11. Memori

1.1K 155 11
                                    

Luhan termenung di ruang kerjanya sambil mengetuk ngetukan jarinya ke meja kerjanya dengan berbagai pikiran yang menghantuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luhan termenung di ruang kerjanya sambil mengetuk ngetukan jarinya ke meja kerjanya dengan berbagai pikiran yang menghantuinya.

Ini bener bener aneh, saat dia pertama kali lihat Baixian, Luhan rasa tuh dia kayak udah pernah kenal lama. Dan juga Sehun, Luhan merasa gak asing sama muka Sehun saat pertama kali ketemu di malam hari itu saat Luhan ngebantuin ibu ibu lahiran. Mikirin semua itu malah buat Luhan sakit kepala sekarang.

Luhan langsung nyari obat sakit kepalanya yang biasa ia minum di tas ranselnya.

"Ayo pulang, Lu" Kata Kyungsoo sambil megang bahu Luhan.

Luhan yang habis minum obat langsung nganggukin. "Ayo dah"

Kyungsoo sama Luhan lagi sibuk bebenah barangnya di meja kerja masing masing. Luhan ngelirik sedikit Kyungsoo yang lagi sibuk sama tasnya. Nah ini adalah kesempatan bagus buat nanya nanya soal silsilah keluarga Sehun.

"Kyungsoo" Panggil Luhan

"Heum?" Dehem Kyungsoo sebagai jawabannya.

"Itu tadi pagi gue ketemu sama mantan suaminya pak Sehun, namanya Baixian Byun kayaknya orang china"

Kyungsoo natap Luhan yang lagi ngegamblok tas ranselnya. "Baixian Byun?"

Luhan ngangguk. "Iyah, Baixian Byun"

Kyungsoo diam, Luhan bingung dong kenapa temennya tiba tiba diem begini. "Kyung?"

"Kamu pasti kenal banget dong sama keluarga pak Sehun karena kamu kan udah temenan lama sama pak Sehun. Kasih tau aku sedikit dong silsilah keluarga pak Sehun" Kata Luhan sambil natap Kyungsoo yang ada di sampingnya.

Kyungsoo jalan ngeduluin Luhan buat keluar dari ruangan tersebut. "Aku gak berharap kalo dia bakal nanyain ini"

"Haah?! Kamu ngomong sesuatu?" Tanya Luhan yang ngekorin Kyungsoo.

"Udah ah gak penting ngomongin keluarga mereka" Kata Kyungsoo.

Luhan cemberut. "Ih bukannya gitu aku penasaran banget soalnya sama mereka. Soalnya tuh mereka semua termasuk kamu kayak gak asing di memori ku walaupun kita baru kenal 3 bulan yang lalu"

Kyungsoo ngehembusin nafasnya pelan. "Terserahlah. Nih yah kalo ada memori memori yang nyangkut di otak kamu tentang aku, pak Sehun atau yang lain langsung kasih tau aku, okay?"

Kyungsoo pergi ninggalin Luhan yang masih bingung dan berusaha mencerna kata demi kata yang diucapkan sama temennya itu. Kyungsoo gak mau nyeritain semua yang pernah terjadi di kehidupan Luhan, Kyungsoo mau kalau anak itu nginget sendiri semua memorinya yang hilang.

"Apa sih yang gue gak tau ini?" Gumam Luhan sambil menatap punggung Kyungsoo yang sudah menghilang di tikungan rumah sakit.

🏘🏘🏘

"What? Amnesia sementara tapi sampe sekarang belum sembuh? Sangat aneh" Kata Baxian gak percaya.

Sehun natap dingin Baixian yang berada di depannya. "Kamu yang membuatnya begitu jangan pura pura kaget"

"Bukan aku yang melakukannya, Sehun. Dan ini juga karena kebodohan kamu yang tidak mempercayainya dan pergi meninggalkannya dulu saat-"

Sehun menyela perkataan Baixian. "Baixian silahkan kamu pergi dari ruangan ku. Pintu keluarnya ada dibelakang mu"

Baxian menatap kesal Sehun. "Kejadian 17 tahun yang lalu bukan kesalahan ku. Ada orang lain yang membuat skenarionya, Sehun!"

Baixian pergi meninggalkan ruang kerja Sehun setelah mengucapkan perkataannya dengan hati yang kesal. Sehun menghembuskan nafasnya kasar.

"Kamu sengaja melupakannya agar hati mu tidak sakit lagi atau kamu benar benar melupakan semuanya" Gumam Sehun sambil menatap sebuah photo usang yang dia ambil dari laci kerjanya.

Sehun menyesali perbuatannya 17 tahun yang lalu. Selama itu Sehun tidak bisa tidur dan beraktifitas dengan tenang. Si tampan selalu teringat kelakuannya dulu kepada pria manis tersebut, mengingat bagaimana dulu dia menyakiti hati si manisnya itu sampai menangis dengan gak punya hatinya dirinya malah meninggalkannya di tengah hujan deras.

Sehun selalu menyembunyikan semua masalah itu kepada Guanlin agar anak itu tidak terlalu khawatir dengan dirinya.

Walaupun Guanlin punya jiwa bar bar seperti ibu kandungnya tapi anak itu selalu mengkhawatirkan dirinya walaupun penyampaiannya secara gak langsung.

"Anak kita udah tumbuh besar, sama kayak kamu bar bar banget bapaknya sendiri di jahilin" Kata Sehun sambil ketawa hambar.

Rasanya sangat sakit bila mengingat memori masa lalunya. Semua itu tidak bisa lepas dari kehidupannya.

Tanpa Sehun sadari air matanya mulai berjatuhan membasahi photo usang tersebut. Semua yang dulu pernah mereka lewati itu adalah perjuangan dari si manis sendiri.

Kebodohannya di masa lalu Sehun tidak akan mengulanginya lagi. Saat ini Sehun hanya ingin terfokuskan kepada cinta lamanya yang akhirnya kembali dengan pertemuan gak sengaja mereka. Dan yang saat ini yang sedang Sehun jalani adalah berpura pura baru mengenalnya saja agar dia bisa berada didekat si manisnya dulu.

Halo! Ini cerita tuh jadi ga jelas alurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo! Ini cerita tuh jadi ga jelas alurnya... alurnya udah kemana tau jadi yang masih baca ini story terimakasih banyak. Dan maaf buat alur yang gak jelas ini. Maaf gak sesuai ekspektasi kalian 😊

EXO is EXO

Duda Tetangga Sebelah; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang