6. Cable Car

1.4K 175 17
                                    

"Ketua telah memutuskan salah satu perwakilan dari kalian untuk ikut bersama dengan kami untuk melihat pembangunan rumah sakit di daerah XXX" Jelas sang sekretaris bernama Lay Zhang yang Luhan yakini dari dulu pasti Lay orang China asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketua telah memutuskan salah satu perwakilan dari kalian untuk ikut bersama dengan kami untuk melihat pembangunan rumah sakit di daerah XXX" Jelas sang sekretaris bernama Lay Zhang yang Luhan yakini dari dulu pasti Lay orang China asli.

Saat ini Luhan tengah mengikuti rapat dadakan yang dipimpin oleh Lay selaku sekretaris Sehun. Luhan gak mood banget buat ngikutin rapat dadakan ini karena kepikiran sama jadwal operasi yang udah menunggunya sekarang tapi kayaknya jadwalnya tergantikan sama orang lain dah.

"Ehmm... dokter Arlen apakah dokter bersedia untuk ikut dalam melihat perkembangan pembangunan rumah sakit?" Luhan yang dari tadi bengong aja tiba tiba jadi kaget karena namanya tiba tiba disebutkan.

Luhan jadi linglung gitu. Matanya ngelirik kesana kemari buat nyari bantuan tapi sayangnya nihil temannya, Dyo pun gak mau bantuin dia.

"Ahh i-itu-" Luhan bingung jawabnya, dia mau nolak tapi kayaknya gak bisa. Soalnya dia udah di tatap sinis sama Lay. Jadi takut dong dia.

Luhan ngehala nafasnya pelan. Mau gak mau dia harus tetap ikut dari pada kena SK cuma gara gara ini. "Baiklah saya akan ikut dengan kalian"

Lay tersenyum menang. "Saya akan menjemput anda setelah jam makan siang, jadi persiapkan diri anda"

Luhan ngangguk setelah itu Lay berserta para bodyguardnya pergi dari ruang rapat tersebut dan menyisihkan beberapa orang saja.

"Parah sih gak mau bantuin saya buat nolak tawaran pak Lay" Protes Luhan ke Dyo.

Dyo cuma naikin alisnya sebelah. "Gak papa kali hitung hitung buat refreshing aja ngelihat pemandangan asri. Katanya sih rumah sakit barunya di daerah yang sejuk sejuk gitu"

"Tapi tetap aja mager tau, kamu kaya gak tau aja kalo temen kamu itu sukanya rebahan di kasur".

"Iyah suka rebahan hampir badannya mirip kayak kasur" Kata Dyo sambil pergi ninggalin Luhan yang merengut karena gak terima di katain gendut secara gak langsung sama temennya itu.

🏘🏘🏘

"Bagaimana kamu sudah siap?" Tanya Lay ke Luhan yang lagi ngerapihin kemeja warna navy plus jas dokternya.

Luhan ngangguk ogah ogahan. "Sudah siap"

"Oh yah kamu berangkatnya gak bareng sama saya kamu berangkatnya dengan ketua" Mata Luhan ngebola sempurna kala Lay mengucapkan kata 'ketua'.

Luhan baru inget. Mana ada dokter yang ikut turun ke lapangan emang dokter siapa buat ngelihat lihat pembangunan rumah sakit. Ini mah akal akalan si Sehun aja kali buat deket deket sama dia. Bukannya Luhan kepedean nih yah. Tapi emang begitu yang dia rasain selama minggu minggu ini.

Untung aja boss coba kalau bukan udah Luhan jual kali ginjalnya buat pulang ke China. Mon maap Luhan tuh miskin setelah habis beli rumah.

"Ah saya gak enak kalo harus bareng dengan ketua" Keluh Luhan. Kali aja Lay luluh dengannya.

Duda Tetangga Sebelah; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang