi, karena ini sudah mepet masuk jam pelajaran akhir. Paham?" Jelas pak Rudy

Echa hanya membalasnya dengan anggukan. Dan kembali berjalan kearah pintu. Sebelum menutupnya, ia berbalik. Matanya melirik seseorang yang ternyata sedang menatapnya.

'Oh dia' benaknya.

🍁🍁🍁

Kalau suka boleh divote, kalau ada bagian yang tidak suka, silahkan di komen.

Begitu banyak cara untuk menghargai sebuah karya😊

Terimakasih❤️

@fatmatss_🐣

I M A G I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang