Part 3

35.6K 1.1K 22
                                    

Mulai part ini panggilan nada berubah jadi Alvin yaa

Akhirnya Kikan memutuskan mengikuti Alvin. Kikan merasa dongkol dengan kelakuan Alvin yang menurutnya seperti anak kecil. Hanya perihal kasur saja. Membuat mereka berdua kini dalam taksi menuju hotel yang entah apa namanya. Karena Kikan tidak bisa berbahasa korea selain kata hai dan terima kasih.

Selama ini jika Kikan berkunjung ke korea. Alvin yang selalu menjadi tourguide nya. Kikan melirik alvin yang malah sibuk dengan ponselnya. Melihat ponsel, Kikan jadi teringat pesan dari nenek Alvin yang harus ia sampaikan.

"Vin, Grandma bilang, dia mau ketemu kamu" ucap Kikan menyampaikan pesan dari wanita paruh baya yang akhir-akhir ini sering bertanya tentang alvin padanya. "Katanya kita disuruh makan bersama di mansion nenekmu" lanjut Kikan dengan telunjuk mengetuk- ngetuk dagunya.

"Aku tau, acaranya akhir minggu ini". Alvin menghela nafas lelah. Melirik ponselnya yang kini menampilkan kotak pesan. Dengan tanda sudah dibaca. Pesan itu berasal dari grandma.Grandma Eva. Ia biasa memanggilnya seperti itu.

Eva merupakan nenek dari ibu kandung Alvin. Sebenarnya selama ini tanpa Alvin sadari, banyak mata- mata yang mengawasi aktivitasnya setiap hari. Mereka memantau dengan sangat profesional. Buktinya hampir belasan tahun ia tidak menyadarinya. Entah apa maksud Eva memata-matai cucu nya itu.

Kembali melirik pesan. Memaksa matanya membaca pesan dalam hati. Pesan yang berisi paksaan untuk menghadiri makan malam. Dengan tambahan sederet ancaman jika ia tidak datang. Badannya mulai ia sandarkan pada punggung kursi taksi. sebelum ia kembali melanjutkan. "Sepertinya orang tuaku juga akan ada disana, kita akan pergi ke Arizona besok".

"Besok...... oh my God gila, apa kau tau Arizona itu jauh". Kikan mengacak rambutnya frustasi yang justru malah terlihat lucu bagi Alvin. Sebenarnya ia sendiri tidak tega pada sahabatnya itu. Tapi Alvin butuh Kikan disampingnya. Setidaknya keberadaan Kikan membuat Alvin bisa berpikir jernih.

Mereka pun sampai di hotel yang dituju. Alvin turun terlebih dahulu dan menunggu sang supir menurunkan barang barangnya. Ia melirik Kikan yang masih di dalam taksi seperti enggan untuk turun. Kini Kikan malah terlihat melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku berada di sekeliling orang orang kaya, yang menganggap naik turun pesawat sama seperti naik turun taksi" masih dalam mode kesalnya. Alvin menaikkan alis matanya sebelah dan mulai tersenyum miring. "Kalau kamu gak suka, gak ikut juga gpp" ucap Alvin. "tapi kalau kamu ikut, aku akan mengabulkan permintaanmu yang dari dulu ingin ke club di distrik gangnam. gimana, mau gk?" ucap Alvin mencoba bernegosiasi. Karena tentu saja ia tidak mau pergi sendiri. Dan demi mewujudkan keinginannya Alvin juga harus mengabulkan Permintaan Kikan yang terus merengek mengajaknya k club selama 3 tahun terakhir ini. Anggap aja biar impas batin alvin.

Mata Kikan langsung berbinar mendengar penawaran Alvin. Tanpa babibu Kikan langsung turun dari taksi dan menarik Alvin untuk masuk ke dalam hotel. Tak lupa juga ia menarik kopernya. Setelah Alvin membuka pintu kamar hotel. Kikan langsung terkagum-kagum dengan kamar hotel yang dipilih Alvin.

Kamar suit eksklusif yang dipesan Alvin bernuansa putih dan gold. Dikelilingi kaca-kaca besar yang memperlihatkan pemandangan distrik gangnam kota seoul. Tak lupa di belakang tempat tidur terdapat ruangan luas yang Kikan yakini sebagai ruang tamu karena ada sofa berwarna abu .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lost Time (Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang