14. Started

977 129 6
                                    

Setelah memohon kepada Xiumin untuk tidak pindah rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memohon kepada Xiumin untuk tidak pindah rumah. Akhirnya Luhan diizinkan untuk tetep tinggal di rumahnya itu yang tetanggaan dengan Sehun. Perjuangan untuk meluluhkan hati ibunya gak sia sia, tangisan yang Luhan keluarkan selama seharian penuh saat bertemu ibunya di loby hotel penginapan yang ibunya tinggali.

Gak tanggung tanggung Luhan nangis bak anak kecil disana. Didepan para client ibunya, Luhan menangis disana. Luhan bener bener gak peduli biarin orang menganggap dia orang gila pada hari itu, dia gak peduli yang terpenting dia gak pindah dari rumahnya itu!

Saat itu ibunya, Xiumin bener bener gak bisa berkutik lagi. Didepan para client nya Luhan menangis sangat keras disana. Luhan tidak tau seberapa malunya dia saat itu. Xiumin tidak mau mengatakannya yang ada anaknya itu nanti malah sakit hati kepadanya. Jadilah Xiumin lebih memilih mengizinkan Luhan tinggal disamping rumah yang Xiumin anggap orang jahat.

"Hai Sehun" Sapa Luhan dari pagar pembatas rumah mereka.

Sehun mencoba meyakinkan penglihatannya kepada orang yang mengatakan akan pindah beberapa hari lalu. "Luhan, kamu gak jadi pindah?"

Luhan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Gak jadi lah, mana mau saya pindah. Rumah ini kan hasil kerja keras saya sebagai dokter"

Sehun menganggukan kepalanya kemudian melirik jam tangannya. "Oh astaga saya telat. Ehhmm... Luhan maaf saya harus pergi"

Luhan menatap kepergian Sehun menggunakan mobil mewah hitamnya, dia melihat mobil tersebut yang mulai hilang di perempatan jalan sana.

Sehun sedikit berubah. Pria tampan itu berubah menjadi pria dengan sifat dinginnya. Luhan tidak mengerti. Apa dia punya salah yang tanpa Luhan sadari sudah membuat Sehun tidak nyaman?

"Padahal mau ngasih kotak bekel buat Sehun tapi udah pergi duluan" Kata Luhan sambil menatap kotak bekel berwarna biru di tangannya.

Guanlin keluar dari rumahnya dengan seragam khas sekolahanya yang melekat di tubuhnya. Seketika matanya menangkap Luhan yang sedang berdiri termenung sambil memegang kotak bekal.

Guanlin menghampiri Luhan. "Kak Luhan"

"Oh hai Bryan" Sapa Luhan dengan senyumnya.

"Ehm... apa ayah sudah berangkat kerja?" Kata Guanlin.

Luhan menatap sekilas Guanlin kemudian mengangguk. "Yah barusan berangkat. Kenapa? Kamu ditinggalin sama ayah kamu?"

Dengan wajah tengilnya Guanlin berkata "Gak kok, Bryan mah anti sama yang namanya di anterin itu mah kayak anak tk pake segala dianterin"

"Anak tk wajar kali di anterin karena dia kan belum tau jalan jadi yah harus dianterin, kamu juga belum tau jalan juga bakal dianterin sama ayah mu itu" Jelas Luhan.

Guanlin melirik kotak bekal yang berada di genggaman tangan Luhan. "Kak Luhan kerja bawa bekel, udah kayak anak sd aja sih"

"Kamu tuh bawel banget sih! Suka suka saya dong mau bawa bekel apa gak lagian emang ada undang undangnya kala orang kerja gak boleh bawa bekel" Kesel Luhan sama Guanlin.

Guanlin ngerucutin bibirnya. "Kenapa sih, kak? Orang Bryan nanya doang kok kesel gitu. Kenapa sensitifan amat dah hari ini"

Luhan mikir eh iyah kenapa dia jadi marah marah ke Guanlin tanpa alasan. Oh yah ada alasannya anak ini mirip sama si Sehun sih jadi kesel aja bawaannya. "Yah udah sih maap"

"Kak bolos yuk" Kata Guanlin yang bikin Luhan shock.

"Eh apaan dah kamu! Gak boleh bolos gimana negara ini mau maju kalo rakyatnya macem gini"

Guanlin naikin alisnya sebelah. "Lah kayak gak pernah bolos aja"

"Saya emang gak pernah bolos semasa hidup saya" Kata Luhan.

"Yah udah kali ini aja yang pertama dan terakhir Bryan udah nyusun rencana bolosnya" Kata Guanlin sambil menarik Luhan keluar dari halaman rumahnya terus lari menuju halte.

🏘🏘🏘

Luhan menghembuskan nafasnya pelan saat ia sudah berada di sebuah perpustakaan yang lumayan sepi kayaknya cuma dia doang dah yang ada disini.

Guanlin? Anak itu tiba tiba menghilang begitu aja setelah nganterin Luhan sampe pintu masuk perpustakaan. Katanya si ada seseuatu yang harus dia kerjakan.

Astaga ini orang ngajak bolosnya malah ke perpustakaan. Si Guanlin kalau niatnya mau belajar yah sekolah aja kali. Luhan tuh anti banget sama perpustakaan.

"Bryan, jangan maen maen ah keluar kamu lah, saya takut nih" Suara Luhan menggema di setiap sudut ruang perpustakaan.

Luhan mulai berjalan perlahan tanpa dia sadari dia udah jalan melewati 4 rak buku yang lumayan jauh keberadaannya dari pintu masuk.

Jetrekk

Semua lampu yang berada di perpustakaan jadi padam.

Luhan panik, dia mulai mencari jalan keluar karena ia udah tersesat di perpustakaan besar ini. Luhan mulai berlarian dengan sangat tergesa gesa sampe nabrak rak buka dan bukunya pada berjatuhan.

"Gak suka gelap harus ada lampu disetiap sudut ruangan"

"Kamu cantik banget kalo kena cahaya begini"

"Gege awas ada truk didepan"

Bruk

Luhan ambruk, terjatuh sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Sekilas bayangan masa lalu mulai menghampiri ingatannya. Luhan terduduk di lantai antara rak buku di perpustakaan.

"Luhan, kamu gak kenapa kenapa kan?"

Luhan menetralkan penglihatannya tapi sayangnya nihil, dia mulai jatuh pingsan di pelukan seseorang.

EXO is EXO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EXO is EXO

Duda Tetangga Sebelah; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang