19. Kejujuran

1.1K 128 5
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

LUHAN"

Semua atensi langsung teralihkan kepada seseorang yang baru datang di kamar rawat inap Luhan.

"Mam" Lirih Luhan menatap orang tersebut, Xiumin dengan tatapan sendunya.

Xiumin langsung menghampiri Luhan yang tengah terduduk di bangsal rumah sakit setelah itu memeluk anak semata wayangnya itu dengan sangat erat. "Lulu, kamu gak papa kan? Gak ada yang luka kan?"

"Lulu fine, mam" Kata Luhan dengan senyum manisnya.

Xiumin melirik Kyungsoo dan Sehun yang tengah berdiri sedari tadi, dia menatap tajam Sehun. "Kenapa kamu ada disini?"

Luhan menggenggam lembut tangan Xiumin. "Mam, biarkan Sehun disini sebentar ada sesuatu yang harus Lulu obrolin dengan Sehun"

"Tapi Lu-"

Luhan mengangguk sambil tersenyum meyakinkan sang ibu bahwa dia tidak apa apa.

"Ayo mam, kita beri waktu untuk mereka" Ajak Kyungsoo sambil menarik lembut tangan Xiumin kemudian mengajak Xiumin pergi dari ruangan tersebut.

Dan tersisa lah Luhan dan Sehun yang masih terdiam dengan pikiran mereka masing masing.

"Pantasan kalian tidak asing di ingatan ku dan ternyata ada something yang terjadi diantara kita semua" Kata Luhan membuka obrolannya dengan Sehun.

Sehun menatap Luhan yang sedari enggan menatapnya. Sehun masih bungkam, dia tidak tau harus menceritakan semuanya dari mana tentang masa lalu mereka.

Luhan berusaha mengambil gelas yang berisikan air minumannya karena jaraknya yang sedikit jauh Sehun yang menyadari itu segera membantu Luhan. "Terimakasih"

"Bagaimana kamu menceritakannya? Kamu pernah bilang jika saya sudah mengingat sesuatu tentang kamu mau pun yang lainnya, kalian akan menceritakannya. Jadi, ceritakan lah"

Sehun menghembuskan nafasnya pelan setelah itu tersenyum. "Bagian mana yang kamu ingin tau?"

"Bagaimana kamu bisa sekejam ini dengan kekasih mu? Kamu bahkan mengikat diri saya di ranjang tanpa ada rasa kasihan sedikit pun? Apa kamu sedang di rasuki oleh makhluk gaib? Apa kamu tidak melihat saya memohon dengan tangisan memilukan? Dan kamu tidak percaya kepada saya bahwa saya hamil anak kamu?!" Teriak Luhan, dia benar benar meluapkan emosinya kepada Sehun.

Sehun hanya bisa memejamkan matanya, menunduk pilu kala mendengar rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh Luhan.

Sehun menggenggam tangan Luhan dan untungnya Luhan tidak menghindari itu. "Maafkan saya hari itu. Itu semua karena taruhan yang direncanakan oleh teman saya-"

"Beberapa minggu setelah kejadian itu kamu bilang kepada saya bahwa kamu hamil. Awalnya saya tidak percaya bahwa kamu mengandung anak saya dan setelah saya mengetahui kebenarannya lewat mam, saya tidak tau harus melakukan apa karena setelah saya bertemu mam pada hari itu dan seterusnya mam tidak bisa diajak bertemu, mam dan kamu hilang begitu saja-"

Duda Tetangga Sebelah; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang