Upaya permintaan maaf

4 3 0
                                    

Happy reading gays
Jan lupa tinggalkan jejak-jejak petualang..eh?

☁☁☁

"Nis...Niss-shaa.. Gila ya lo!"

"Apasih Mir? Dahlah gue males."

"Ampun dah Nis, jan ngambek-ngambek gini. Capek gue!"

Mira mengatur nafasnya susah payah. Akibat mengejar Nisa yang ngambek karena ia tolak mengajarkan Nisa naik sepeda motor.

"Sumpah deh Nis. Gue bukannya ga mau cuma gue ngeri aja sama ngab lo itu.." rayu Mira yang jelas-jelas tidak akan di dengar oleh Nisa.

Masa bodo! Nisa sebel. Nisa gondok dan Nisa badmood.

"Bodok!" juteknya kemudian berlalu meninggalkan Mira di belakang.

"Ampun dah" Mira mengusap-usap dadanya. Demi apa dia punya temen modelan begini. Untung sayang kan?

Dengan lesu dan niat yang sudah terkikis, Mira melangkahkan kaki nya menyusul Nisa.

Masih jalan beberapa langkah, dirinya di hadang oleh sosok tinggi nan tegap yang rupawan yang justru malah di takuti di sekolah nya.

"Kenapa?"

"Hah? Ma-maksudnya kak?" gugup Mira. Demi apapun Mira juga jedag-jedug ga jelas. Takut euuyy. Auranya itu looh errrr bangett.

Tampak cowok di hadapannya ini berdecak. Kemudian dengan gestur matanya yang mengarah ke tempat Nisa berlalu, ia memberi kode.

Otak Mira mendadak kaku. Eh? Apaansih maksudnya nih makhluk handsome?

Mira mengernyitkan dahinya. Bingung dan gelisah bercampur aduk.

Sekali lagi cowok di hadapannya berdecak. Tampak sebal menghadapi Mira yang sungguh tidak connect dengan kode-kodean miliknya.

"Temen lo!" ucapnya akhirnya.

Mira ber-oh ria. Nanya Nisa toh.

"Emm-anu kak..eh--gimana ya.." Mira ragu untuk memberi tahu cowok di hadapannya ini.

Untuk apa coba cowok itu bertanya? Akrab dengan Nisa saja ia tidak pernah lihat. Malahan dari cerita-cerita Nisa, cowok ini adalah musuh untuk Nisa.

Terdengar decakan dari mulut cowok itu, gemas melihat Mira.

Mira yang mendapat tatapan tidak menyenangkan itu merasa terintimidasi. Sungguh cowok di depannya ini membuat jantungnya deguen-deguen ga jelas.

"Temen lo kenapa?" tanya Runa sekali lagi. Nada suara nya tegas.

Sudah tau siapa cowok itu kan?

Memberanikan diri Mira menatap kembali lawan bicara nya.

"Emang kakak mau ngapain?" tanya Mira. Air muka nya sudah berubah flat dan sinis.

Mira masih bisa mengontrol dirinya saat tadi di koridor ini masih sepi. Sekarang? Jangan harap!

"Urusan nya sama lo apa?" ketus Mira. Tatapan tidak suka jelas-jelas di layangkan untuk Runa.

Runa? Jangan tanya. Ekspresinya sulit terbaca. Hanya tampang datar dan tatapan yang tertuju pada Mira.

Tanpa menunggu apa pun Runa berlalu pergi. Percuma ia berbicara dengan gadis satu itu. Tidak akan ada gunanya.

☁☁☁

"Mana sih jemputan gue?" Nisa misuh-misuh di depan gerbang sekolah.

Sudah rusak mood nya seharian ini karena sahabat comel satu-satunya. Siapa lagi? Ya Mira lah.

RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang