Mata kamu?

27 6 0
                                    

Tok tok tok

"Sayang kamu udah bangun belum?" Audry mendekatkan telinganya ke daun pintu dihadapaannya. Tak ada sahutan dari dalam kamar. Tapi samar samar terdengar suara gemericik air, Audry meyakini dalam hati kalau putrinya pasti sudah bangun. Sekarang sudah pukul 05.10, niat hati ingin membangunkan sang putri untuk shalat subuh ternyata tak perlu ia lakukan lagi karena putri kesayangannya itu sudah bangun.

Audry berlalu dari kamar putrinya dan turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan pagi bersama asisten rumah tangga. Audry memang lebih suka memasak sendiri karena baginya jika tak memasak untuk keluarga maka belum menjadi seorang ibu rumah tangga yang sempurna.

****

Di dalam kamar, Nisa sedang menyusun rosternya setelah ia shalat subuh tadi.

"Mana dah buku gue? Perasaan tadi malem gue taroh di atas meja, kok bisa ga ada sih?" masih pagi Nisa sudah mengomel sebab kehilangan buku. Perasaan ia sudah merosternya tadi malam sebelum tidur dan ia letakkan di atas meja belajar tetapi saat ingin memasukkan ke dalam tasnya pagi ini, bukunya sudah tidak ada ditempat? aneh kan?

Sudahlah! Ia sudah kesiangan gara gara buku itu, tidak terlalu penting memang tetapi Nisa tidak bisa jika tanpa buku itu.

"Dek lo ngapain sih? Lama banget? Gue lumutan tau nunggu lo di bawah! Malah perut udah keroncongan!" Azka, abangnya yang tiba tiba nongol di pintu kamarnya hampir saja membuat Nisa menjerit.

"Astaghfirullah! Yaudah sih kalau mau makan tinggal makan aja! Susah banget!" Nisa kesal dua kali lipat. Pertama karena bukunya yang menghilang tanpa jejak dan kedua karena abangnya yang nongol tiba tiba didepan pintu kamarnya.

"Huuh dasar cewek! Pms ngga pms sama aja! Marah marah mulu kerjaannya!" Azka menggeleng geleng kan kepalanya dan berlalu dari kamar Nisa. Ia tau kalau adiknya sedang kesal. Ketahuan dari nada bicara adiknya yang agak sewot.

Setelah melihat kakak nya berlalu dari daun pintu Nisa langsung menghampiri kaca, melihat keadaan matanya. Astaghfirullah! Kan nih mata bengkak kan! Bego banget sih Nisa!! Cuma gara gara sapu tangan ngilang aja mata lo bisa kek begini!? Rutuk Nisa kesal. Ia berdecak dan mengambil tas sekolahnya. Ia memakai kacamata oval dengan batang hitam favoritnya. Kacamata itu ia pakai kalau sedang belajar saja untuk membantu penglihatannya yang sedikit bermasalah.

****

"Tuh bocah nya mah!" semua yang ada di meja makan langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Azka.

Nisa menuju ke arah meja makan untuk sarapan.

"Pagi bun pah bang!" sapa Nisa ceria seperti biasa. Azka memandangnya dengan tatapan heran.

"Lah? Tumben pake kacamata?" kening Azka berkerut sembari mulutnya mengunyah roti selai kacang miliknya.

Nisa yang baru duduk di samping mamahnya menatap heran. "Kenapa emangnya? Tambah cantik kan aku?" ucap Nisa ketus.

"Kenapa sih kalian? Masih pagi loh! Udah adu mulut? Mamah kan ga pernah ngajarin buat berkelakuan seperti itu kan?" Audry membuka suara, ia memandang dua anaknya. Yang satu jahil yang satu jutek. Benar benar paduan yang pas, batinnya.

RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang